16. Natagumo Yama 01~

1K 128 13
                                    

Selamat membaca......

...

"J-jadi tsu--sakazaya-sama apa yang terjadi?"

Tanjiro gugup, karena atera tiba-tiba muncul dan menerobos kamarnya. Dia tidak tau harus bereaksi apa karena ada zenitsu dan inosuke juga disana.

"Aaaaaa tanjiro siapa diaaaaaa? Kenapa kau selalu di kelilingi wanita cantikkkkkk!"

Tanjiro menatap zenitsu. "Zenitsu tenanglah." Lalu menatap ke arah pintu. "Yosuke-san masuklah, disini aman."

Yosuke yang sangat menentang keputusan atera hanya bisa menghela nafas dan masuk.

"Ituu oniiii tanjiroooooo!!" Histeris zenitsu.

"Aku akan memotongnya!" Inosuke mengacungkan nichirin.

"Tidak tidak tidak mereka adalah teman ku!!" Tanjiro segera menahan inosuke yang berusaha menyerang.

Yosuke menatap mereka satu per satu. 'Aku seperti berada di satu ruangan dengan 100 orang. Mereka berisik.'

Sring

Atera menarik nichirin nya menimbulkan 3 anak itu terdiam.

"Diam dan duduk!"

3 anak itu dengan cepat duduk di depan atera dengan wajah ketakutan.

Atera perlahan memasukkan kembali nichirin miliknya, matanya menatap mereka dengan intens.

"Aku sakazaya sayo, dan dia anak buahku. Kalian?" Aura penuh intimidasi menyesakkan ruangan.

"A-Aga-Agatsuma ZENITSU." Zenitsu berucap dengan cepat.

"Aku raja gunung hashibira inosuke-sama." Inosuke dengan pernah percaya diri dan kebanggan.

'Ada yang salah dengan anak ini' batin yosuke.

Atera menurunkan topi jerami menutupi setengah wajahnya. "Jadi tanjiro..."

"Ha'i"

"Berikan aku makanan, aku lapar!" Ucapnya dengan serius.

"HEH......!!!" Tanjiro, zenitsu, dan inosuke berteriak kaget.

"SAYO-SAMA ANDA SANGAT BLAK-BLAKAN!!!" Teriak yosuke.

...

Setelah kejadian tak terduga malam itu, keesokan harinya atera, tanjiro, zenitsu, inosuke dan yosuke yang bersembunyi di seruling atera dengan kekijutsu miliknya, berlari untuk misi baru.

"Berdiri dengan kepala tegak? Dilindungi oleh dewa? Apa maksudnya?" Tanya inosuke.

'Dia itu orang yang tidak tau apa-apa, ya?' Batin zenitsu swetdrop.

Tanjiro menyela. "Benar juga ya, kalau difikir-fikir, pekerjaan kita itu memang sulit ya!?"

"Berdiri dengan kepala tegak? Kita harus memahami posisi kita, dan dalam posisi tersebut, kita harus bertindak benar tanpa adanya rasa malu atau takut." Lanjutnya.

Aku menghela nafas. "Itu adalah doa keselamatan nenek tua itu untuk kalian." Kataku.

"Posisi apa yang dia maksud? Apa maksudnya tanpa rasa malu?"

Aku dan kedua anak itu hanya memandang inosuke.

Inosuke terus mengoceh. "Tindakan yang benar itu seperti apa? Kenapa tua bangka itu mendoakan keselamatan kita?" Tanjiro tercengang. "Padahal tua bangka itu bukan siapa-siapa kita! Kenapa dia berdoa untuk kita?"

'Baiklah aku kesal sekarang.' batinku.

"Justru tua bangka itu yang nggak paham posisinya, tahu!"

Aku berbagi pandang dengan tanjiro dan mulai berjalan lebih cepat.

Zenitsu dan inosuke tersentak. "Jalannya dipercepat!" Ucap zenitsu.

Inosuke berlari. " Aku tidak akan kalahh!"

"Tunggu dong!" Teriak zenitsu.

Matahari mulai terbenam, langit sekarang sudah gelap gulita saat kita sudah hampir mencapai tujuan.

"Bisakah kalian menunggu sebentar!" Zenitsu berteriak mambuat kita berhenti dan berbalik menatapnya.

"Zenitsu."

"Ada apa?"

"Oi pirang!"

Zenitsu duduk menangis memeluk lututnya. "AKU TAKUT!! Saat sudah dekat dengan tujuan, aku jadi semakin TAKUTT!"

"Kenapa dia malah duduk? Benar-benar bocah menjijikan!" Ucap inosuke.

"KAU TAK PANTAS MENGATAIKU, DASAR KEPALA BABI!!" Balas zenitsu.

"Apa kalian tak merasakan sesuatu yang mengerikan dari gunung di depan kalian?" Kami berbalik menatap gunung itu.

"Ayo pirang jangan cengeng!" Ucapku.

Zenitsu mengarahkan tangan ke atera. "KAU KAU KAU, KAU SAJA YANG KESANA. KAU SANGAT KUAT BUKAN. TINGGALKAN KITA BERTIGA DISINI!!" Tangis zenitsu pecah.

"Tidak bisa seperti itu zenitsu, sayo-sama memang kuat tapi ini tugas kita dan sayo-sama bukan bagian dari kisatsutai." Bantah tanjiro.

"Tapi, kalau kamu duduk di tengah jalan begitu....." Lanjut tanjiro.

"Dia ini memang bocah yang menjijikan." Ucap inosuke

"Aku tidak menjijikan!" Bantah zenitsu.

"Pirang cengeng!" Ucap atera.

"Aku memang cengeng!" Ucap zenitsu.

"Lagipula aku ini orang normal! Kalian saja yang tidak normal!"

Tiba-tiba aura dari belakang menarik perhatian ku. Berbalik menatap gunung.

"Ada apa? Hei!" Tanya zenitsu.

Tanjiro menatapmu. Aku mengangguk dan memberi isyarat untuk pergi. Tanjiro bergegas lari di ikuti inosuke.

"Tanjiro tunggu, jangan tinggalkan aku! Aku tak mau sendiri!" Zenitsu ikut berlari. Aku mengikuti di belakang.

Berlari dan mendapati seorang kisatsutai yang tergeletak di tanah. Dari ekspresinya dia terlihat lega melihat kita.

Air matanya jatuh. "Tolong aku..."

"Dia memakai seragam! Dia pemburu iblis! Sesuatu telah terjadi?!" Ucap tanjiro.

Aku bergegas berlari ke arahnya diikuti tanjiro dan inosuke.

Zenitsu ketakutan. "Tung-tunggu..."

Tanjiro berhenti di sampingku. "Kau baik-baik saja? Ada apa?" Tanya tanjiro.

Tiba-tiba sebuah benang menempel di anak itu, dan menariknya kembali ke gunung.

"Bahkan aku juga terikat! TOLONG AKU!!!" Teriak anak itu.

Zenisu bergetar ketakutan. Bau darah mulai menyebar.

"Aku akan kesana!" Ucap tanjiro.

Inosuke mendorong tanjiro mundur. "Aku akan pergi duluan! Kau bisa mengikutiku dari belakang sambil gemetaran! Perutku jadi lapar."

"Inosuke." Lirih tanjiro.

"Ini pasti cukup menantang bagimu kan?" Ucap zenitsu yang menangis terduduk di tanah.

Inosuke tertawa dan mulai berlari diikuti tanjiro. Zenitsu memutih, lalu memandangku dengan harapan dan kilauan mata.

"Huh?"

...

Aku udah mulai kuliah lagi, jadi maaf kalau semuanya kacau di bab ini😖🤧

Secret Girl Kimetsu No YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang