PGCP_Bagian22💙

15 2 0
                                    

~Kenapa Hidupku Selalu Di Penuhi Dengan Air Mata~
*Aira Adnan Husain*

Aira, Dirga, Rizki dan Rose telah selesai menggisi perut mereka. Akhirnya mereka memutuskan untuk menghampiri Meli kembali ketika Aira membuka pintu ruangan tempat Meli di rawat di sana tidak ada Meli  kamar itu sudah kosong. Atau Meli di pindahkan keruangan lain?

"Pa, mama kemana? Kok gak ada di ruangan ini!" Ucap Aira sambil melihat sekeliling ruangan tersebut.

"Mungkin di pindahkan ke ruangan lain," sahut Dirga.

"Coba tanyain sama suster," saran Pak Rizki.

"Suster," Teriak Dirga kepada suster yang sedang berjalan.

"Iyah ada apa? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya suster itu sambil menatap mereka semua.

"Saya mau bertanya, pasien di kamar ini yang bernama Meli Larasati kenapa tidak ada? Atau sudah di pindahkan ke ruangan lain?" Ucap Dirga kepada suster itu.

"Maaf Pak, pasien yang bernama Meli Larasati sudah di pindahkan ke ruang jenazah." Jelas suster itu.

Deg!

Aira membulatkan matanya dengan sempurna maksud suster itu apa? Apa mungkin Meli sudah tiada? Iyah benar Meli sudah tiada sekitar 10 menit yang lalu ketika Aira, Rose, Dirga dan Rizki sedang berada di kantin.

"Gak mungkin. Mama, barusan masih ngobrol bareng Aira hiks," bentak Aira.

Dirga dan Rizki hanya diam dan menunduk sambil menahan tangis. Rose menangis di pelukan sang ayah yaitu Rizki.

"Suster pasti berbohongkan?" Sambung Aira.

"Maaf, saya tidak berbohong. Kalau begitu saya permisi dulu," ucap Dokter itu sambil berlalu pergi.

"Hiks, Aira gak percaya mama ningalin Aira. Mama kan cuman minta izin mau tidur sebentar doang bukan untuk selamanya," ucap Aira sambil berlari ke-arah ruang jenazah.

Sesampai di ruang jenazah Aira langsung menghampiri tubuh Meli yang di tutupi oleh kain putih Aira membuka kain putih yang menutupi wajah ibunya dan langsung mengusap wajah pucat itu.

"Ma, hiks bangun jangan tingalin Aira," ucap Aira sambil memeluk jenazah Meli.

"Aira kangen di peluk sama mama hiks, dan Aira juga kangen sama masakkan mama."

"Tolong bangun!" Teriak Aira sambil mengoyangkan tubuh Meli.

"Mama, jangan tingalin Rose!" Ucap Rose sambil memeluk jenazah Meli.

"Mama, bangun. Aira sama Rose masih butuh kasih sayang mama," lirih Aira sambil mengusap air matanya secara kasar.

"Sayang, kamu jangan sedih lagi" Ucap Rafasha sambil mengusap rambut Aira.

Rafasha baru sampai di rumah sakit beberapa detik yang lalu. Gilang, Galang dan Miya pun ikut kesana Rio juga ada di sana karna tempat Rio di rawat adalah rumah sakit yang sama dengan Meli tadi.

"Kak Asha, Mama hiks,"

Aira tidak melanjutkan omongannya karna hatinya terasa sesak.

"Sut... Sut... Jangan nangis lagi, aku gak mau lihat peri kecil ku menangis," tutur Rafasha.

"Kak Asha, suatu saat nanti kalau aku berhasil nemuin siapa yang udah nabrak mama dan kabur begitu saja. Aku akan membunuhnya!" Ujar Aira dengan penuh kebencian.

"Aira, kamu gak boleh ngomong seperti itu!" Ucap Rio.

"Emang salah, kalau aku mau balas dendam," bentak Aira kepada Rio.

"Bener kata Rio, kamu gak boleh balas dendam. Biarkan polisi aja yang memberi hukuman kepada dia," jelas Gilang.

Pemakaman telah selesai pada jam 17:00. Di sana terlihat Aira sedang memeluk batu nisan yang bertulisan Meli Larasati binti Kusuma. Dirga, Rizki, Rose, Miya, Gilang dan Galang telah pulang Dirga telah mengajak Aira pulang tetapi dia tidak mau. Aira tidak sendiri dia di temani oleh Rafasha, Rafasha dan Aira berada di pemakaman sampai larut malam setelah jam menunjukan jam 20:30 akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

Next Gak Nih?
•Satu Kata Buat Aira Dan Pak Dirga Yang Sedang Berduka
•Satu Kata Buat Rafasha
•Satu Kata Buat Rizki Dan Rose
•Satu Kata Buat Author Juga 😂

Perubahan Gadis Cupu{ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang