14. Ternyata

41 13 6
                                    

HAPPY READING....

Aku nulis langsung Up yah jadi klau salah penulisan mohon dimaklumi.

Pokoknya hati-hati banyak typo

*

*

*

*

******************************

Matahari sudah mulai naik. Jam tangannya menunjukkan pukul 7.15 WIB. Bukannya gelisah justru senyum tak berhenti merekah. Kedua tangan memegang tali ranselnya. Gerbang depan sudah tertutup. Akhirnya Sheyna pergi ke gerbang belakang. Pemandangan teralih dua orang berdiri disana. Sheyna mengenal satu orang itu. Dia Reyhan. Ingin coba menyapa mereka, namun sayup-sayup terdengar perdebatan mereka. Dia bersembunyi dibalik tembok gudang belakang. Menajamkan pendengarannya. 

Tangannya meremas rok. Hatinya sakit. Air matanya sudah menetes. Tak kuat mendengar percakapan mereka. Sheyna memilih pergi. Tak sanggup mendengar percakapan mereka lagih.

**********************

"Hey Na!" Menempuk bahunya.

Sheyna menyambut balik senyum Renjana.

Renjana. Siswa kelas IPS paling terkenal. Memiliki suaranya indah sering diikut kejuaran oleh pihak sekolah. Parasnya yang cantik dan postur tubuhnya tinggi. Sifat ramah dan mudah bergaul.  Banyak siswa cowo mendekat ingin menjadi pacarnya.

"Hai Re."

"Sendirian?"

"Ngak, sama temen. Dia lagi ke wc."

"Gue boleh gabung ngak?"

"Boleh, lagian ini kursi free buat siapa aja."

"Na, lo mau nolongin gue ngak?"

"Sebagai temen gue bakal nolongin temen gue. Emang minta tolong apa Re?"

Sejak pertemuan pertamakali di lapangan basket keduanya semakin dekat. Renjana pernah menolong Sheyna dari Pak Okta karna kebiasaan telat Sheyna. Dia merasa ini adalah waktunya membalas kebaikannya. Walau hubungan pertemanan tidak adanya namanya balas budi.

"Lo inget sama orang yang pernah gue ceritain dilapangan basket." Sheyna mengganguk masih menginggatnya. 

"Gue pengin minta bantuan lo, buat kita deket lagi kaya dulu. Dia cinta pertama gue. Perasaan gue ke dia ngak bisa gue lupain. Dia mungkin masih marah sama gue Na, karna kesalahpahaman dan gue pengin perbaikin itu semua dan memulainya dari awal."

"Lah, apa hubungannya sama gue Re?" tanyanya keningnya sudah berkerut.

"Karna orang itu adalah orang terdekat lo Na."

"Siapa?" Sheyna diam sesaat mencoba berfikir. Dia tidak pernah banyak bergaul dengan lelaki.

"Ada, dan itu temen lo Na. Gue bakal tunjukin orangnya biar suprise." Sheyna tersenyum, mengganguk setuju. Tidak ingin berpikir pusing.

"Na! lo dah pesen makan belum?" seru Gia baru tiba. Jarak mereka sebenarnya tidak terlalu jauh, masih beberapa langkah sampai di tempat duduk Sheyna.

Renjana yang duduk dihadapan Sheyna menoleh. Melihat perawakan dari suara bariton itu. Sudut bibir sedikit terangkat, senyum yang susah diartikan. 

Will You Be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang