Chapter-1

9.3K 415 59
                                    

Beberapa siswi tengah bergerombol mengelilingi seorang gadis cantik dengan rambut panjang yang tergerai lurus di salah satu meja dalam kelas. Padahal bel pulang sekolah sudah berbunyi sedari 30 menit yang lalu. Namun beberapa dari mereka masih tetap stay di dalam sekolah. Sekiranya terdapat 5 orang yang masih betah di kelas itu.

Salah satu dari kelima gadis itu adalah Adara Sasikirana. Begitulah jajaran huruf yang tercetak rapi di name tag seragam putih abu-abunya. Gadis yang sekarang berada di tengah-tengah gerombolan dan menjadi pusat perhatian keempat temannya.

"Ra, masih suka balapan?" tanya salah satunya. Rena namanya.

"Jangan ditanya, itu udah hobinya. Kemarin aja dia menang lagi. Padahal tandingannya cowok," bangga Risa. Teman sebangku Adara.

Memang dari keempat temannya, Adara lebih dekat dengan Putu Risa Agastya yang selaku teman sebangkunya dan Mita Maheswari sepupunya. Sedangkan kedua teman kembarnya-Rena dan Rina- mereka memang akrab tapi tidak seakrab Risa dan Mita yang selalu bersama Adara.

"Gak akan ada yang bisa ngalahin gue," sombong Adara.

"Kalau ada?" tanya Rena seolah menantang.

Adara menaikkan sebelah alisnya menatap Rena. Kemudian tersenyum meremehkan. "Nggak akan ada," balas Adara penuh percaya diri.

Adara yang sombong. Adara yang angkuh. Teman-temannya sudah terbiasa akan hal itu. Meskipun begitu Adara adalah tipe orang yang tidak pernah pelit dengan teman-temannya. Meskipun sombong dan angkuh ia tetap bergaul dengan siapa saja yang ingin bergaul dengannya. Tidak pernah membeda-bedakan teman. Yang menjadi titik keangkuhannya karena Adara seringkali memenangkan balapan. Karena hal itu ia selalu meremehkan orang yang menantangnya balapan.

Banyak sekali yang menantang seorang Adara Sasikirana balapan berharap bisa menjatuhkan dan mengalahkan gadis itu. Namun hasilnya nihil. Sejauh ini tidak ada yang bisa mengalahkannya. Dan Adara pernah berjanji jika ada seorang yang bisa mengalahkannya, dia akan menuruti satu permintaannya. Apapun itu. Sayangnya sampai sekarang dia tidak menemukan orang yang bisa menandinginya.

Adara sangat lihai mengendarai mobil. Mobil audi merahnya bahkan cukup terkenal karena Adara seringkali menggunakannya untuk balapan. Sekali lihat mungkin sudah tau jika pemiliknya adalah seorang ratu jalanan.

"Kalian tau Bara 'kan? Gue pernah liat dia balapan," kata Mita. Semua orang yang mendengarnya sesaat terkejut. Semua pandangan beralih ke Mita. Terkecuali Adara. Bahkan Adara sama sekali tidak terkejut dengan informasi yang baru saja Mita sampaikan.

"Adibara maksud lo?" Mita mengangguk atas pertanyaan Rina.

"Fix. lo harus coba nantangin Bara, Ra." Adara yang semula asik menatap ponselnya kini beralih menatap Rena dan keempat temannya yang lain.

Adara menaikkan sebelah alisnya. "Bara siapa?" tanya Adara. Pantas saja Adara tidak kaget dengan informasi yang tadi dikatakan Mita. Ternyata dia tidak mengenal sosok Bara. Astaga.

"Demi apa lo nggak tau?!" nada Risa naik beberapa oktaf. Dia tidak habis pikir dengan teman sebangku sekaligus sahabatnya ini. Bisa-bisanya dia tidak mengenal sosok Bara.

ADIBARA LOH INI. ADIBARA DIRGANTARA.

"Lo sekolah disini udah hampir 2 tahun, dan lo nggak tau Bara?!" lagi-lagi Risa berkata. Sumpah dia tidak habis pikir dengan Adara. Padahal seorang Adibara begitu terkenal. Tapi kenapa sahabatnya ini tidak mengenal laki-laki tampan itu. Mita, Rena, dan Rina berdecak beberapa kali sambil menggelengkan kepalanya. Mereka juga sama seperti Risa, tidak habis pikir dengan Adara.

Adara mengedikkan bahunya acuh. "Emang dia siapa? Lebih terkenal dari gue?" tanya Adara dengan menyombongkan dirinya.

"Lo emang terkenal di sekolah ini, Ra. Tapi gue nggak tau kalo lo itu kudetnya naudzubillah."

MAID IN 30 DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang