05. Sang Penguasa Dan Ratapan Adik~

1.4K 177 2
                                    

   Mata atera memandang mereka terkejut, banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya sekarang.

"Kenapa? Kenapa dewa dan dewi tertinggi seperti kalian menemuiku?"

"Kau tidak menyadarinya, kau baru saja membuat pertentangan antara aku dan kakak ku!" Sang Tsukoyomi angkat bicara dengan marah.

"Apa kesalahanku...... Aku tidak tau..."

"Pernafasan Gerhana, entah sadar atau tidak tapi itu membuat Tsukoyomi dan kakak kami Amaterasu tidak suka." Kali ini sang Susanoo memperjelas semua.

"Aku tidak tau itu, aku mohon maafkan aku, aku mohon...." Atera berulang kali menundukkan kepala di hadapan ketiga dewa.

"Kau harus mati!" Telihat jelas kalau Tsukoyomi sangat membenci atera.

"Aku mohon, aku masih ingin hidup. Aku tidak ingin mati....... Tolong aku...."

"Kau menangis? Itu tidak pantas untukmu, setelah membuat pernafasan menjijikan seperti itu cih."

"Hentikan Tsukoyomi." Setelah lama mengamati sang Dewi Matahari Amaterasu angkat bicara.

"Kutukan apa yang harus kita berikan padanya nee-sama?" Susanoo bertanya pada kakaknya yang hanya tersenyum lembut.

"Aku akan memberikan hukuman padamu..."

"Ck, jangan terlalu baik nee-sama. Biarkan dia mati dan terus disiksa saja!!" Tsukoyomi tampak tak terima.

"Jika dia mati itu tidak bagus Tsukoyomi."

"Ck"

Tampak Tsukoyomi berjalan pergi lalu menghilang begitu saja, pandangan atera sekarang hanya tertuju pada 2 kakak adik itu.

"Sekarang hanya menunggu saatnya kau menyadari kutukan apa yang aku berikan... Aku pergi."

"Tu-tunggu....." Terlambat, sang Dewi Matahari telah pergi menyisakan sang Susanoo seorang diri.

"Sekarang kau harus sadar, Yoriichi sudah menunggu lama."

"Bagaima....... Aaaarrrgggg....." Tubuh atera tertarik kedalam air dibawahnya, berusaha naik namun tak bisa dan dia sudah tak sanggup menahan nafas.

"Atera"

"Atera bangun."

"Ini sudah sangat lama, bangunlah atera..."

'Itu suara yoriichi-san, dimana? Dimana? Dimana dia?' Mata atera perlahan tertutup.

"ATERA!!"

••Yoriichi

Aku terus di sampingnya, menunggunya bangun. Telah terhitung 5 bulan sejak aku menemukannya di perkampungan tempat pembantaian oni.

Aku menemukannya dalam keadaan sekarat, penuh luka, dan perut yang parah akibat tusukan nichirin.

"Kau adalah matahariku, aku mohon bangunlah." Air mata sudah mengalir tanpa bisa di cegah.

"Bukankah kau ingin berlatih, kau ingin kuat untuk bisa melindungiku."

"Lihatlah kau bahkan sudah membangkitkan tanda pemburu iblis, kau hebat."

"Kau sangat hebat, bisa membuatku menangis seperti ini. Bangunlah bocah."

"Atera"

"Atera bangun."

"Ini sudah sangat lama, bangunlah atera..."

Aku kaget, tubuh atera bergetar hebat.

"Atera kau kenapa?"

"Atera bertahanlah..."

"Aku mohon jangan ambil dia, aku mohon..."

"ATERA!!" Berhasil, matanya terbuka akhirnya aku bisa bernafas lega.

Dengan cepat aku memeluk tubuhnya erat terus bergumam memanggil namanya, tapi kenapa aku merasa aneh. Dengan perlahan aku melepas pelukanku.

Memandang wajahnya yang sekarang memiliki pandangan kosong, ekspresi itu ketika aku baru pertama kali bertemu dengannya. Tanda pemburu iblisnya perlahan memudar tapi bola matanya tidak berubah, masih merah seperti ruby.

"Atera kenapa? Jawab aku!!" Tanganku mengguncang pelan bahunya.

"Atera kenapa kau diam saya jawab aku, ada apa?"

"Katakan sesua--."

"Maaf....." Suaranya sangat pelan.

"Apa maksudmu....?"

"Aku tidak bisa menyeretnya ke hadapanmu, dia berhasil kabur.."

"Aku tidak mengerti, apa yang kau katakan atera??"

Matanya yang merah menatap tepat pada mataku. "Tsugikuni Michikatsu, aku bertemu dengannya."

Bagai petir yang menyambar tubuhku, aku kaku seketika tak tau harus membalas apa. Yang melukainya? Yang membuatnya tertidur lama, adalah kakakku, saudaraku sendiri.

Aku sangat merasa bersalah, kenapa dia harus mempertaruhkan nyawa hanya untukku. Hanya untuk membawa kakakku ke hadapanku, dia akan mengorbankan hidupnya.

..............

Chapter selanjutnya kematian Yoriichi ya kawan....

Secret Girl Kimetsu No YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang