1. Just realized

1.6K 132 7
                                    

"Al, Al, bangun!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Al, Al, bangun!"

Sayup-sayup Alura mendengar namanya terus dipanggil, membuat ia terpaksa harus membuka mata, disertai dengan dengungan di telinga serta sakit yang mendera kepalanya.

"damn, Lo tidur apa mati? Cepetan bangun. Gue udah terlambat ke kampus woi." Alura membuka matanya paksa, menatap sengit Loria, si anak pertama.

"Iya kak, iya ini bangun, nggak usah narik juga. Sakit tangan gue," ujar Alura pelan. Kepalanya begitu sakit. Beberapa saat ia terdiam, menatap tubuhnya yang sudah terbalut piyama tipis berwarna hitam. Tidak lagi dengan dress mini.

"Lagian Lo dibangunin dari tadi nggak bangun-bangun. And for you information, gue yang buat sarapan hari ini!" Loria mengibaskan rambut panjangnya begitu dramatis.

Alura menunduk, sangat kesal, biasa juga gue yang masak. Sombong banget!

"Hm, iya." Seperti biasa Alura hanya akan menyahut singkat. Jika bisa diam, kenapa harus ribut. "Udah sana keluar, gue mau mandi."

"Buruan, sebelum Mama dibawah lempar Lo pakai piring." Loria akhirnya meninggalkan kamarnya yang bernuansa ungu metalik. Alura's favorite color.

Alura bersender sesaat di kepala ranjang, tangannya terangkat menyentuh keningnya yang terasa berdenyut, berusaha mengingat kegiatan terakhir yang ia lakukan.

Ia berusaha tetap tenang saat mengingat dirinya terakhir kali sedang berciuman dengan seseorang di pesta semalam, dan pagi ini ia sudah berada di kamarnya. Lengkap dengan piyama tidur.

Tanpa membuang waktu, Alura beranjak, menyibak selimut. Kemudian melangkahkan kaki telanjangnya di atas lantai marmer berwarna putih, mencari ponselnya yang sedang di charger.

Ponsel berlogo apel di gigit dengan casing berwarna ungu itu kini sudah berada di tangan Alura. Menampilkan layar dengan daya yang sudah terisi penuh.

Sierra:

Tenang aja, nanti di sekolah gue jelasin.

Pesan singkat dari Sierra membuatnya sedikit legah, bahwa cewek itulah yang membawanya pulang. Mungkin saja Alura bisa tenang tentang itu, tapi soal ciuman semalam bagaimana bisa ia tenang?

Alura rasanya akan gila sebentar lagi, kepalanya terus-terusan berdenyut. Sumpah sampai kapan pun, ia tidak akan pernah menyentuh minuman itu lagi jika tahu akhirnya seperti ini.

"Ah, sial! Siapa yang cium gue semalam?!" Lirih Alura begitu frustasi.

••••••

"Ada kelas tambahan nggak hari ini?" tanya Ana saat Alura akan turun dari mobil putihnya. Wanita berdarah Jerman yang merupakan ibu kandung  Alura itu menatap sesaat putrinya.

Hi, Dear!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang