[baku].
Untuk catatan-ku kali ini, tiba-tiba aku teringat suatu kencan manis di beberapa tahun silam.
Entahlah ini manis atau tidak, tapi aku selalu tersenyum sendiri ketika mengingat hal itu.
Dan sebuah foto yang terselip di album lama, semakin membuatku ingin bernostalgia.
Waktu itu, di minggu ketiga liburan musim panas. Yang aku ingat, kita berencana ingin pergi bersama melepas penat mengingat kita begitu disibukkan sebagai mahasiswa tingkat akhir. Kau bilang padaku, "tidakkah menyenangkan kalau menyusul yang lain di pantai?"
Aku terkekeh, dan paham maksudmu yang sempat tertinggal dengan teman-temanmu yang sudah lebih dulu berlibur ke pantai. Seungcheol, Jeonghan, Seokmin, Soonyoung, Seungkwan---astaga bagaimana kabar mereka sekarang?---sudah lebih dulu pergi dan bermalam di pantai lalu meninggalkanmu di kota. Kk~ kasihan sekali sih kau...
Dan setelah kau bilang padaku tentang rencana itu, keesokan harinya kau datang dengan Mustang shelby-mu untuk menjemputku. Di depan rumahku lebih tepatnya.
"Kau benar-benar niat ingin menyusul mereka?"
"Ya lalu? Kau pikir berapa lama lagi kita bisa menghabiskan waktu musim panas bersama-sama?"
Aku hanya tersenyum. Jujur aku akui, kau begitu tampan dengan pose duduk-mu didalam Mustang hitam yang gagah itu. Yang aku tahu, kau dan benda besi itu sudah lama bersama bahkan kemanapun kau pergi kau selalu membawanya pergi bersama. Dan untuk pertama kalinya saat itu, aku dibawa olehmu pergi berjalan-jalan dengan Mustang selain pergi-pulang kuliah.
Lalu kau bilang, aku adalah orang pertama yang diajak jalan-jalan menaiki Mustang. Dan aku hanya menganggap itu candaan semata asal kau tau.
"Apa kita juga akan bermalam disana?"
"Ayo kalau kau mau"
Mustang membawa kita menuju pantai yang jauh dari hiruk pikuk kota. Aku tak bisa berhenti memandang keluar dimana pemandangan begitu menarik untuk dilihat dibanding gedung-gedung pencakar langit. Dan selama di perjalanan, kau meminta padaku untuk menyalakan musik yang kau suka. Aku hanya mengiyakan sekilas, tapi kemudian aku terpana karna ternyata selera musikmu sama denganku.
"Kau suka juga lagu ini?"
"Tentu, lagunya sangat relate dengan liburan musim panas kali ini"
"Kalau begitu akan aku keraskan sedikit"
Mustang seketika berubah menjadi tempat karaoke berjalan, dan hanya ada kau dan aku yang begitu asyik meski terlihat bising di mata orang lain.
Aku juga ingat, saat berada di daerah tebing mendekati pantai kau mengacungkan jari tengah-mu karna seorang pengemudi turis yang mengomeli tingkah kita berdua. Demi Tuhan, kau meminum soda-mu dan tanganmu terulur keluar jendela hanya untuk menunjukkan jari tengah-mu. Aku hanya tertawa, karna kau begitu santai dengan hinaan atau omelan orang.
Sadar-kah kau kebrutalan sikapmu seolah membuatku terpesona?
Aku masih ber-karaoke ketika kau mengeluarkan sigaret dari desk Mustang-mu. Lagu berganti menjadi genre klasik 80-an, dan aku memekik dalam hati karna itu lagu favorit Ayah dan Ibu-ku. Sadar tidak sadar, aku menyandarkan kepalaku di bahu-mu karna teringat cerita Ibu yang bilang kalau ini lagu pesta dansa pertama-nya.
"Lagu ini mengingatkan-mu sesuatu?"
"Ibu bilang Ayah mencium pipinya saat pesta dansa sekolah dan bersamaan dengan lagu ini diputar"
Kau hanya berdeham dan menganggukkan kepala-mu. Dengan kepulan asap yang langsung keluar melalui jendela Mustang.
"Romantis, tapi maaf kalau disini bernuansa asap sigaret. Aku belum menghirupnya sejak kemarin"
Aku tertawa, "tak apa asal kau fokus menyetir. Lagipula ..."
Entah apa yang ada di pikiranku saat itu. Kudongakan kepalaku, lalu perlahan maju di depan wajahmu dan menghirup nafas yang berhembus dari mulutmu. Seketika aku merasa nikmat beberapa detik karna aroma cengkeh dan kayu manis dari batangan yang menguasai indra perasa milik-mu itu.
"Aku tidak tahu rasanya bagaimana, tapi rasanya seperti candu untuk-mu 'kan?"
Dan siapa sangka tiba-tiba saja kau memberhentikan Mustang di tepi tebing, lalu melumat bibir-ku setelah kau buang sigaret yang masih panjang itu?
Aku bisa saja memprotes saat itu, dan mendorong bahu-mu karna kau melumat bibir-ku tanpa kenal tempat.
Tapi siapa sangka aku menikmatinya?
Karna nan jauh dibawah tebing sana, aku mendengar suara ombak berdesir dan pekikan burung camar terbang melawan angin laut. Aku tersenyum dengan pipi merah karna kau masih lembut mempermainkan lidah-ku didalam sana.
Aku tak bisa membayangkan, disana teman-temanmu mungkin masih menertawakan dirimu karna berhasil sampai di pantai dan meninggalkanmu. Tapi mereka tak tahu, di Mustang hitam-mu yang berdiri didepan tebing ini kau seolah tengah mengejek mereka.
Dan terakhir yang aku ingat dari kencan tersebut, kau mengajakku menghitung matahari terbenam dan bermalam di dalam Mustang.
"Entah kau memang terlahir liar atau bagaimana, tapi aku begitu mencintai-mu Kim. Semoga Mustang bisa jadi mobil pernikahan kita beberapa tahun lagi, ya semoga saja dia awet kk~" gumamku diam-diam saat itu.
Yah, kira-kira seperti itulah kencan-ku dengannya dan si Mustang. Aku berpikir, mungkin ini adalah satu-satunya tulisan di buku notes-ku mengenai kencan-ku dengan dia. Karna biasanya aku hanya menulis dan mencatat puisi disini, mengingat aku masih aktif jadi penulis bahkan saat sudah 7 tahun menikah dengannya.
Dan soal Mustang, dia sudah tidak ada diantara kami berdua. Tapi setidaknya, aku masih selalu mengingat kenangan dengan benda besi bersejarah itu, dibanding Kim Mingyu bodoh yang menjual benda itu hanya karna melihat mobil tetangga kami yang lebih bergaya dan lebih mewah. Huft...
Minggu, 14 Februari 2021
.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
storia |all ♾
Fanfictionjust short fanfic with all svt's pairing. these are some imagine from some of the pictures that I got from Pinterest or from svt's update and etc platform. happy reading (: . Attention! Language : bisa baku/semi-baku/non-baku Switch : OOC/age