Kaki atera berjalan dengan anggun di bawah sinar matahari yang menyinari, topi jerami menutupi kepala hingga menyembunyikan separuh wajahnya. Pedang merah dan seruling tepat di pinggang kirinya.
Dia memutuskan untuk keluar dari rumahnya dan berjalan di saat matahari bersinar setelah sekian lama berjalan di bawah cahaya rembulan dan kekosongan malam.
Haori hitamnya berkibar, dan dengan malu pedangnya sedikit terekspos. Atera tetap berjalan di sepanjang jalan setapak sepi, bersenandung lagu lama yang sudah terlupakan.
"Dimana? Dimana? Dimana?" Lirihnya pelan.
"Kamado, dimana dia?" Matanya yang tersembunyi mengernyit tajam penuh penghakiman. Amarah meluap membanjiri sekitar dengan ledakan cahaya kuning.
"Kyattt berlatih, mantan pilar air." Ucap burung elang yang baru tiba.
'Hanya orang waras yang memilih menjadi pemburu iblis untuk membalas dendam keluarganya.'
'Jika dia sangat naif, pasti dia akan mencari cara menyembuhkan adiknya.' Batin Atera.
"Kalau begitu aku akan terus ke Barat, pergi!" Elang bernama king itu langsung terbang menjauh untuk memeriksa apakah ada gangguan di jalan yang ditetapkan. Entah sadar atau tidak atera hanya menyeringai senang.
...
Siang telah berganti malam, dan atera telah masuk terlalu dalam ke hutan dan tidak mungkin kembali. Hatinya sangat jengkel, dia tidak suka harus berurusan dengan oni menjijikan di hari bersejarah untuknya ini.
King kembali, bertengger di dahan pohon setelah mematuk seekor gagak kasugai hingga jatuh. Mata atera terus memandang gagak itu dengan bosan 'Milik siapa itu..' fikirnya.
"Pemburu iblis, depan kyatttt...."
Atera mengalihkan mata, memandang tajam ke depan. Tak jauh ke depan ada yang sedang bertarung, lalu matanya mengarah pada gagak yang pingsan. 'Apa aku akan kena masalah karena tidak sengaja membuat gagak pembunuh iblis pingsan?' menghela nafas jenuh, atera mengambil burung itu dan lanjut berjalan.
Semakin dekat, suara pertarungan semakin tajam. Atera hanya berdiri di sana, menyaksikan pemburu iblis aneh yang tersenyum cerah memenggal kepala oni.
Pemburu iblis itu terus meracau yang menurut atera racauan kegilaam. Menyebut dirinya dewa atau apalah.
'Apa orang gila itu benar pembunuh iblis? Dia tampak aneh.' Keringat imajiner jatuh dari kepala atera.
Tapi di akui oleh atera kalau pria di depannya sangat cepat, teknik dan gerakannya sempurna untuk pernafasan suara. Dan dia sangat yakin kalau orang gila itu berperingkat tinggi.
"Di-a.....!?" Atera keluar dari fikirannya dan menatap hanya tersisan 1 oni di sana yang ternyata menatap dirinya.
"Huh? Siapa?" Ucap pemburu iblis itu.
"Dari semua tempat..., KENAPA ORANG ITU ADA DISINII!!!?" Teriak oni itu gemetar. Namun sebentar karena kepalanya sudah terlepas dari lehernya. Disaat kepalanya akan hancur atera dan pemburu iblis bisa mendengar lirihannya.
'Di-Dia Pem-bu-ru B-Bulan..."
Atera hanya acuh dan melangkah kan kaki ke arah pemburu iblis itu, tangannya terulur membuat sang pemburu iblis terbelalak.
"Temanku yang elok, apa yang kau lakukan padanya?" Tangan pemburu iblis itu meraih gagak yang lemas dan tetap menatap tajam padanya.
"Peliharaanku menjatuhkannya, dia hanya pingsan." Dengan itu atera berjalan pergi namun sepertinya pemburu iblis itu tidak akan membiarkannya.
"Nona yang baik hati, sepertinya aku mendengar kalau oni itu mengatakan kau adalah pemburu bulan?"
"Lalu? Kau ingin bertarung, kisatsutai-san?" Atera tersenyum miring dari balik bayangan jerami di kepalanya.
...
Siapa ituu??
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Girl Kimetsu No Yaiba
Fantasy** *** **** Atera dari kata Amaterasu sang Dewi Matahari..... ___ ____