Atera dulunya adalah seorang bangsawan yang tertindas, dia adalah bangsawan dengan darah murni. Ketika ibunya meninggal karena sakit, ayahnya menikah lagi.
Menikah dengan seorang rakyat biasa yang tamak akan harta, selalu menghamburkan uang bersama anaknya atau bisa disebut adik tirinya.
Atera tidak bahagia, ibunya selalu menyiksanya tanpa diketahui oleh ayahnya. Selalu menangis setiap malam dan berpura-pura bahagia ketika ayahnya ada.
Sampai suatu saat kejahatan mereka terbongkar namun ayahnya hanya diam tak melakukan apapun, disitulah amarahnya tak terkendali. Atera marah juga dendam dan mulai muak dengan dunia.
"Sayo ayo ikut aku!"
"Kemana?"
Disaat itu atera yang masih menyandang nama Sakazaya Sayo tak bisa menolak perkataan ayahnya yang diucapkan dengan raut datar.
Ayahnya Sakazaya Saito menarik tangan kecil itu dengan kasar, tanpa memperdulikan atera yang kesulitan menyamai langkah.
Hingga tiba di dalam hutan lebat atera dihempas ke tanah tanpa ada raut penyesalan.
"Kau hanya anak tak berguna, jangan kembali dan mati saja disini."
Kata terakhir yang diucapkan ayahnya membuat hati atera tergores sakit, dia sekarang benar-benar membenci ayahnya.
Difikiran atera, ayahnya yang lembut dan memanjakannya sudah mati, yang ada hanya iblis yang menyerupai ayahnya bukan tapi mantan ayahnya.
Sejak saat itu dia mengenal yoriichi dan sangat menghormatinya, bagi atera yoriichi adalah sosok ayah yang sesungguhnya. Atera terobsesi untuk selalu melindunginya tak perduli jika nyawanya hilang.
Terus berlatih tanpa memikirkan nasib seorang ayah yang sudah di anggapnya mati, difikiran atera hanya ada yoriichi dan latihan.
.
.
.
Sampai suatu hari di umurnya ke 13 tahun, 2 tahun sebelum dia bertemu kokushibo. Atera di minta untuk membasami oni oleh yoriichi di desa tempatnya tinggal dulu sementara yoriichi membasmi oni di desa tetangganya.
Atera ragu apakah emosinya akan meledak jika di menatap wajah para iblis itu, tapi yoriichi percaya padanya dan atera tidak ingin mengecewakan yoriichi.
Dengan yakin kaki atera memasuki kawasan pemukiman, rambutnya yang terurai diterpa angin dan matanya yang hitam memandang tajam ke depan. Tak ada keraguan lagi.
Di desa ini masih ada orang berlalu lalang, atera sedikit menarik pedangnya ke dalam jubah agar terhalangi dan tersembunyi.
Kosong, tak ada tanda kemunculan oni. Keadaan hampir tengah malam dan kaki atera telah melangkah sampai pusat desa, rumah keluarganya berada.
Atera ingin acuh, namun samar keberadaan oni mulai muncul dan sialnya dari dalam rumah terkutuk itu. Dengan sedikit ragu atera membuka gerbang dengan pelan.
"Sepertinya, Teknik darah iblis?"
Melangkah penuh hati-hati ke rumah bangsawan yang di hormati didesa ini. Di tengah langkahnya dia sudah dapat melihat 2 orang yang ketakutan dan saling berpelukan disana.
Atera mengenalnya, dia ayah dan adik tirinya. Kakinya dengan ragu melangkah.
"Hahahah ada yang datang...."
Dapat dia lihat ayahnya dan adik tirinya menoleh ke arahnya, mereka tampak terkejut, sangat terkejut.
"T-tidak mungkin."
"Sayo."
Dengan wajah dingin atera berdiri di ambang pintu, ternyata oni itu sedang menyantap tubuh ibu tirinya. Atera hanya menatap jijik.
"Harusnya oni rendah sepertimu tau diri, bagaimana bisa kau memasuki rumah bangsawan tanpa permisi."
Walau matanya menatap oni itu, namun dapat dengan jelas dia menangkap adik tirinya yang menyembunyikan wajahnya dipelukan ayahnya.
"Beraninya kau KEPARAT!!"
"Kau sangat menjijikan!" Ucap pedas atera.
"MANUSIA RENDAHAN!!"
"Maaf saja aku memang membenci keluarga ini, tapi sebagai pemburu iblis aku tak akan pilih kasih."
Ayah sayo memandang sendu.
"KUBUNUH KAUU!!!"
"DIAM!! Dan matilah...."
Oni itu dengan cepat melesat ke arah atera dengan cakarnya, atera hanya diam dan tersenyum miring.
"TIDAK SAYO!!!" Teriak ayahnya.
Sebelum tangan oni itu mengenai matanya, tangannya menarik nichirin dengan cepat.
Pernafasan Matahari
Bentuk Pertama
MENARITebasan vertikal di mana ujung pedang atera dengan gesit memenggal kepala oni dengan cepat, bara api keluar mengiringi tebasan. Ayah atera berwajah pias, dia kaget dan langsung terdiam melihatnya.
Oni itu jatuh dan perlahan tubuhnya berubah menjadi abu, tapi sebelum itu dapat atera lihat satu aliran air mata jatuh darinya.
Atera menangkupkan tangan dan memejam. "Semoga di kelahiran berikutnya kau menjadi manusia." Ucapnya pada tempat terakhir oni itu hilang.
Atera beralih memandang sekitar, manatap sekeliling. "Aku tidak merasakan oni lagi, kalian sudah aman. Dan...." Tangan kanan atera melempar kantong berisi bunga wisteria. "Itu sangat ampuh untuk mengusir oni, bawalah kemanapun."
Dengan begitu atera pergi melangkah keluar rumah tanpa berbalik.
"Tunggu neesan." Adik tirinya bangkit dan berusaha mengejar.
"Sayo!" Ayahnya ikut berdiri dan berlari.
Atera melompat tinggi hingga mendarat di atas rumah warga, dengan lincah dia berlari dan melompat hingga hilang dari pandangan.
"Dia t-terbang?!" Syok adik tiri atera.
"Apakah pemburu iblis itu benar-benar ada tousama?" Ayah atera yang masih memandang kedepan berujar. "Iya, mereka ada."
'Kau sangat membenci ayahmu ini, Sayo? Maafkan ayahmu yang dulu buta, ayah senang bisa melihatmu lagi walaupun kau tidak akan pernah berbalik kebelakang untuk selamanya...'
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Girl Kimetsu No Yaiba
Fantasy** *** **** Atera dari kata Amaterasu sang Dewi Matahari..... ___ ____