Darling ;seoksoo

1.5K 130 20
                                    


[baku]

.

Jisoo terbangun dan perlahan membuka matanya yang terasa berat. Rasanya panas dan Ia begitu lemas membuka mata kucingnya lebar-lebar, tapi sinar matahari yang masuk membiasi kamar rawatnya tampaknya ingin membuat mata itu terbuka dengan cerahnya.

Rasa sakit semalam masih Jisoo rasakan meski tidak seberapa untuk pagi ini. Ia sendiri bahkan tidak begitu ingat sepenuhnya apa yang telah terjadi semalam. Terakhir yang diingatnya, tubuh kekar Seokmin memeluknya begitu hangat sembari seorang dokter dan beberapa suster melalukan hal menyakitkan pada tubuhnya.

Dan pagi ini masih sama.

Saat Jisoo mendongakkan kepala, Ia mendapati wajah Seokmin dengan rahang kokoh itu menaungi wajah Jisoo. Ya, bisa dibilang Jisoo menyandarkan wajahnya pada ceruk leher Seokmin. Dan tubuhnya, dipeluk erat dari samping oleh Seokmin tapi tanpa menyakiti Jisoo yang dipenuhi selang dan alat medis di beberapa anggota tubuhnya.

Cup..

Jisoo memejamkan mata saat dirasa Seokmin mengecup lembut pucuk kepalanya. Entah dalam keadaan sadar atau hanya sekedar mengigau, tapi Jisoo menganggap itu sebagai sapaan pagi.

Ia hendak mengusap lengan kekar Seokmin yang memeluk perutnya. Tapi saat digerakkan sedikit, rasa ngilu luar biasa langsung dirasakan Jisoo dan membuat bibir pucat itu spontan mengeluarkan pekikan lirih.

'Sakit..'

Dan saat dilihat, barulah Jisoo sadar ternyata selang di tangannya sudah bertambah lagi. Entahlah dihubungkan kemana, tapi baginya selang infus saja sudah membuatnya menderita karna rasa ngilu setiap ada pergerakan kecil sedikit saja. Dan sekarang sudah ditambah lagi dua.

 Dan sekarang sudah ditambah lagi dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seok.. Seokmin-ah"

Meski kecil, namun suara itu mampu membuat Seokmin terbangun dari alam tidurnya yang jauh. Wajahnya langsung mengernyit khawatir mendengar suara Jisoo yang terdengar tengah menahan sakit itu.

"Soo? Hey, kenapa?"

Dalam diam, Jisoo kagum terhadap suaminya ini. Sangat peka namun membuat sisi hatinya merasa tak enak karna telah merepotkan Seokmin. Ia menggeleng pelan menjawab pertanyaan Seokmin.

"Aniya,"

"Kau tiba-tiba bangun jam segini, apa kau perlu sesuatu?"

Pria Lee itu bertanya sangat lembut sambil membetulkan selang canula yang melingkari wajah manis Jisoo, membuatnya hanya bisa terdiam sambil menatap polos Seokmin dengan kerjapan lemahnya.

"Apa masih sakit seperti semalam?

Jujur, Jisoo mengangguk pelan dan membuat Seokmin lantas mengeratkan pelukan sambil mengusap punggung Jisoo yang berbaring miring menghadapnya.

storia |all ♾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang