Sebelum Pulang

3.1K 34 3
                                    


"Nih....", Nanda melemparkan handuk yang telah mengeringkan tubuhnya padaku. Aku terlihat melamun, dan itu mengagetkanku. Ku lihat Umi dan anaknya sudah begitu cantik dengan pakaian yang membalut tubuh indah mereka, tinggal aku yang belum menghilang bau peju yang sempat ku siramkan kedua tubuh wanita tadi.

***


"Maaf ya sayang, Umi dan Nanda tadi lagi nyari mushola", Umi sambil cium pipi kanan dan pipi kiriku seakan belum ketemuan sebelumnya. Aku membalas cipika cipiki mereka, seakan aku ini seperti mereka.

"Kamu udah makan tadi?", tanya Umi padaku.

"Aku cuma ngemil aja sih, Mi", sambil menunjukkan apa yang sudah ku pesan sebelumnya.


Sesaat keluar, ku lihat dia ternyata duduk di pojokan bersama temannya. Dan sepertinya bercerita, kalo aku salah masuk ke dalam toilet. Dia melihatku dan hampir saja menunjukku, untung saja aku menatapnya langsung jadi dia tidak berani menceritakan kejadian yang sebenarnya.

"Ko lama amat sih say?", tanya Nanda yang pesanan minumannya sudah datang.

"Napa sih laki-laki itu menatapmu gitu?", Nanda penasaran apa yang terjadi. Langsung ku bisiki Nanda, bahwa aku tadi masuk ke toilet cowok bukan cewek.

"Pantesan aja, kamu nih ngaco aja. Tubuh kamu udah cewek, jika masuk ke toilet cewek ga masalah meskipun kamu ketauan", tawa Nanda sesekali melihat pemuda yang melihatku tadi.

"O... iya, Nanda dan Umi tadi cukup lama bukan cuma urusan ibadah",

"Nanda tadi minta ke Umi buat beliin kamu handphone, Umi tadi juga cerita kalo udah beristri dan hamil. Kalo boleh cerita, usia kehamilannya udah berapa bulan sekarang?", tanya Nanda padaku.

"Waktu aku di-PHK dulu, usia kehamilan istri itu 3 bulan kalo ga salah. Sempat gelap mata karena ajakan teman untuk merampok. Dan itu tertangkap saat pertama kali aksi",

"Terus?", Nanda penasaran

"Aku dipenjara itu cuma 2 bulan, dan itu belum masuk ke dalam pengadilan. Cuma ditahan dulu intinya",

"Abis itu aku ada di asrama, mungkin hampir 3 bulan. Dan sebulannya di tempat operasi payudara kemarin", ucapku sambil melihat Nanda menghitung waktu.

"Bentar lagi istrimu lahiran dong, keluargamu tahu kalo kamu di penjara?", tanya Nanda.

"Aku yatim piatu, ditinggal bapak waktu SD dan ibu waktu lulusan SMK", ucapku menceritakan masa laluku.

"Kalo keluarga istrimu, bagaimana?", gantian Umi menanyakan keluarga istriku.

"Setahuku, istriku itu dibuang keluarganya karena ketahuan hamil di luar nikah?",

"Hamil di luar nikah???? Bareng kamu?", Nanda semakin penasaran


"Bagus banget, Nan", tak henti-hentinya aku ucapkan terima kasih pada Umi dan Nanda.

"Kamu hari ini nginep di sini dulu, Umi ada rejeki buat kamu", Umi juga memberikanku amplop coklat.

"Ini buat apa Umi?", tanyaku

Ilustrasi bukan sebenarnya ; Nanda, Umi dan Aku (Kiri-Kanan)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi bukan sebenarnya ; Nanda, Umi dan Aku (Kiri-Kanan)


"Buat lahiran, dan kamu bisa pulang menemuinya", selain memberiku uang, Umi juga menyuruhku untuk menemani istriku lahiran. Tapi dengan keadaanku seperti ini apakah istriku tidak akan terkejut? Namun sebelum aku kembali ke kamar, kami bertiga berphoto bersama.

JilbabkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang