Chapter-15

2.8K 213 40
                                    

Ting!

Suara notifikasi ponsel Adara mengalihkan pandangannya dari papan nisan di depannya. Segera ia mengecek ponsel yang ada di saku celananya.

Mitaii💩
Lo dmn? Bonyok lo pulang ni Ra.

Setelah membacanya, tanpa membalas pesan itu Adara bergegas merapikan makam kakaknya, menaruh buket bunga di depan papan nisan lalu pamit.

"Kak Al, sekali lagi selamat ulang tahun ya. Ara pamit pulang dulu. Besok Ara kesini lagi kok. Kak Al yang tenang disana. Bye kak..." Adara mengecup papan nisan itu sebelum dirinya benar-benar meninggalkan TPU tersebut.

Di perjalanan pulang Adara menghiasi bibirnya dengan senyuman hangat, mengingat kepulangan orang tuanya yang sudah cukup lama ia nantikan. Gadis itu sudah cukup lama menahan rindu dengan kedua orang tua kandungnya. Mungkin sudah ada 1 tahun ia tak bertemu mereka. Dia melajukan kendaraannya dengan sangat cepat, tidak sabar ingin sampai tujuan. Bahkan suara dering ponselnya pun tak ia hiraukan karena saking semangatnya untuk bertemu kedua orang tuanya.

Mobil merahnya telah memasuki pagar besi besar berwarna putih. Terlihat di luar rumah terdapat sepupunya, Mita yang berdiri bersebelahan dengan asisten rumah tangganya.

Mita memperhatikan kedatangan Adara. Nampak gadis itu tersenyum riang ketika turun dari mobil hingga menghampirinya. Mita tau apa yang dirasakan sepupunya itu. Dia tau Adara sangat merindukan orang tuanya. Meskipun yang dirindukan sepertinya tidak merindukannya kembali. Ia menatap prihatin Adara.

"Dimana Mamah Papah?" tanya Adara semangat.

"Ayok ikut gue!" Mita menarik tangan Adara untuk kembali memasuki mobil. Namun segera di tepis oleh Adara.

"Nggak ah, apaan sih Lo? Gue mau ketemu bokap nyokap gue dulu. Kalo Lo mau ajak gue dugem, besok aja deh."

Mita menghela nafas. "Ikut gue aja deh!" Mita kembali menarik Adara untuk ikut dengannya.

"Gamau, maksa ih. Dibilang besok aja dugemnya jan sekarang. Gue mau ketemu bonyok dulu."

"Lo kenapa nggak angkat telpon gue? Lo kemana aja sih? Beberapa kali gue kesini Lo juga nggak ada. Lo kemana? Punya rumah pilih jadi gelandangan lo?"

"Gue kan bang Toyib," canda Adara. Adara mengibaskan tangannya. "Ah udahlah, gue mau masuk ketemu bonyok dulu. Bye!" Adara berlari memasuki rumah.

"Eh Ra, bentar, gue belum selesai ngomong!" Mita saling pandang dengan pembantu Adara yang berdiri di sebelahnya. "Kalo sebenernya bonyok lo dah pergi." Lanjutnya membatin.

"Non Ara pasti kangen banget sama orangtuanya," Mita hanya mengangguk membalas ucapan sang pembantu.

"MAH... PAH... KALIAN DIMANA?" teriak Adara sesampainya dalam rumah.

"ARA PULANG... ARA KANGEN KALIAN." Adara berlari kesana kemari mencari sosok orang yang dirindukannya.

"MAH... Mereka dimana sih!" gerutunya karena tidak menemukan orang yang ia cari di rumah besar itu.

Frustasi tidak menemukan keberadaan kedua orangtuanya, Adara memutuskan menemui Mita hendak menanyakan perihal kedua orang tuanya.

MAID IN 30 DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang