17. Reyhan

31 14 5
                                    

Warning! Typo bertebaran!
Happy Readiiiing......
***
*
*
*
*
************

Ngak akan ada satu orang pun yang nyakitin lo atau dia bakal berurusan sama gue.

_Reyhan H. A.

*****************

"Na, jangan lupa yah nanti sabtu besok kumpul buat persiapan pagelaran seni sama kelas IPS juga," titah Gia sambil memasukan buku kedalam tasnya.

"Oke, siap Gi." Sheyna mengangkat tangan bersikap hormat sambil menyengir.

"Tapi lo nanti bangunin gue yah takutnya telat bangun," sambungnya.

"Iyah. Kalau gue juga ngak lupa Na," jawab Gia santai sambil menatap  Sheyna yang cemberut.

"Iyah, nanti gue telponin lo yang penting lo aktif terus. Awas kalau ngak! Gue pites lo Na!"

"Iyaah iyaaah Giaku chayaaang." Memeluk Gia erat.

Dia sahabat yang paling pengertian. Berawal dari seringnya disatukan satu kelas menambah kedekatan mereka.  Celotehan Gia dan tertawa denganya membuat kehidupannya tak terasa sepi.

"Lepas ah! Sayang-sayangan ke pacar lo aja sana, jangan sama gue. Udah punya juga!"

Sheyna meringis, melepaskan pelukannya.

"Iri? Bilang bos!"

"Sorry gue ngak iri. Jangan salah gue udah punya gebetan juga." Berjalan keluar kelas dan Sheyna mengekor dibelakangnya.

"Gebetan halu lo pasti. Gue dengar dari Hap nom contactnya lo ganti nama artis korea biar ngak keliatan jomblo."

"Haha...iyah gue ganti."

Gia cengengesan tidak jelas mengaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.

"Reyhan?!" pekik Gia membuat Sheyna menengok kearah pandangan Gia sama terkejutnya.

Laki-laki itu sudah berdiri menyandar didepan pintu depan kedua tangan yang dilipat didepan dada. Untung saja kelas sudah sepi hanya tinggal beberapa anak kelas lain yang sedang piket. Sheyna tidak suka menjadi bahan ledekan baru dikelasnya.

"Lama banget keluarnya?" tanyanya

"Udah lama nunggu disini?" Sheyna balik bertanya sambil menatap muka datar, lempeng kaya jalan tol milik Reyhan.

"Hmm."

"By the way kalian udah jadian, kok gue ngak kecipratan PJ nya!" Sindir Gia

"PJ apaan?" tanya Sheyna tak mengerti.

"Pajak jadian kalianlah."

"Ngak ada duit." Reyhan tersenyum. Pacarnya ini bukan orang yang memaksaan sesuatu.

"Udah sana pulang tubir mulu lo Gi!"

Reyhan masih diam tidak ada jawaban yang terlontar darinya.

"Yaudah gue pulang daripada jadi pilus kletuk lo berdua." Gia melambaikan tangan berjalan pergi meninggalkan Sheyna dan Reyhan.

Will You Be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang