Jangan mati
***
Selama menjalani kesibukan baru sebagai maid di istana Abrail, Naira seakan lupa dengan hari-hari yang terus dijalaninya. Bahkan tak terasa sudah hampir satu bulan penuh ia menjalankan tugasnya.
Di sisi lain, perempuan itu juga merasa gelisah karena belum menemukan kunci untuk pulang. Perkataan dari nenek penyihir yang ia temui dalam mimpi masih sulit untuk dipahami, Naira tidak tahu keinginan yang dimaksud itu bagaimana?
Sebab jika dipikirkan dengan sederhana, harusnya ia sudah bisa kembali karena telah menemukan keinginannya untuk hidup damai di dunia novel. Tapi tanda-tanda kemunculan portal atau perantara untuk pulang ke dunia nyata malah tidak pernah nampak ke permukaan.
Naira jadi bingung dengan dirinya sendiri, jadi selama ini ia telah menghabiskan waktu dengan sia-sia tanpa tujuan yang jelas.
Malam itu Naira bergegas untuk menyelesaikan semuanya. Ia meminjam kertas, pena bulu, dan sebuah tinta milik Lauren. Sepertinya ia harus memikirkan dengan matang tentang jalan mana yang akan ia pilih untuk kedepannya.
Jika hidup damai bukanlah kunci dari sebuah jawaban, maka ada jawaban lain yang mungkin bisa dijadikan alternatif sebagai tujuannya pulang.
Naira mulai mengingat kembali perkataan penyihir,
Kamu hanya perlu menemukan apa yang kamu inginkan. Itu adalah kunci agar kamu bisa kembali.
Jika dipikirkan ulang, memilih hidup damai sepertinya hanya keinginan sementara karena Naira tidak mau mati terdesak di istana. Ia juga tidak pernah membuat onar lagi, tapi sinyal kepulangan masih tidak terdeteksi.
Dalam hal ini, nampaknya damai dalam artian ingin hidup mencari aman saja bukanlah sebuah jawaban yang pasti.
Emang sih kalau dipikir-pikir lagi, hidup damai itu artinya hidup tanpa mikirin beban dan bisa tenang. Sedangkan selama ini gue masih takut dan kepikiran bakal mati. Apa mungkin karena gue masih ngerasa khawatir, jadi kedamaian itu belum bisa didapatkan secara nyata?
Kalau begitu, salah satu cara biar gue bisa hidup damai adalah dengan mengakhiri cerita dari novel ini?
Karena kalau cerita ini berakhir, nggak akan ada masalah yang bakal menghantui gue lagi ketika Jeffrey tahu siapa dalang kematian Ibunya dan bisa hidup bahagia sama Luna.
Naira memantapkan hatinya dalam merumuskan sebuah jawaban. Dua hari lagi genap satu bulan, ia akan berpetualang bersama Jeffrey untuk mencari Dokter Diaz dan membuktikan semua kejahatan yang pernah dilakukan olehnya di masa lalu.
"Kalau semua bisa diselesaikan dengan cepat, maka gue juga bisa pulang lebih awal."
Perempuan itu mulai menggoreskan tinta di atas kertas yang masih kosong, ia menulis berbagai rencana yang akan dilakukannya selama beberapa minggu ke depan.
Ya, mencari dokter Diaz di kampung Terra tanpa bantuan pengawal akan menjadi suatu perjalanan yang cukup sulit. Terlebih musuh Jeffrey yang bisa saja muncul di mana-mana.
Andai saja ia terdampar di bab paling awal dalam novel, mungkin ia bisa langsung membuktikan siapa pembunuhnya. Tapi naas ia malah terjatuh di bab ketiga sehingga ada banyak kejadian yang telah terlewatkan, termasuk masa kecilnya Jeffrey yang menyedihkan.
"Gue nggak niat bikin keseluruhan alurnya berubah, karena kalau ancur gue nggak mampu lagi memprediksi kejadian yang bakal terjadi selanjutnya."
Di bab ke dua puluh Jeffrey mampu menemukan dokter Diaz yang selama ini bersembunyi di kampung Terra, sedangkan Naira telah berencana untuk menemukan dokter itu di bab kelima. Tepat ketika Jeffrey terbebas dari masa hukumannya di istana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeffrey Mon Prince ✓
FantasíaTAMAT Kehidupan Naira menjadi lebih berwarna sejak ia bertemu dengan seorang nenek tua yang membawanya ke dunia novel. ❝ Bagiku, mencintai sosok yang fana itu lebih menyakitkan dari sekedar cinta dalam diam. Aku terlalu mencintaimu sampai aku benci...