Pertemuan Terakhir
***
Di tengah keramaian pasar, manusia berbondong-bondong memenuhi alun-alun di setiap sudut kota. Kaisar baru memilih lokasi wilayah selatan untuk meramaikan festival kali ini, itu artinya penanggung acara terbesar adalah kerajaan Bougie. Federick mempercayakan kesusksesan acara terhadap Bougie sebab kerajaan ini merupakan kerajaan terbesar di bawah kekuasaannya. Pierre menghormati keputusan sang kaisar muda dan menanggapi permintaannya dengan senang hati.
Bisik-bisik para gadis terdengar dari sudut kanan dan kiri, membicarakan betapa tampannya para pangeran yang memeriahkan festival. Dari beberapa penerus kerajaan yang tengah melambaikan tangan kepada rakyat, ada seorang pangeran yang sangat menarik perhatian karena ia membawa wanita yang cantik jelita. Nampak jelas bahwa hubungan mereka erat, seperti pasangan yang mencintai satu sama lain.
"Hey, wanita itu sangat cantik. Pasti dia calon tunangan pangeran Jeffrey yang sedang digosipkan."
"Lebih cantik aku, dia tak pantas berada di sisinya."
Ada kata-kata dukungan bahkan hujatan yang datang dari pandangan masyarakat sekitar. Ini bukanlah sesuatu yang aneh, lumrah jika gadis-gadis menanggapi bagaimana ketampanan sesosok pria. Rasa cinta, suka, kekaguman, rasa ingin memiliki, rasa ingin berada di sampingnya bercampur aduk dalam pikiran.
Berbeda dengan itu semua, Naira merasakan luka yang terpendam dalam hatinya. Pria yang selama ini ia harapkan muncul di depan netra saat dirinya bersembunyi di antara ribuan manusia. Kemampuan penglihatannya dalam mencari Jeffrey tak akan pudar, dari mulai cara berdiri sampai senyuman manisnya masih Naira ingat.
Perempuan itu tenggelam beberapa menit. Kerinduan yang selama ini ia simpan, keegoisan untuk melupakannya seakan teringat kembali dalam otaknya. Entah bagaimana ia berharap bahwa kenangan yang pernah mereka lalui bisa diingat kembali oleh Jeffrey. Namun kenyataannya, ia hanyalah daun layu yang terhempas angin. Sama-sama datang walau sejenak, lalu jatuh ketika angin berhenti menerbangkannya. Ketika tujuannya tercapai, Naira hanya sehelai daun yang tak akan pernah ada di atas pohon. Menyatu ke dalam tanah dan tidak lagi menjadi pusat perhatian.
Di waktu yang sama, ada harapan yang terus menghantui pikirannya. Tangan Naira mengepal di depan dada, sorot matanya tak lepas dari Jeffrey. Ia ingin pria itu meliriknya meski sebentar saja. Tapi nihil, pria dengan gelar putra mahkota bahkan tak mampu membedakan Naira di antara lautan penduduk yang hadir.
Cukup sudah, mungkin tak akan ada impian lagi yang bisa ia wujudkan di dunia pararel. Naira tidak boleh merusak sistem kehidupan yang Jeffrey miliki di dunianya.
"Ra, jangan sampe ketauan Luna. Dia tau rahasia terbesar lo, lo harus nyamar." Naufal melilitkan sebuah kain di kepala Naira, menutupi setengah wajahnya yang manis.
Ya, benar. Sang Putri yang menggandeng lengan Jeffrey juga terlihat sedang mencari-cari sesuatu, seperti menginginkan keberadaan seseorang.
Sialnya, terlepas dari pandangan Luna. Naira malah ditemukan oleh Pangeran Lucas yang juga menantikan kedatangannya. Fakta yang mengatakan bahwa Naira tidak benar-benar pulang dan menyisakan waktunya untuk tinggal. Dari awal, sebenarnya Lucas tahu bahwa Naira belum kembali ke dunianya karena diam-diam ia masih mendatangi Neozone untuk memastikan. Dia membiarkan Naira menjalani kehidupan baru dan tak mengusiknya lagi.
Ketika mata Naira bertemu dengan pangeran yang dijuluki sebagai lelaki tertampan. Lantas perempuan tersebut lari menjauh, memasuki kerumunan yang lebih dalam. Dirinya tidak bersedia jika harus terlibat lagi dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeffrey Mon Prince ✓
FantasyTAMAT Kehidupan Naira menjadi lebih berwarna sejak ia bertemu dengan seorang nenek tua yang membawanya ke dunia novel. ❝ Bagiku, mencintai sosok yang fana itu lebih menyakitkan dari sekedar cinta dalam diam. Aku terlalu mencintaimu sampai aku benci...