Alura membasahi tenggorokannya yang terasa kering sejak ia meninggalkan rumah dengan diam-diam. Tangannya terpaut erat, dengan keringat dingin yang membasahinya.
16 tahun hidup baru kali ini Alura berani melanggar aturan rumahnya, membiarkan dirinya mengikuti ajakan Sierra untuk menghadiri pesta.
Dengan penampilan yang sungguh sangat panas menurut Alura, dress dengan model off shoulder mini berwarna hitam tentunya milik Sierra, kain yang bahkan hanya mampu menutupi setengah paha putihnya dan memperlihatkan bahu mulusnya. Wajahnya yang biasa hanya bermodalkan bedak bayi kini sedikit diberi polesan sedikit oleh Sierra. Membuat Alura malam ini jadi nampak sedikit berbeda, buka lagi si kaku dengan penampilan serba biasa, tetapi si cantik dengan penampilan panas.
"Calm down, let's enjoy this party. You won't die just because you've been naughty once in a while," ujar Sierra menggandeng Alura. Membawa cewek itu memasuki salah satu club elite dengan kartu undangan yang sudah ia serahkan pada penjaga.
Alura bahkan tak mengenal siapa yang ulang tahun, tapi dengan paksaan Sierra lagi ia terpaksa harus ikut.
Baru saja tiba di lantai dasar, Alura sudah merasa tak nyaman karena bau rokok dan lain sebagainya merasuki indera penciumannya, menusuk sangat keras hingga membuatnya sangat risih. Ditambah dengan suara musik yang seolah akan menghancurkan pendengarannya.
Lampu warna ungu mendominasi ruangan, cewek-cewek dengan pakaian mini sudah berada di lantai dansa, meliukkan badan mereka seperti ular. Alura menatap jijik. Ia melirik Sierra yang tidak terkejut dengan pemandangan ini.
"Lo pasti pertama kali kesini?"tanya Sierra sedikit berteriak agar suaranya dapat Alura dengar.
"Iya," sahut Alura seadanya. Dan ini yang terakhir kalinya. Sumpah Alura di dalam hati, ini bukan dunianya dan bukan gayanya.
Cewek dengan rambut yang digulung ke atas menyisakan beberapa helai di pelipisnya itu hanya diam saat Sierra menarik tangannya di pinggir lantai dansa, berdesakan dengan lautan manusia yang kadang-kadang saling mencumbu.
Dalam hati Alura memaki mereka, apa mereka tidak punya malu? Bahkan Alura yakin beberapa dari mereka belum memiliki KTP. Ia berdecih sinis, merasa bahwa dirinya jauh lebih baik dari mereka.
Alura berhenti melangkah saat Sierra berdiri di dekat beberapa sofa hitam yang sudah diduduki oleh pasangan muda-mudi. Ada yang saling pangku dan sudah melakukan make out.
"Hai, Vee. Btw Happy birthday, Lo paling cantik malam ini," ujar Sierra sedikit berteriak. Cewek itu melakukan cepika-cepiki dengan orang yang tadi dipanggil 'Vee'.
"Oh hai, Ra. Thanks a lot, Lo juga cantik. Nikmati pestanya," ujar Valerie anggun. Cewek berambut pirang itu tersenyum manis, Alura yang sedari tadi diam memandangi penampilan terbuka si pemilik acara. Ia meringis dalam hati, apa si cewek pirang ini tidak kemasukan angin dengan belahan dada serendah itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Dear!
Teen FictionAlura Cathleen namanya, cewek berdarah campuran yang cukup pendiam dan lebih memilih memendam semua yang ia pikirkan. Ada tiga hal yang menurut Alura harus dijauhi, pertama, masalah, kedua, penyebab si masalah, dan ketiga Kainan Reagan. Kakak kelas...