21 - Brotherly Desire

1.1K 117 73
                                    

"Sayang?"

Saint terperanjat, hampir saja menjatuhkan ponsel yang ada di tangannya. Hanyut dalam lamunan membuat dirinya tidak menyadari jika ia kini tidak lagi sendirian di balkon kamarnya yang berada di lantai 2. Saint membalikkan tubuh dan mendapati sang ibu tengah tersenyum sambil menghampirinya.

"Ibu.. Kau mengejutkanku.."

Sang ibu tertawa pelan, membuat garis halus di bawah matanya semakin jelas terlihat, namun kecantikannya sama sekali tidak memudar. Dengan polesan make-up yang natural, bahkan tanpa ada satu pun perhiasaan yang mencolok, hanya dengan gaun selutut berwarna hijau dan rambut panjang bergelombang yang dibiarkan tergerai indah sudah membuat tampilan wanita berusia 47 tahun itu tampak sangat cantik dan elegan. Saint mengulurkan tangannya yang langsung disambut sang ibu dengan genggaman erat.

"Ibu pikir kau masih tertidur.."

"Aku bangun sekitar setengah jam yang lalu.."

"Dan kau tidak menemui ibu?", tanya sang ibu sambil membelalakkan mata besar indahnya. Sepasang mata besar yang sama persis seperti milik putra bungsunya.

"Dua anak lelakiku akhirnya pulang ke rumah. Namun ibu tetap merasa kesepian..", Saint langsung merangkulkan tangannya ke pundak sempit ibunya. Dalam hati ia mengernyit, sudah berapa lama ia tidak bertemu dengan sang ibu? Kenapa tubuh ibunya terasa semakin kecil dalam pelukannya?

"Apa kau tidak merindukan ibu?"

"Tentu aku sangat merindukanmu, bu.. Sangat merindukanmu.."

"Aku merasa lelah karena tugas kuliahku menumpuk akhir-akhir ini..", pemuda tampan itu tersenyum dalam pejaman matanya saat merasakan sang ibu mengelus lembut punggungnya. Sebuah kebiasaan yang dilakukan sang ibu setiap kali ia mengeluh tentang rasa lelah yang mendera tubuhnya, seakan perlakuan sederhana itu mengandung daya magis yang mampu mengusir rasa lelahnya.

"Sesibuk apapun dirimu, kau harus tetap menjaga kesehatan. Selain kau harus makan dengan teratur, kau juga harus mengatur pola tidurmu sebaik mungkin, beristirahatlah jika kau lelah.. Jangan terlalu memaksakan diri, ibu tidak ingin kau jatuh sakit.."

Mendengar respon sang ibu yang sarat akan kekhawatiran membuat Saint merasa sedikit bersalah, karena apa yang baru saja dikatakannya pada sang ibu tidak sepenuhnya benar. Tugas kuliah memang sesekali menyita waktunya, namun di tengah kesibukannya ia masih bisa meluangkan banyak waktu untuk menemui seorang pemuda yang kini menjadi kekasihnya. Bahkan beberapa hari belakangan, diam-diam Saint bolos kuliah demi bisa bersama Perth. Pun demikian dengan alasan ia kelelahan hari ini. Dalam perjalanan yang menghabiskan waktu sekitar 2 jam, Saint terus tertidur seperti bayi dengan Kavin yang setia mengemudi, dan sesampainya di rumah pun ia langsung melesat ke kamar dan melanjutkan tidurnya, dengan hanya menyapa singkat sang ibu. Entah berapa lama ia tertidur, karena yang disadarinya ketika terbangun, mentari sudah condong ke barat. Rasa kantuk benar-benar membuatnya menyerah. Dan alasan utamanya tentu bukan tugas kuliah, melainkan perkataan sang kekasih yang terus terngiang dipikirannya.

'Aku mencintaimu..'

Satu kalimat singkat yang memiliki efek melebihi belasan cangkir kopi yang bisa membuatnya terjaga sepanjang malam. Setiap kali mengingatnya berhasil membuat jiwanya terbang melayang ke awan. Hatinya dipenuhi ribuan kelopak bunga ketika mendengar kata yang tidak pernah disangka akan keluar dengan begitu mudah dari bibir kekasihnya. Meskipun berulang kali Saint memikirkannya, itu hanya semakin membuatnya menyadari jika rasa cinta yang dimiliki Perth terlalu besar. Beberapa tahun berlalu, bahkan kenangan buruk sempat terukir dalam memori kekasihnya itu, namun Perth tetap mencintainya dengan caranya yang tidak bisa ditebak. Semua hal yang Perth tunjukkan padanya saat ini membuat Saint yakin jika memilih untuk bersama pemuda itu adalah sebuah keputusan yang benar, meskipun masih terlalu awal baginya untuk mengatakan jika ia benar-benar mencintai Perth dengan sepenuh jiwanya, sebagaimana Perth mencintainya dalam kurun waktu yang lama.

ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang