8. heat up

949 113 0
                                    


Vote and comment ✨

Alura melepas sabuk pengamannya saat mobil Sierra terparkir asal bersama beberapa mobil mahal di tepi jalanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alura melepas sabuk pengamannya saat mobil Sierra terparkir asal bersama beberapa mobil mahal di tepi jalanan. Ia menoleh saat Sierra bersiul pelan, mengunyah permen karet lalu meletupkan balonnya.

"Ayok turun! Foto apapun yang Lo mau tapi jangan sampai ketahuan, bisa kena hantam kita." Sierra turun duluan sambil memasang topi berwarna hitam di kepalanya.

Suara helahaan nafas Alura terdengar, perlahan tapi pasti sepatu putih Alura menapak di kasarnya jalan melati. Suara sorak Sorai membuat tubuh Alura refleks merapatkan dirinya pada Sierra.

Dari tempatnya berdiri Alura bisa melihat jalanan menjadi sangat ramai, tepiannya di dirikan banyak lampu jalan yang cukup remang, kendaraan terparkir asal.

"Ramai banget," keluh Alura melihat kesekeliling yang begitu ramai oleh muda mudi dengan kendaraannya masing-masing. Atau ada yang berdiri memenuhi pinggir jalan seolah menunggu seseorang.

"Kalau sepi namanya kuburan, beb. Udah ah! Ayok kita gabung disana aja supaya nggak terlalu kentara," ujar Sierra menggandeng tangan Alura untuk bergabung dengan orang yang berdiri di pinggir jalan.

"Ini mereka mau balapan? Atau mau pamer badan?" celetuk Alura tak sadar, ia hanya risih saat semua orang disini tanpa rasa malu melintasi moral remaja pada umumnya.

"Mau ngelonteww sayang disini mereka, banyak anak holkay biasa. Taruhannya aja mobil mahal atau motor mahal." Sierra berucap kecil, melirik sekitar begitu santai, ia sudah tidak terlalu asing dengan keadaan seperti ini. Pergaulan Sierra jauh lebih terbuka dari Alura membuat ia cukup mengerti.

Alura menggeleng mengusir kata-kata umpatan yang pas untuk mereka semua, ia tidak ingin sok suci disini, tapi kenyataannya memang dia suci. Kemudian Alura mengelap keringat di tangannya di sisi celananya pelan.

"Eh itu itu kayaknya udah mau mulai deh," pekik Sierra menunjuk-nunjuk saat beberapa motor dan mobil memasuki jalanan dengan gas yang saling menyahut. Suara semakin terdengar heboh, seolah ingin meledakkan gendang telinga.

Tidak ingin membuang waktu Alura mengeluarkan ponselnya dari dalam Sling bag, membidikkan kemara ke sumber kehebohan. Beberapa gambar dirasa cukup ia memindahkan bidikan ke arah lain, setelah di rasa cukup Alura kembali menyimpan ponselnya.

"Seenggaknya kita dapat satu informasi penting atau apa gitu, baru pulang!" Usul Alura mengalihkan tatapannya dari beberapa kendaraan mahal itu.

Sierra mengangguk semangat, "Setuju banget gue!"

Bertepatan saat itu juga dua motor dengan warna mencolok berhenti di garis finish, merah dan hitam. Wajah mereka yang tertutup pengaman kepala membuat Alura menjadi penasaran.

"Auranya aja ganteng, gimana mukanya ya Alu?"tanya Sierra heboh. Ia bertepuk tangan semangat melihat ke depan, Alura hanya memgedikkan bahu acuh.

Ia jauh lebih penasaran pada pengendara motor berwarna hitam, karena saat motor itu tiba di garis finish kepalanya entah mengapa mengarah padanya. Atau mungkin Alura yang terlalu kepedean, mungkin saja orang itu melihat salah seorang yang ada di sekitarnya. Ya mungkin!

Hi, Dear!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang