Doubt ;cheolsoo

618 49 0
                                    


[baku]

.

"Ini sudah malam Soo, istirahatlah"

Seungcheol berjalan mendekati Jisoo yang nampak masih begitu asik melukis diatas kanvas barunya. Di tangannya, pemuda Choi itu membawa segelas air hangat juga sepiring kecil berisi beberapa pil dan tablet disana. Seungcheol menghela nafas khawatir, pasalnya kanvas itu memang baru dibelikan oleh Tuan Hong 2 hari yang lalu. Dan setelah pulang dari rumah sakit siang tadi, Jisoo sudah nampak tak sabar ingin segera melukis belum lagi Ia dapat sepaket cat baru dari salah satu perawat di rumah sakit yang amat mengenal Jisoo.

Jadilah si Manis yang nyatanya masih lemah itu mendekam hampir jam 9 malam di galerinya sendiri.

"Bibi Han bahkan sudah menyiapkan obatmu Soo, ayo diminum dulu"

"Tunggu ya Cheol, aku ingin mencampur warna---

"Jisoo-ya"

Terdengar lembut namun tetap tegas, Jisoo segera menghentikan sejenak kegiatan mencampur warna di paletnya lalu mengalihkan pandangan dari kanvas. Bibir pucat Jisoo tersenyum melihat Seungcheol yang kini tengah duduk di salah satu kursi yang ada disana sembari menatapnya khawatir, "kenapa Cheol?"

"Kenapa kau begitu memaksa untuk pulang hari ini?"

Jisoo belum menjawab pertanyaan Seungcheol dan mulai meminum obatnya dibantu pemuda bermata lentik itu. Sesekali alisnya mengernyit karna harus merasakan pahit yang menyangkut di tenggorokannya, dan segera Seungcheol memberinya air hangat agar Jisoo merasa enakan.

"Terima kasih Cheol,"

"Jawab dulu pertanyaanku yang tadi Soo, kenapa kau begitu memaksa untuk pulang hari ini?"

Jisoo tersenyum, "aku tidak memaksa kok. Hanya memang merasa kalau kondisiku sudah pulih, jadi lebih baik pulang hari ini daripada harus berlama-lama di rumah sakit"

"Lalu kenapa aku merasa tidak tenang?"

Mendengar pertanyaan Seungcheol yang selanjutnya membuat Jisoo terkekeh manis sembari mengusap lembut lengan kekar pemuda itu, "itu karna kamu terlalu berlebihan Cheol, beda dengan Papa dan Dokter Lucas. Lagipula, aku hanya collaps biasa bukan yang benar-benar anfal. Jadi jangan khawatir, aku paham kok kondisi tubuhku sendiri"

Seungcheol berusaha tenang dan percaya, meski nyatanya tidak sama sekali. Biasa kata Jisoo, bahkan Seungcheol benar-benar melihat kalau waktu itu Ia benar-benar mengalami pendarahan pada gusi juga mimisan secara bersamaan. Belum lagi saat pagi tadi sebelum Jisoo meminta pulang, Seungcheol bisa mendengar pembicaraan Dokter Lucas dengan Tuan Hong samar-samar. Seungcheol yakin, dibalik Dokter Lucas dan Tuan Hong memperbolehkan Jisoo pulang hari ini pasti ada sesuatu yang sayangnya belum bisa Seungcheol pahami secara gamblang.

"Okay Jis, untuk kali ini aku akan berusaha mempercayaimu. Tapi tolong, bahkan Tuan Hong juga sudah mewanti-mu untuk tidak menahan sakitmu sendirian. Itu bisa fatal"

Jisoo hanya mengangguk pelan dengan kepala tertunduk, "maaf.. tapi aku tidak bermaksud menahannya. Hanya saja, aku berpikir selagi aku bisa menanggung sendiri ya kenapa tidak? Terlebih Papa, aku hanya tidak mau merepotkannya Cheol"

Melihat Jisoo yang berbicara lirih seperti itu, lantas membuat Seungcheol lebih mendekatkan dirinya ke Jisoo lalu menggenggam tangan kecil itu lembut di pangkuan sembari mengusap lembut rambut Jisoo.

storia |all ♾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang