Rainy ;meanie

990 100 3
                                    


[baku]

.

Wonwoo sedang asyik menyelami bacaan novelnya di kamar sore ini, dengan tubuh terbungkus selimut untuk menjaga suhu tubuhnya. Awalnya suasana begitu tenang, sampai akhirnya Ia tersentak karna mendengar suara gemuruh diluar.

"Huh?"

Awalnya, tapi lama-kelamaan suara gemuruhnya berubah seperti air bah yang tumpah ke bumi.

"Itu 'kan suara---"

Buru-buru Ia bangkit dari kasur dan berlari menuju jendela kamar. Saat membukanya, Wonwoo langsung memekik tatkala melihat jendela kamar yang berembun dan dialiri tetesan-tetesan air dari langit.

"GYU! HUJAN!"

Pria manis ini senang bukan kepalang. Maka langsung saja Ia keluar dari kamar dan turun kebawah dengan senyum yang menghiasi bibir pucatnya. Meneriaki nama Mingyu ke seluruh penjuru rumah sambil berlari tertatih menuju teras belakang.

"Gyu? Mingyu-ya! Diluar turun hujan!"

Sosok besar Mingyu tak juga menampakkan batang hidungnya, bahkan saat Wonwoo sudah bersandar pada pintu kaca transparan yang membatasi ruang tengah dengan halaman belakang rumah mereka.

"Akhirnya turun hujan"

Wonwoo tergirang bahkan sampai terbatuk, tapi hanya dianggap angin lalu karna Ia begitu antusias menatap hujan deras diluar sana. Wajar Wonwoo terlihat begitu senang, karna hujan adalah hal yang Ia sukai ditambah--

Mingyu marah tidak ya kalau aku melihat hujan sambil berdiri persis di teras?

---Mingyu sangat melarangnya untuk menyentuh hujan lagi.

Senyum Wonwoo perlahan luntur.

Sejak beberapa tahun belakangan, Mingyu memang sangat keras melarang Wonwoo untuk bersentuhan langsung dengan hujan. Kalau Wonwoo kehujanan sedikit saja, Mingyu langsung khawatir bukan main bahkan rela tidak pergi bekerja hanya untuk menjaga Wonwoo yang habis terkena air hujan. Karna bagi Mingyu, hujan bisa menyakiti Wonwoo. Bisa melukai Wonwoo dan membuat Wonwoo kesakitan.

Mingyu tidak mau hujan membuat Wonwoo mengalami hal itu.

"Tapi... sudah lama juga tidak turun hujan. Bagaimana kalau besok tidak turun lagi?" Monolognya.

Dan akhirnya, setelah menghabiskan detik-detik untuk berpikir Wonwoo pun memutuskan sesuatu. Entahlah ini akan membuat Mingyu marah atau tidak, tapi Wonwoo sudah tak bisa menahan suka citanya lagi terhadap hujan.

Hanya sebentar bermain tidak akan membuat-ku masuk ICU 'kan...

Akhirnya, dengan rasa senang bercampur sedikit keraguan Wonwoo membuka pintu kaca-nya lalu melangkah keluar menapaki teras rumah. Awalnya Wonwoo tersentak saat udara dingin langsung menyergap tubuh ringkihnya, tapi semakin Ia melangkah udara dingin seolah bukanlah apa-apa untuk Wonwoo. Itu tidaklah terlalu menyakitinya.

"Ugh.."

Angin dingin hampir membuat tubuhnya goyah. Tapi Wonwoo langsung mengembangkan senyum saat matanya bisa menatap langsung rintik-rintik deras hujan yang turun tepat di hadapannya dengan mata berbinar.

"Cantiknya..."

Ia bahkan bergumam dalam gemelutuk giginya, pertanda kedinginan. Tapi Wonwoo tak menghiraukannya, Ia bahkan sudah menjulurkan tangan kedepan untuk menadahi air hujan.

Tes!

Tes!

Tes!

Wonwoo terkekeh kagum, Ia terharu bisa merasakan hujan kembali secara dekat.

storia |all ♾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang