HAPPY READIIIIING
****
*
*
*
*
***********************
***********************************
"Reyhan?"
Sheyna langsung bangun, menatap Reyhan. Cemas. Sheyna takut Reyhan akan salah paham tentang dirinya.
"Ada yang ketinggalan," ucapnya datar tanpa ekspresi menyodorkan obat merah. Sheyna terlalu malu tadi sampai lupa obat merahnya tertinggal.
Reyhan beranjak pergi meninggalkan keduanya. Sheyna langsung mengejar Reyhan takut terjadi kesalahpahaman. Irza cukup mengerti dengan keadan yang baru saja terjadi.
Dalam perjalanan ke Kelas tidak ada percakapan menyinggung kejadian tadi. Reyhan hanya diam. Sheyna berusaha berjalan sejajar dengannya.
"Rey! Lo marah? ini bukan seperti yang lo lihat!"
"Lo marah yah? diam gitu," cicit Sheyna sudah ketakutan. Namun, Reyhan tiba-tiba berhenti dibarengi Sheyna ikut berhenti juga. Reyhan menoleh ke arah Sheyna.
"Gue ngak marah."
Sheyna masih diam
"Ngak percaya?"
"Enggak, lo ditanya dari tadi diem aja."
"Lagi sariawan," bohong Reyhan sebenarnya ada rasa kesal melihat kejadian barusan. Tapi Reyhan percaya itu kejadian tidak sengaja. Dia lebih percaya Sheyna dari pada egonya sendiri.
"Beneran?"
"Iyah." Reyhan tersenyum.
Sheyna berpisah dengan Reyhan di perempatan jalan. Ruang kelas Reyhan terletak di lantai bawah tidak jauh dari Ruang UKS. Sedangkan Sheyna harus menaiki tangga terlebih dahulu untuk sampai di kelas.
"Na! gimana perkap udah lengkap semua?" tanya Agas saat bertemu Sheyna dianakan tangga.
"Udah lengkap."
"Oke sip."
"Lo mau kemana Gas?"
"Kamar mandi bentar nanti kita kumpul sama anak IPS buat bahas pembagian job nanti."
"Oke."
Setelah semua pembagian jobdes di kelas sudah selesai. Sheyna mendapat double Jobdes sebagai perkap dan merangkap menjadi narator drama sejarah di pensi.
Waktu diskusi dengan anak IPS, Sheyna baru mengetahui ternyata kelas Reyhan satu tim dengan kelasnya. Semua berjalan sesuai rencana dalam pembagian kegiatan, yang paling mengesalkan adalah dia satu tim perkap dengan Irza dan Ali sebagai perwakilan dari kelasnya. Dua orang berotak gesrek, mungkin waktu pembagian otak di urutan paling akhir. Sheyna merasa senang karna Renjana juga di tugaskan di tim Perkap kelasnya. Ini adalah kesempatannya untuk bicara dengan Renjana setelah diskusi.
"Re, boleh ngomong sebentar?" Mendekati Renjana yang sedang mengecat papan untuk Pensi.
"Iya, kenapa?" Renjana masih sibuk dengan kegiatannya.
"Gue mau bicarain soal waktu itu."
Kegiatan Renjana berhenti dan menatap Sheyna, santai "Tenang Na, gue ngak papa. Jika memang lo ngak punya takdir bersama dia, gue akan maju." Menepuk bahu Sheyna dan meninggalkannya. Sekilas sudut bibirnya terangkat sedikit disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Be Mine?
Teen FictionKehidupan Sheyna Azzariana terlihat monoton sampai bertemu Reyhan. Cowo dingin, datar dan jarang tersenyum. Berawal dari pertemuannya tidak sengaja ketika Reyhan menolong Sheyna dari pembulian. Sampai benih cinta timbul diantara keduanya. "Hey.. lo...