presenza ;jeongcheol

265 22 4
                                    


[ semi-baku ]

Sejauh pernikahannya berjalan selama 5 tahun, tidak pernah terbersit di pikiran Seungcheol bagaimana dirinya menghadapi Jeonghan yang jatuh ke jurang terdalam sebuah kehidupan.

Dirinya dengan polos melihat Jeonghan adalah sosok peri dengan perawakan cerianya. Pandai mengayomi, hatinya lembut, ucapannya selalu positif, belum tawa dan senyum surgawinya. Seungcheol melihat Jeonghan dari awal bertemu sampai mereka berada di altar, seperti simbol cerianya kehidupan.

Cerianya kehidupan itu ibaratnya ada di posisi atas roda kehidupan. Tapi sejak 2 bulan yang lalu, Jeonghan terpeleset dari atas roda dan terjatuh jauh ke dasar kehidupan atau bahkan jurang yang disebut kehilangan.

"Jangan diremet fotonya sayang, ntar lecek" jemari kurus Jeonghan terlihat meremat sebuah foto hitam-putih sore itu, namun dengan lembut Seungcheol meregangkan jemarinya.

Hanya berjalan 2 bulan padahal, tapi bagaimana bisa terasa seramping ini jemari suaminya? Namun Seungcheol berusaha abai, nyatanya ketika berusaha memberi afeksi lewat genggaman hangat jemari Jeonghan membalasnya tak kalah erat.

Kriet, dirasakannya tubuh Jeonghan meringsut di kursi tempatnya duduk selama sejam belakangan. Ketika Seungcheol datang tubuhnya merapat ke sang suami. Kegiatan sore ini yang sejak 2 bulan lalu menjadi kebiasaan, melihat langit sore di teras depan rumah kecil mereka yang jauh dari hiruk pikuk kota. Sembari menikmati angin sejuk yang melambai menggesek rerumputan tinggi di sekitar.

Jeonghan bilang, cahaya jingga di langit saking cantiknya bisa menenangkan pikiran dari halusinasi buruk yang suka mengganggu. Seungcheol sangat paham itu dan terkadang ikut duduk di samping Jeonghan untuk menemani.

"Tadi banyak burung berkelompok lewat, terbang ke utara apa ya... udah mau musim dingin-kah?"

"Kalau dihitung-hitung kayaknya seminggu lagi"

Dalam ringkuk-nya kepala Jeonghan terkulai di bahu Seungcheol yang kokoh. Begitu kokoh dan kuatnya namun masih setia menopang dirinya yang begitu diselimuti kesakitan dan perihnya karna kehilangan itu. Jeonghan menarik nafas dalam getir, lengannya turut semakin erat memeluk kedua kakinya diatas kursi.

"Mau coba main ski gak? Nanti kalau udah masuk pertengahan musim," bertanya Seungcheol dengan jemari yang telaten mengusap rambut Jeonghan yang lembut. "Terakhir main 'kan 3 tahun yang lalu, itu juga karena ditraktir Vernon soalnya dia mau minggat ke New York. Nah, nanti buat pertama kalinya kita main berdua aja"

Tak ada sahutan atau protesan, apalagi pergerakan yang menunjukkan jawaban antusias. Jangankan antusias, tertarik pun Jeonghan tak ada hasrat kesana sama sekali. Dirinya kelu, seluruh semangat hidupnya memang seperti diambil paksa. Seungcheol-nya sudah berupaya banyak mau menariknya keluar dari lingkup perihnya kehilangan, namun Jeonghan begitu sulit untuk ikut keluar. Bayang-bayang itu membuatnya seperti terkurung akan perasaan bersalah.

Tapi Seungcheol, dia tidak pernah gentar. Sama sekali. "Atau mau kegiatan lain selain main ski? Boleh, aku malah mau kasih kejutan ke kamu kalau udah akhir musim dingin"

"Boleh, aku tunggu kejutannya Cheol" dan sebuah kecupan sayang Jeonghan dapatkan di keningnya. Dirinya berusaha membalas Seungcheol yang begitu antusias, namun yang dirasa tetaplah hambar. Tapi setidaknya Jeonghan masih terus berusaha, selama sang suami belum melunturkan kasih sayangnya.

Mereka berdua sama-sama berusaha sebenarnya.

"Darl, i am sorry. I still miss him"

Mendongakan kepala menatap rupawan itu, Jeonghan bisa merasakan sesak yang sama dari pancaran mata suaminya. Ketika Seungcheol berpaling menatapnya, dan tangannya terangkat menyingkirkan poni yang menutupi matanya. Tersadarkan Jeonghan bahwa selama ini dirinya sudah terpuruk terlalu jauh.

"Me too. Tapi baby bakal sedih kalau kita masih jalan di tempat, pelan-pelan aja gapapa ya?"

Iya, pelan-pelan. Jeonghan hanya mengangguk kecil menyetujui itu. Matanya kembali menatap langit sore, memperhatikan riak awan. Tapi tidak berlangsung lama, mengembalikan tatapan pada tangannya tertaut oleh tangan sang suami.

"Maaf Cheol"

"Its okay Han. Dan aku gak bakal bosen buat selalu bilang baik kamu atau aku, kita berdua gak ada yang salah. Inget aku pernah bilang apa waktu pulang dari rumah sakit?"

"Semua yang Tuhan punya pasti bakal kembali ke pangkuan Tuhan. Terlebih sesuatu yang baik"

Seungcheol mengangguk, "itu. Lagi satu, selama apapun kamu selalu merasa bersalah gak bakal merubah apa-apa. Okay? Aku selalu disini kok, gak kemana-mana"

Terkadang kehilangan satu hal yang kelihatannya paling berarti secara tidak sadar juga membuat lupa, bahwa sejatinya Tuhan tidak mungkin juga sekejam itu untuk menghilangkan semuanya dari kehidupan.

Aku selalu disini kok, gak kemana-mana

Begitu menamparnya yang selama ini selalu menyendiri dengan perasaan sedih. Dirinya kemana saja? Dan kalau Seungcheol tidak mengucapkan kalimat itu tadi, Jeonghan mungkin tidak akan tersentuh dan digejolakkan perasaannya. Faktanya kini, Jeonghan sudah terlalu pergi jauh sementara Seungcheol masih setia di rumah.

"Seungcheol─"

Lembut tapi pasti. Jeonghan meraih tubuh yang terlihat kokoh dari luar tersebut untuk dipeluknya. Melingkarkan lengan kurusnya di leher Seungcheol erat, seolah memastikan kalau benar sosok itu tidak akan kemana-mana. Yang akan selalu ada menemaninya.

"Ayo Cheol, kita main ski pas pertengahan musim dingin nanti, ya? A-aku juga tunggu kejutan kamu yang lain"

Seungcheol terkekeh kecil dengan tangan tergerak mengusap punggung Jeonghan. Raganya juga begitu meresapi pelukan hangat yang sudah lama tidak dia dapatkan ini, apalagi untuk dirasakan. "Ayo sayang ayo, nanti kita ke tempat paling bagus kalau bisa" dan dibalas anggukkan oleh Jeonghan. Bibirnya tersenyum di balik bahu Seungcheol meski matanya berembun disana.

"Terima kasih, aku sayang kamu. Dan terima kasih karena ternyata masih setia di rumah"

End

Akhirnya bisa bawa Jeongcheol lagi disini^^
Sebenernya ini oneshoot belom lama abis di post di twt author, tapi cast-nya seoksoo. Terus pengen bawa kesini, tapi masa seoksoo lagi gitu wkwkwk akhirnya ganti jadi jeongcheol aja :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

storia |all ♾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang