29. Sebuah Rekaman

22 3 0
                                    

Hai semua akhirnya Will You be Mine update lagi

Hati-hati typo yah!

JANGAN PELIT VOTE AND COMMENT YAH!

SELAMAT MEMBACA

******************************************

Hari ini hari yang panjang untuk Sheyna. Berat rasanya membuka pintu rumah ini. Wajah yang saat ini tidak ingin dia lihat sama sekali. Tidak ingin ada perdebatan. Lelah. Kecewa. Ibu yang selalu menjadi tumpuan Sheyna untuk bangkit dan selalu mendukung, telah hilang. Ayah? Jangan tanya Sheyna berharap dia tidak mengetahuinya. Hanya begitu saja yang hati Sheyna katakan. Telepon Nandra sering Sheyna diamkan walaupun hanya menanyakan kabarnya dengan Reyhan, sudah dua minggu dia pergi ke luar kota urusan bisnis. Tapi Sheyna melihtanya langsung. Nandra sudah pulang tengah duduk di sofa ruang tamu dengan secangkir kopi terlihat dari warnanya. Nandra sadar kehadiran putrinya segera menutup buku miliknya.

"Kenapa telepon kamu nggak aktif ?" tanya Nandra khawatir memegang kedua bahu Sheyna.

"HP-nya lowbat," jawab Sheyna datar melepaskan kedua tangan Nandra. Sebenarnya HP Sheyna mati karena ulah Sekar.

"Udah makan malam belum? Bibi bikin masakan kesukaan kamu."

Sheyna hanya mengangguk kemudian lanjut berjalanan menaiki tangga. Nandra menangkap ekspresi tidak biasa dari wajah putrinya. Tidak biasanya dia langsung mengangguk setuju bahkan belum ada perdebatan atau omongan ketus darinya. Ini lebih menakutkan menurut Nandra. Ada suatu masalah yang sengaja di sembunyikan Sheyna.

Reyhan turun dari balkon lantai dua berpapasan dengan Sheyna. Tidak ada pembicaraan mereka saling diam. Sebenarnya Reyhan ingin menanyakan keadaan Sheyna. Tidak bisa menjadi pacar yang baik setidaknya bisa menjadi kakak yang baik tapi kesempatan itu hancur. Dia tidak bisa melidungi adiknya sendiri.

"Rey, kamu tahu adikmu kenapa? Sikapnya aneh tidak seperti biasanya," ucap Nandra cemas menyambut Reyhan turun.

"Aneh?" ucap Reyhan menaikkan satu alisnya. Reyhan berpura-pura tidak mengerti.

"Nggak ketus lagi."

"Bukannya itu baik, Yah."

"Ayah lebih baik jika sikap dia seperti biasanya daripada seperti itu. Ayah jadi khawatir."

"Ayah nggak usah terlalu berpikir negatif, bisa aja dia lagi kecapean aja bentar lagi persiapan ujian," ucap Reyhan menenangkan Nandra. Sebenarnya Reyhan tahu apa masalah yang sedang di hadapi Sheyna sekarang. Tapi sebaiknya dia yang harus menyelesaikannya.

"Ayah terlalu berlebihan." Nandra menepuk bahu Reyhan kembali duduk di sofa menyeruput kopinya. Reyhan memandang sendu pintu kamar Sheyna yang tertutup.

Tunggu sebentar lagi.

****************

Keesokan harinya, Sheyna berangkat sekolah lebih pagi untuk menghindar pasang mata penghakiman dari seluruh siswa sekolah. Sheyna tiba bersamaan dengan satpam menjaga gerbang sekolah.

"Tumben Neng, berangkat pagi buta gini?" tanya Pak Mei ramah.

"Biar dapet wangsit, Pak," canda Sheyna.

"Wangsit?"

"Wangsit jawaban ujian sekolah nanti. Pak Mei juga mau nggak dapet wangsit biar cepet dapet jodoh?" Sheyna menaikkan satu alisnya menggoda Pak Mei.

Pak Mei mendekat ke arah Sheyna, tertarik dengan ucapan Sheyna. Di umurnya yang menginjak kepala tiga dia belum menemukan pasangan. Orangtuanya sudah menainya kapan nikah? Itu yang sering di curhatkan pada siswa yang cukup mengenal dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Will You Be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang