a song for you two ;seoksoo

551 46 1
                                    

⚠️mpreg⚠️

[ semi-baku ]

Ekhermm,

Jisoo berdehem sambil mengurut pelan tenggorokannya berusaha menghilangkan dahak yang mengganjal disana. Ditekannya tombol air panas dispenser guna menambah hangat pada gelasnya yang sudah terisi setengah air putih biasa, lantas meneguk air hangat itu untuk melegakan tenggorokannya. Cuaca akhir-akhir ini mulai dingin dan pikir Jisoo itu adalah salah satu penyebab paru-parunya banyak mengeluarkan lendir dari dalam. Dan demi mencegah datangnya penyakit, pemuda manis ini berusaha rajin mengonsumsi air hangat terlebih saat malam.

"YAH?! KOK KEAPUS SIH!"

Berjengit mendengar suara teriakan tersebut, Jisoo lantas langsung mengusap lembut perutnya. Meski dari lantai atas dan dirinya ada di bawah, tetap terdengar kencang dan membuatnya kaget. Sudah jam 12 kurang seperempat, Jisoo penasaran apa yang membuat Seokmin diatas berteriak begitu.

"Huft, udahan kagetnya nak. Ayah gak sengaja itu teriak" berbisik demikian karna perutnya dirasa agak tegang.

Sebelum menyusul, Jisoo sempatkan untuk menyimpan air hangat di dalam tumblr yang tentu itu untuk Seokmin. Setelahnya dengan langkah perlahan Jisoo menaiki tangga rumah sederhana mereka dan menghampiri ruang kerja minimalis Seokmin di ujung lantai atas. Pintunya tidak terkunci namun Jisoo tetap sopan mengetuk terlebih dahulu sebelum masuk.

"Yaudah kirim aja ke gue gapapa, masih untung seenggaknya ada salinannya meski berantakan. Iya email aja, thanks ya Gyu"

Agak takut sebenarnya ketika Jisoo mau melangkah mendekati Seokmin yang kentara sekali tengah emosi di depan laptopnya. Bibirnya terkulum gugup dan tangannya memutar-mutar tidak jelas tumblr di genggaman. Tapi karna niatnya memang tulus mau meredakan amarah Seokmin akhirnya Jisoo pun melangkah mantap hingga berdiri tepat di belakang kursi kerja suaminya.

Jemari kurus Jisoo terangkat untuk mengusap lembut pucuk kepala Seokmin. Tanpa dia sadar Seokmin menghela nafas ketika jemarinya mengusap lembut helaian rambut sang suami. Helaan nafas yang bermaksud untuk meredam emosi yang tadi melanda.

"Apanya yang kehapus Seok?"

"Laporan"

Dalam berdirinya Jisoo hanya mengangguk sambil ber-oh tanpa suara, tapi tangannya masih tetap di kepala Seokmin dimana kini jemari halus itu perlahan memijat lembut kepalanya. Hening tercipta diantara keduanya, dengan Seokmin yang masih dengan wajah kerasnya perkara barusan. Sampai suara notifikasi berbunyi dari laptopnya, Seokmin menghela nafas lagi karna rasa lega "untung Mingyu ada salinannya"

Dan di tempatnya Jisoo masih setia diam tidak berbicara apa-apa.

"Lagian ini virus dateng darimana coba deh ampun, baru sebulan yang lalu dibersihin udah ada lagi. Masa iya gara-gara Hansol pinjem, abis ngapain emang itu anak di laptop gue selain revisi surat-surat undangan? Hhhh... ck, ada-ada aja sumpah"

Seokmin mendumel kesal tapi tangannya tetap aktif mengetik dan men-scroll laptop guna membereskan pekerjaan yang katanya hilang barusan. Mata rusa Jisoo di tempatnya ikut memperhatikan kata-kata dan gambar-gambar yang tertera di layar laptop. Jujur dia tidak paham semuanya, tapi yang pasti itu semua terlihat menjelimet dan wajar Seokmin tadi marah kalau tiba-tiba semua itu menghilang gara-gara virus.

storia |all ♾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang