5. Pacaran?

1.1K 115 12
                                    

Vote and comment ✨

"Gue duluan ya!" Sierra melambaikan tangannya ke arah Alura yang berdiri tidak jauh dari pohon rindang dekat gerbang, senyuman manis Sierra disambut dengusan pelan Alura. Ia hanya mengangkat jempolnya ketika Sierra masuk ke dalam mobil Draco. Entah kapan dan mengapa keduanya menjadi begitu akrab, Alura tidak perduli, selama Sierra bahagia.

Ia melihat jam di ponselnya, seharusnya sebentar lagi Ana akan tiba. Alura mengedarkan pandangannya, disekian banyak murid ia hanya berdiri sendiri di bawah pohon rindang. Padahal didepannya ini, banyak murid yang saling membunyikan klakson atau melambaikan tangan pada teman mereka.

Dulu ... Dulu sekali, Alura pernah mencoba berbaur bersama mereka, tapi responnya jauh diluar ekspektasi Alura. Entah ia yang terlalu menaruh harapan tinggi atau dunia melihatnya begitu aneh, seperti alien dari luar angkasa. Perlahan Alura sadar, sendiri jauh lebih baik daripada dengan mereka yang menjauhinya hanya karena ia sedikit berbeda.

"Hi, Alura!" Cewek itu menoleh saat namanya dipanggil, ia melihat Valerie  yang berdiri tidak jauh dari dirinya. Tepatnya di parkiran khusus motor, disamping cewek berambut pirang itu ada Kai yang berdiri sambil memasang helm.

"Halo, Vee." Alura tersenyum kecil, mengangguk seadanya. Kemudian membuang muka ke arah gerbang saat mata Kai tidak sengaja bertabrakan dengan matanya.

"Nunggu jemputan?" tanya Valerie ramah. Alura kembali menoleh, sudah menjadi kebiasaannya untuk menatap lawan bicara saat berbicara searah.

Alura mengangguk, sekali lagi matanya meneliti Valerie. Cewek itu cantik, rambutnya pirang, pakaian sekolahnya seksi, mungkin ia adalah buruan para anggota OSIS dan juga guru BK. Rok kotak-kotaknya jauh dari atas lutut, jika naik motor, pasti akan tersingkap lebih jauh. Bajunya pas body, memperlihatkan dengan jelas bagaimana indahnya tubuh bagian atas Valerie.

Dalam sekali tebak, Alura menyimpulkan bahwa Kai merupakan cowk yang suka pada cewek yang seksi. Tadi siang saja, saat di toilet, Alura sempat memperhatikan sesaat cewek yang bersama Kai di toilet. Sama seksinya tapi terkesan lebih cute. Sedangkan, Valerie ini penampilannya tergolong berani.

"Kak Kai." Alura tersentak pelan, ia membuang muka saat sadar bahwa terlalu memperhatikan orang lain. "Kita tungguin sampai Alura ada jemputannya dulu ya? Soalnya sekolah makin sepi."

Mata Alura melotot, "Eh?! Nggak-nggak, nggak usah. Gue nggak papa kok sendiri, bentar lagi juga datang. Kalian duluan aja."

"Nggak baik, Alura. Gue denger-denger ada pemadaman listrik di sekolah setiap sore, jam seginian lah kira-kira." Valerie tersenyum ramah, rambutnya ia selipkan di belakang telinga.

Tin ... Tin ... Tin ...

Mobil yang biasa Ana pakai berhenti tepat di depan gerbang, Alura menoleh, kaca hitam mobil itu turun. Memperlihatkan Devano yang juga melihat kearahnya.

"Udah ada jemputan gue kok, duluan Vee. Makasih udah nungguin!" Alura kemudian berlari kecil ke arah mobil.

Valerie yang masih memperhatikan mobil hitam itu pergi berdeham pelan, "Cocok ya mereka."

"Hm, naik!" Kai menaiki motornya, diikuti oleh Valerie yang memegang pundak Kai. Hanya sebatas pundak, cowok itu tak suka jika ada yang memeluk tubuhnya.

Hi, Dear!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang