Opa dan Oma Laura keluar dari ruangan. Niatnya ingin membeli makanan untuk Laura yang saat ini sedang istirahat. Akan tetapi, mereka berdua tak sengaja melihat anak mereka 'Mirna' yang sedang duduk menangis di depan pintu sebuah ruangan inap pasien.
"Bagaimana keadaan anak saya Dok," ucap Mirna.
"Tenang Bu, anak ibu hanya terlalu keras untuk mencoba mengingat apa yang dia lupakan, sepertinya amnesia ini tidak permanen. Akan tetapi bila dipaksa untuk mengingat, akan berpengaruh fatal bagi saraf anak Ibu. Tolong bantu dia mengingat sedikit demi sedikit agar keadaanya tidak seperti ini lagi," jelas sang Dokter.
"Terima kasih, Dok."
Sang dokter pun mengangguk lalu melenggang pergi dari sana."Ternyata kalian di sini," kata Oma.
"Ibu-Ayah, kalian kenapa di sini? Oh apa kalian ingin menjenguk Lando?" tanya Mirna.
Sejak tadi Surya menahan amarah, bahkan anaknya tidak tau bahwa putrinya juga berada di rumah sakit yang sama dengan putranya yang lain. Anaknya terlalu dibutakan oleh kesalah pahaman.
"Ayah di sini untuk cucu perempuan Ayah." Seketika suasana menjadi membingungkan bagi keluarga yang tidak tahu menahu tentang keadaan Laura saat ini.
"Maksud Ayah?" Tanpa menjawab, Surya melewati mereka semua.
"Abaikan Ayahmu, gimana keadaan Lando?" tanya Mika mengalihkan suasana.
"Lando hanya terlalu keras mengingat Bu, kata dokter, sebentar lagi dia akan siuman," jelas Mirna.
"Baiklah, kalau begitu Ibu mau menyusul Ayahmu dulu, semoga Lando cepat sembuh." Setelahnya mereka kembali pada posisi masing-masing.
****
Malam ini, Laura dibolehkan pulang. Sebenarnya pihak rumah sakit terpaksa menyetujui itu. Bukan Laura kalau dirinya tidak bisa melakukan segala cara untuk mendapatkan kemauannya.
Saat berjalan, dirinya tak sengaja menubruk bahu seseorang.
"Maaf," ucap Laura singkat
"Kak Laura, kakak di sini?" tanya Lesya, Laura hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ada siapa Sya?"
"Oh! kamu, kenapa kamu di sini hah? Gara-gara kamu, cucu saya harus masuk rumah sakit lagi," sinis Nenek Laura.Laura terkejut, Lando masuk rumah sakit? Apakah ini semua karenanya? Apa benar jika saudara kembar itu dapat merasakan sakit yang sama satu sama lain?
"Gimana keadaan Lando?" tanya Laura.
"Kamu tidak perlu ikut campur, kamu pergi saja dari sini!"
Nek, aku juga cucumu batin Laura yang menuruti perkataan Nenek untuk segera pergi.
Lando, semoga kamu cepat sembuh. Jika memang ini karena aku, a-aku minta maaf. Gumamnya sebelum benar-benar pergi.
Melewati koridor rumah sakit dengan perasaan yang tak menentu membuat Laura lagi dan lagi menabrak seseorang.
"Maaf saya tidak sengaja," ucap Laura yang ternyata tidak mendapatkan balasan dari seorang laki-laki di depannya.
Laura mendongakkan kepalanya, melihat wajah yang sepertinya tak asing di matanya. Akan tetapi siapa? Laura yakin dia belum pernah bertemu dengan laki-laki tersebut. Dengan dinginnya, laki-laki tersebut melanjutkan langkahnya yang entah menuju ke mana. Tak mau berpikir lama, Laura pun melakukan hal yang sama. Dia mulai mencari di mana mobil Opanya terparkir. Setelah menemukannya lantas dirinya segera pergi ke sana.
"Ara mau ke Cafe Opa," ucap Laura yang sekarang duduk di jok mobil bagian belakang di samping Omanya.
"Kamu belum pulih," tegas Opa.
Memang Surya adalah orang yang tegas dan disiplin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone Again
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Selamat Tinggal Dunia Laura mungkin jahat dan Laura pantas untuk dibenci. Tapi, akankah kalian memahami Laura? melihat Laura dari sisi dalamnya, bukan hanya dari sisi luarnya. Dia tak mau berharap lebih dari kalian, karena...