"Mbak... Kamu udah siap apa belum?", tanya istriku saat aku membongkar isi koper kecilku, aku mencari sajadah dan mukena travel yang pernah ku pakai sebelumnya. Aku sebenarnya bisa saja hanya memakai sarung, namun itu akan membuat istriku curiga karena penampilanku mirip dengannya. Semalam aku hanya memakai sajadah, namun mukenanya masih tersimpan di dalam koper. Aku beribadah menggunakan pakaian yang ku pakai ini saja, karena kamar di rumah ini bisa dikunci semua dari dalam. Jadi aku bisa leluasa melakukan apa saja di dalam kamar.
"Belum mbak", ucapku sambil terus mencari mukena.
"Nyari apa mbak?", tanyanya padaku.
"Mukena mbak", ucapku sambil memilah isi koperku. Tak banyak tanya, istriku pergi dari kamar dan setelah itu....
"Ini mbak, pakai punyaku aja", ucapnya sambil menyodorkan mukena yang pernah ku jadikan mas kawin.
"Lho bukannya ini mas kawinnya mbak", ucapku yang membuatnya terdiam sejenak. Aku tak sengaja mengucapkan itu.
"Eh... maksud Nadya, biasanya kalo mukenanya bagus dan masih bersih itu adalah mas kawin. Jadi wajar kalo masih bersih", ucapku mengelak. Aku harus berhati-hati kalo berbicara tentang hal-hal pribadi yang ku ketahui.
Tanpa banyak tanya aku dan istri pergi ke mushola bersama, tepat sebelum khomat berkumandang. Di sana banyak sekali tetanggaku, nuansa yang telah lama ku kangeni sebelum aku pulang. Dengan banyak hal yang berubah, alas yang dulunya hanya ubin kusam diganti dengan keramik yang kilauannya terlihat mewah. Aku melihat banyak tetanggaku yang menatapku saat aku jalan bersama dengan istriku, aku hanya menundukkan kepalaku karena malu jika seandainya mereka benar mengenal aku.
Selengkapnya hanya di https://karyakarsa.com/cheesebuns555/jilbabku-9-17
Aku diajaknya ke dalam shaf wanita bersamaan dengan istriku. Tak mungkin diriku masuk ke dalam shaf pria, dengan pakaian muslimah macam ini. Aku bersebelahan dengan istriku, mencari tempat pojok belakang dan kebetulan saja ada tempat kosong di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jilbabku
Short StoryCerita seorang narapidana yang kabur dari penjara, dan menyamar sebagai seseorang karena ketidaksengajaan membuatnya harus merasakan penjara yang lain. Dengan terpaksa dan keadaan yang memintanya menjadi orang lain. Akankah narapidana ini akan menja...