11. gross

1K 126 25
                                    


Vote and comment ✨

Alura merutuki kebodohannya karena terbengong di lorong saat Sierra berbicara tadi, sahabatnya itu pasti tidak menyadari bahwa dirinya tertinggal lalu tersesat seperti saat ini.

Ia juga bingung harus ke arah mana, kanan atau kiri, sedangkan arah ini saja Alura tidak bisa membedakannya. Bibir Alura menipis saat tubuhnya terhenti tepat di pintu yang terbuka sedikit, di atasnya terdapat palang bertuliskan Warehouse. Ia sedikit menepi, karena suara itu begitu Alura kenali.

"Well, apa mau Lo?"

Alura sedikit mengintip berusaha melihat apa sebenarnya yang terjadi di dalam gudang ini, matanya terbelalak saat melihat Kai dan seorang cewek cantik berdiri di depan cowok itu.

"Friends with benefits, maybe? Tubuh gue buat Lo, apapun yang Lo minta gue kasih." Cewek itu yang mengatakannya tapi mengapa Alura yang merasa mual, organ di dalam perutnya bergejolak dan terasa menyesakkan di dalam sana.

Kai bersender di salah satu pilar bersih, kedua tangannya terbenam di dalam saku. Ia tersenyum miring menatap cewek yang tidak Alura ketahui namanya siapa.

"Are you a virgin?" Tangan kanan Kai maju menyentuh sesuatu yang menurut Alura adalah sangat berharga baginya. Tubuh Alura panas dingin, ia bersender sebentar di kusen pintu, berharap kakinya tidak berubah menjadi jelly untuk saat ini.

Ia masih mau melihat sebrengsek apa Kainan Reagan agar bisa berhati-hati pada cowok itu dan juga hatinya tetap aman serta tidak terjerat pesonanya.

"Akh ... Of course honey, you're the first. Because all this time I want you." Sungguh menjijikkan, Alura rasanya ingin meludahi wajah cewek tidak tahu malu itu dan juga Kai si brengsek.

Ia semakin meremas ujung roknya hingga kusut, berdoa dalam hati agar makanan dalam perutnya tidak bergejolak untuk keluar.

"Berarti nggak pro dong? Gimana kalau main dulu sama temen gue, baru sama gue," ujar Kai pelan. Kini bibirnya perlahan menggigit dan menarik bibir bawah cewek cantik itu. "Gue nggak suka kalau nggak pro, babe."

"Tapi gue maunya Lo!" Cewek itu sedikit mendorong Kai mundur, ia mendongak mencari mata Kai. Dari belakang saja Alura bisa merasakan aura cewek ini sangat kuat dan juga menawan.

Tangan Kai yang tadi sempat menyentuh sesuatu yang berharga ini berganti memegang leher depan cewek itu kuat, menekannya lalu berbisik sangat pelan nyaris tidak terdengar jika saja Alura kurang fokus.

"Yang sopan sama senior, jangan karena Lo virgin, Lo sok. Nggak usah sok keras!"

Lalu perlahan ia mundur menepuk pipi cewek itu, kemudian melumat perlahan bibir si cewek begitu kasar, mata Kai tidak sengaja bertabrakan dengan mata Alura yang sejak tadi menjadi pengamat di balik celah pintu. Sudut bibir Kai terangkat pelan, membuat Alura menggigil tidak karuan dibuatnya. Seringaian yang entah begitu Alura benci dan sukai disecara bersamaan.

"What's your name?" Kai melepas sebentar tautan mereka, sesekali matanya melirik Alura yang berusaha bernafas dengan benar di depan pintu.

"Gracia, Kak Kai." Tangan Gracia melingkar di leher Kai, lalu kakinya terangkat juga ikut melingkari pinggang Kai.

Alura meremas ujung roknya melihat adegan panas di depan matanya sendiri, ia merinding, perutnya mual, matanya pun terasa sakit. Perlahan Alura mundur sambil menutup mulutnya.

Hi, Dear!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang