8. Masalah

69 18 0
                                    

Happy Readiing.....
*
*
*
*
**************

"STOP!" Terdengar suara bariton dari belakang.

"Dari mana kalian? kenapa baru datang?!" Suara itu milik Pak Okta menatap tajam pada mereka penuh selidik entah datang dari mana arahnya. 

Sebelumnya Gia dan Hapsari sudah mengecek situasi kalau Pak Okta sedang dibarisan anak IPS. Situasi aman menurut mereka. Namun, keberuntungan belum berpihak pada mereka.

Jantung Sheyna berdegup tak beraturan. Nafas sheyna mulai tercekat padahal tidak lari sama sekali hanya berjalan mindik-mindik agar tidak ketahuan.

"Mampus ini gue, ketahuan. Kena hukum lagih nih!" dumel gue dalam hati

"Kita dari toilet Pak, soalnya Gia tadi diare bolak-balik mulu ke toilet," jawab Sheyna mencari alasan menyikut Gia memberi kode untuk berpura-pura sakit.

Gia mengerti kode yang diberikan Sheyna dan langsung keluar jiwa aktingnya "Aduh.. iya pak  saya mules terus." Memasang muka memelas.

"Gia yang diare kenapa kalian juga ikut keluar barisan?" Pak Okta menatap tajam Sheyna dan Hapsari.

 "Kalau Gia sedirian terus nanti pingsang dijalan karena lemes gimana pak? kan kasian jadi kita temenin,'' timpal Hap.

"Yasudah kalian anterin Gia ke UKS." Pak okta menunjukkan muka khawatir.

Didalam UKS  Gia mulai heboh membanggakan diri  karna aktingnya barusan dimana keadaan UKS sekarang sepi semua petugas PMR berjaga dilapangan "Gimana tadi akting gue bagus kan? buat gue ada bakat jadi pemain film ini."

"Yeay elo Gi, langsung ngeflay dah." Sheyna menepuk paha Gia.

"Coba Na, liatin tuh pusernya masih ditempat nggak?  jangan-jangan dah muter tuh!" Hap menunjuk dengan dagunya kearah Gia.

"Hahaha...udah kali hap." Melihat Gia yang masih berpose bak artis.

Setelah kejadian tadi kita kembali ke kelas masing-masing untuk memulai pelajaran jam pertama.

"Gi, Na, kalian dipanggil Pak Okta ke ruang Bk sekarang!" ucap Aga yang baru masuk kelas. Aga merupakan ketua kelas.

Sheyna menatap Gia dan Aga bergantian "Kenapa Pak okta manggil kita Ga?" tanya Sheyna.

"Gue juga nggak tau Na, gue cuma disuruh manggil kalian," jawab Aga

"Ga tolong izinin kita pas Bu Endang masuk ya!"

"Oke, nanti gue yang bilangin tenang aja." Aga mengganguk samar

"Yaudah Na ayok sekarang keburu kena omelan Pak Okta!"

Saat perjalanan menuju ruang BK bertemu Hapsari yang ternyata dipanggil  juga oleh Pak Okta. Sesampainya diruangan terasa suasana mencekam. Raut wajah Pak Okta mengisyaratkan kekecewaan dan kemarahan.  Sheyna bingung masalah apalagi yang didapatkan hari serasa baru beberapa menit yang lalu terbebas Pak Okta.

"Kenapa ya Pak kami dipanggil keruang Bk?" tanya Sheyna ragu.

"KALIAN MELAKUKAN KESALAHAN! SAYA PIKIR KALIAN ITU ANAK YANG JUJUR!" tegas pak okta otot wajahnya menegang, matanya memerah.

"Maaf maksud bapak gimana yah Pak?" balas Hap takut karna sebernanya hari ini mereka melakukan kesalahan.

Sheyna dan Gia hanya terdiam menunggu jawaban Pak Okta, keringat dingin mulai mengucur didahi, tangan Sheyna mulai dingin.

"KALIAN BERBOHONG MASALAH GIA SAKITKAN? KALIAN SENGAJA NGGAK IKUT UPACARA!" Mata Pak Okta menatap tajam.

Deg...

Will You Be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang