22 - Partner In Crime

1.4K 132 52
                                    

Sepasang mata tajam miliknya tanpa henti terus memperhatikan setiap pergerakan seseorang yang menjadi fokusnya sejak tadi. Seakan mengabaikan keramaian yang mengelilingi, ia tetap berdiri di tempatnya, meskipun terhalang sebuah bingkai jendela berukir. Bibirnya memang terkunci rapat, namun tidak dengan pikirannya yang tengah berkecamuk hebat.

"Hey, apa yang sedang kau lakukan?"

Sentuhan pelan di pundaknya seketika membuat Perth tersentak, seakan menarik kembali kesadarannya ke sebuah restoran yang ramai di sabtu siang.

"Apa yang kau lihat?", Joong, pemuda berperawakan tinggi itu mengikuti arah pandang Perth, sebelum kemudian tersenyum melihat dua orang pria yang sedang berbincang di meja yang berada di pojok ruangan. Kedua orang yang sudah pasti bukan hanya datang untuk sekedar makan.

"Ah, kau sedang memperhatikan pria yang bersama bos kita?", tanya Joong antusias, namun bagaikan angin lalu, tidak kunjung ada jawaban yang didapatnya dari si lawan bicara.

"Hey.. Perth?"

Perth masih mendengar dengan jelas ketika namanya disebut, namun tidak berniat untuk memalingkan pandangannya dari seorang pria dewasa yang sedang bersandar penuh pada kursi. Dalam diam ia sedang menerka situasi seperti apa yang sedang dihadapinya saat ini.

"Kau ingin tahu siapa dia?"

"..."

"Namanya Zee. Sejak dua bulan yang lalu, ia merupakan owner restoran ini bersama Tuan Dome..", jelas Joong seakan bisa membaca pikiran, dan itu berhasil membuat Perth langsung menatapnya dengan mata membulat sempurna.

Takdir macam apa ini? Diantara jutaan restoran di muka bumi, pun begitu dengan banyak orang yang ia temui, kenapa dirinya harus bekerja di restoran milik pria yang diketahuinya sebagai mantan kekasih Saint?

"Well, kau akan sering melihatnya di sini.."

Perth merasa semua ini bukan lagi sebuah kebetulan. Sejak detik pertama dirinya melihat Zee duduk di salah satu meja di restoran itu, Perth masih berpikir jika dia hanya merupakan satu dari sekian banyak pengunjung yang datang. Ia tidak ingin berspekulasi apapun, karena sejujurnya kehadiran pria itu tidak lebih dari sebuah kebetulan semata. Ibarat aliran sungai Perth hanya perlu mengikuti alur saja, jika memang situasi mengharuskan mereka bertemu, ya bertemu, jika ia tidak mau, cukup menghindari pria itu. That's it. Simple.

Tapi sial, sepertinya takdir berkata lain.

Owner restoran ini?

Pria itu?

What the fuck.

"Ah, aku akan mengenalkanmu dengannya.."

"Tidak"

Jawaban bernada dingin yang didengarnya membuat Joong langsung terdiam, ia masih belum terbiasa dengan sifat Perth yang seperti ini. Dengan sedikit kesal, Joong melirik pemuda itu yang kembali memperhatikan kedua bosnya dari kejauhan.

"Tsk.."

"Sudahlah, sebaiknya kau kembali bekerja.. Jangan biarkan pengunjung menunggu..", tanpa ingin berlama-lama Joong memutuskan pergi meninggalkan Perth.

"Brengsek"

Perth menghardik keras tetapi bukan pada rekan kerjanya yang menghampiri meja dimana kedua bosnya sedang berbincang. Tetapi pada kenyataan jika Zee menjadi atasannya sekarang. Perth membalikkan tubuh. Entah kenapa tiba-tiba hatinya terasa dibebani oleh sesuatu yang besar. Dulu, ia pernah melarikan diri karena nyaris saja bekerja di restoran milik Zee. Keputusan yang tanpa pikir panjang diambilnya sebelum menandatangi kontrak kerja. Namun takdir yang saat ini terulang sepertinya belum puas jika tidak berhasil menjeratnya dalam gulungan benang kusut dengan pria itu.

ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang