Selamat membaca......
...
"Atera-sama tolong lebih hati-hati." Yosuke berjalan di belakang atera.
Mereka melewati pasar yang ramai sekarang, tak sengaja untuk kesekian kalinya tangan atera memecahkan kendi yang di pasang di depan pertokoan dan yosuke yang harus berhenti dan mengurus kekacauan.
Tak tau harus bersyukur atau menangis, yosuke hanya bisa tabah sekarang. Sifat tuan-nya kembali ke 400 tahun lalu, dia bersyukur namun sifat itu bukanlah sesuatu yang harus di syukuri.
Setelah membayar kerugian yosuke berlari mengejar atera dan mengambil posisi dibelakangnya.
"Atera-sama anda harus lebih-- saya mohon berhati-hati lah." Pasrah yosuke.
Atera berjalan santai tanpa merasa bersalah. "Mereka yang salah, dan juga aku tidak sengaja." Acuhnya.
"Uang anda akan habis jika seperti itu terus." Balas yosuke.
Atera mendengus. "Karena itu kau harus bisa mengatur keuangan-- tunggu itu uangku?!" Atera berbalik.
"Saya tidak punya uang." Yosuke berucap dengan polos.
"Aku lapar." Tekannya membuat yosuke terdiam.
"Untuk ramen ini masih cukup." Yosuke tersenyum, atera melanjutkan perjalanan. "Saya heran anda adalah orang ceroboh, bagaimana bisa hidup sendiri selama itu?" Bisiknya.
Atera mendengarnya. "Karena aku kabur dan tidak bertanggung jawab. Aku tidak akan pernah melakukannya karena aku cerdas!!" Yosuke berkeringat dingin.
...
••Yosuke
Aku tidak pernah merasa aneh jika bukan dengan atera-sama, dia memang memiliki pemikiran yang aneh-- tidak tapi selalu berfikiran aneh namun kali ini.
Mereka berdiri tepat di depan gubuk lama tengah hutan yang jelas terdapat oni di sana.
"Ap-Apa maksudnya ini?"
Atera-sama menyeringai. "Apa lagi, lawan dia." Dengan itu atera-sama menghilang, aku berbalik dan melihatnya duduk di dahan pohon di belakang.
Aku menghela nafas, baiklah tunjukkan kemampuan mu yosuke. Kau adalah yang terkuat, walaupun sudah lama tidak menggunakan pernafasan, kau tetap terkuat.
Tanganku dengan perlahan menarik nichirin. Menstabilkan nafas dengan teratur.
Pernafasan Petir
Bentuk Kelima
PETIR PANASMengayunkan pedang, serangan kejutan pertir yang bergemuruh menghancurkan gubuk itu hingga tak tersisa.
"Aku perlu berlatih lagi, aku kesusahan mengontrol dampak serangan."
Mataku menjelajah, mengamati sekitar yang kosong.
"Dimana oni itu?" Lirih ku.
Tiba-tiba suluran tanaman muncul dengan sangat cepat dari bawah, aku dengan segera melompat dengan menangkis serangan dari udara.
Terus memblokir serangan, dengan menarik nafas. Sulur tanaman muncul lagi dengan jumlah yang tak terkira.
Sial.
Menggunakan salah satu sulur untuk pijakan lompatan lalu menyiapkan kuda-kuda.
Pernafasan Petir
Bentuk Ketiga
KERUMUNAN PETIRMengayunkan pedang, gelombang petir dari segala arah menghantam sulur itu hingga habis, dengan cepat tubuhku menghantam tanah kehilangan pijakan.
Iblis itu muncul dari tanah, matanya bertuliskan kanji.
"Mantan bulan bawah ya."
"Hahahahahahaha...." Iblis itu hanya tertawa.
"Serangan terakhir." Menarik nafas panjang.
Pernafasan Petir
Bentuk Pertama
KILATAN HALILINTARMata iblis itu melebar, tubuhnya bergerak menghindar namun gagal, kepalanya sudah terlepas, tawanya menjadi lirih. Iblis itu menatap ke atas tempat atera duduk.
Matanya sendu dan tubuhnya menjadi abu.
Yosuke meyarungkan pedangnya lagi, berjalan ke arah atera. Menatap dengan harapan kearahnya.
"Setelah sekian lama, aku akui kau hanya sedikit lambat saja."
Senyumku mengembang.
...
"Emm atera-sama apa yang kita lakukan disini?"
"Ini akan menyenangkan." Mataku terbelalak.
"Ini sama sekali tidak menyenangkan atera-sama. Ayo kita pergi saja."
Atera-sama hanya diam dan melangkah ke sana. Aku dengan cepat merentangkan tangan, berdiri manghalangi.
"Tsugikuni-sama itu adalah rumah istirahat untuk pembunuh iblis. Tolong pertimbangkan!!"
"Aku tau." Atera-sama hanya melewatiku dan melompati pagar.
"Atera-sama harusnya anda masuk dengan legal." Tekan yosuke.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Girl Kimetsu No Yaiba
Fantasy** *** **** Atera dari kata Amaterasu sang Dewi Matahari..... ___ ____