Pembakaran mayat yoriichi telah selesai, atera hanya memandang kosong tempat pembakaran, matanya merah wajahnya pucat.
Dengan pelan dia berjalan, duduk dan mengumpulkan abu itu, tak ada air mata di matanya hanya ada tatapan dingin dan kosong.
Memasukkan abu itu ke liontin yang tergantung di serulingnya, seruling yang dia beli di festival ketika berumur 10 tahun bersama yoriichi.
Lalu dia berdiri dan berbalik pergi, tangannya terangkat melihat hadiah terakhir pemberian yoriichi di tangannya. Sebuah anting yang sangat indah, berbentuk matahari dan bulan.
'Aku tau ayah, aku tau maksud dari pemberian mu ini. Aku akan melakukannya, aku tidak akan pernah mengecewakan mu.'Memakainya di kedua telinganya, memasukkan seruling di pinggang tepat di samping nichirin milik yoriichi yang dia pakai. Memakai jubah dan menutupi kepalanya dengan tudung. Kini dia siap, siap memulai perjalanan baru dan tentu saja panjang.
Melangkah kan kaki dengan tegas tanpa berbalik lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Era zaman telah berubah, seiring mengerasnya hati atera, balas dendam dan rasa benci tak pernah hilang dari tubuhnya namun tambah menguat.
Tak jarang di setiap era, atera berpapasan ataupun melihat keturunan Michikatsu yang ditinggalkan dan itu sukses menyulut emosinya. Dia tak perduli dengan keturunan orang yang melenyapkan ayah angkatnya.
Julukan Pemburu Bulan menjadi identitas dirinya. Karena setiap pagi menjelang pasti di temukan jasad manusia yang menjadi buronan kejahatan ditemukan tewas mengenaskan.
Adapun para iblis yang sudah hilang sebelum para pemburu iblis datang.
Tapi satu hal yang dia hindari yaitu bertemu dengan pemburu iblis, memorinya pasti akan memutar perkataan para pemburu iblis di zamannya yang terus memaki dan menjelekkan ayah angkatnya karena kakaknya berubah menjadi oni.
Aku muak dengan dunia yang kejam ini, aku ingin memusnahkan dunia tapi atera tak bisa. Di dunia kejam inilah dia bisa bertemu yoriichi, dia tidak boleh merusak kenangan tentang yoriichi yang ada.
....
Era taisho
Disinilah atera sekarang berjalan menaiki gunung. Wajahnya yang tertutup tudung jubah menguar kesan misterius.
Kakinya berhenti tepat di depan rumah dikaki gunung, dia hanya diam tak melakukan apapun sampai seorang perempuan membuka pintu dari dalam.
Perempuan itu memandang atera sejenak. "Ah nona tsugikuni, anda pasti datang untuk bertemu suamiku, sudah lama anda tidak berkunjung. Silahkan duduk dulu." Ucap perempuan itu.
"Terima kasih kie." Jawab atera dengan datar.
Atera duduk sementara perempuan itu kembali masuk ke dalam.
Tak lama seorang laki-laki berambut merah anggur beranting hanafuda datang dan duduk disamping atera.
"Sudah lama anda tidak berkunjung..."
"Aku akan mengingat kenangan lama kalau hanya diam saja kamado tanjurou?"
Ya atera memang mengenal seluruh keluarga ini dari era terdahulu tentu saja yoriichi yang berperan banyak hingga timbul ikatan erat.
Tanjurou menghela nafas. "Dendam akan membawa kehancuran, saya tau anda mengerti. Anda sudah hidup 400 tahun dan tau akan kenyataan hidup namun bukankah ayah anda diatas sana akan sedih." Ucapan kepala keluarga kamado ini hanya angin lalu bagi atera.
"Kau mirip para pendahulu mu jika mengatakan itu. Dan seperti yang lalu aku tidak perduli. Lagipula pintu dewa neraka sudah menjadi takdirku."
"Hidupku hanya untuk balas dendam." Lanjut atera.
"Saya memohon kepada para dewa agar pintu hati anda terbuka lebar." Ucap tanjurou.
"Aku berdoa pada para dewa agar kau diberi umur panjang." Atera menyela.
Menghela nafas, "Dan apa istrimu sudah melahirkan?" Tanya atera.
"Terima kasih atas doa anda. Istri saya melahirkan tinggal menunggu hari."
"Aku merasakan firasat buruk, apalagi aneh jika muzan tidak menghampiri keluarga ini untuk ambisinya. Firasatku buruk untuk beberapa tahun ke depan."
"Saya juga takut akan itu tapi saya yakin apapun yang terjadi semua baik untuk masa depan." Terang tanjurou.
"Hinokami kagura...." Batin atera
"Anak pertamamu, ceritakanlah dia tentang ku. Jika sesuatu terjadi pada keluargamu suruh dia datang mencariku." Tegas atera.
"Saya mengerti tsugikuni-sama."
Atera berdiri dengan sedikit menyibak jubahnya, hingga mata tanjurou dapat melihat sebuah nichirin indah berwarna merah dan juga seruling tersemat di pinggangnya.
Melangkah pelan meninggalkan rumah itu.
"Anda bahkan tidak mampu melihat wajah saya atera-san, saya tau jika sekali saja anda melihat wajah dan anting ini anda akan goyah." Lirih sang kepala keluarga kamado.
......
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Girl Kimetsu No Yaiba
Fantasy** *** **** Atera dari kata Amaterasu sang Dewi Matahari..... ___ ____