EXTRAPART | TUAN NA

1.8K 299 12
                                    

Kisah yang tersembunyi

***

Di malam yang sunyi, Na menghembuskan napasnya perlahan. Hembusan angin menusuk ke dalam tulangnya, menciptakan rasa yang membuat tubuhnya menggigil kedinginan. Pelayan yang sedari tadi berdiri di belakangnya terus menyuruhnya agar segera memasuki ruangan, tidak baik mencari angin malam sehabis bekerja seharian.

"Tuan, setelah menemui Raja hari ini raut wajahmu terlihat sedih. Ada baiknya kau tidur atau memperbaiki suasana hatimu di dalam saja. Aku akan membuatkan teh hangat untukmu. Bagaimana?" Tawar Steven yang rambutnya berterbangan karena angin.

Sang Tuan yang dimaksud masih saja diam, menyembunyikan perasaannya di balik kemelut malam. Cahaya rembulan bahkan lebih menarik perhatian ketimbang tawaran yang diberikan si pelayan untuk dirinya. Tanpa mengalihkan pandangan ia pun berkata, "sudah kukatakan jangan ganggu aku. Sebaiknya kau masuk jika tidak ingin besok terlantar di jalanan," balasnya mengancam.

Pupil Steven membesar, pria itu lari terbirit-birit meninggalkan Tuannya. Tentu saja keselamatan kerja harus diutamakan, ada anak istri yang harus ia besarkan di desa.

Na terkekeh pelan melihat tingkahnya, keberadaan Steven yang kocak terkadang selalu menghibur kesepian dalam hatinya. Layaknya seorang wanita yang dulu pernah hadir dalam hidupnya, Na tidak bisa melupakan perempuan itu sampai saat ini.

Bertahun-tahun menjalani kegiatan di dunia orang lain, Na tidak pernah menyangka bahwa nasihat kecil yang diberikan sahabatnya memberikan pengaruh yang sangat besar. Ia tidak tahu akan menjadi orang penting di tempat ini, sebab di kehidupan sebelumnya ia hanya dikenal sebagai lelaki berandalan yang sering berbuat masalah dan tak pernah membanggakan kedua orangtuanya.

Dulu sebelum mati, Na tidak pernah menjadi orang yang terasa begitu dihargai. Perasaannya terluka karena ibunya selalu mengekang kebebasan, Na selalu dilihat bagai anak kecil yang tak bisa bermain bebas seperti orang dewasa.

Suatu waktu ia pernah ditampar karena pulang larut malam, ayah dan ibunya tidak mempercayai alasan Na yang katanya kerja kelompok di rumah sang kawan. Mereka ragu dengan alasan si anak karena memang selalu berbohong tiap harinya, Na bisa saja mengatakan hal itu meski nyatanya ia bermain motor secara ugal-ugalan dengan teman-teman SMA-nya.

Na sama sekali tidak merasa terbebani, ia memang dicap sebagai anak yang tak tahu malu. Lagi pula ia bukanlah anak kandung dari keluarga yang selama ini membesarkannya, mau nyata ataupun dusta, orangtua angkatnya tidak pernah mempercayainya. Jadi ia sudah tidak peduli dengan pukulan-pukulan yang ia terima setiap harinya.

Ketika berbuat masalah, Na akan dikurung di kamar dan tak diperbolehkan keluar. Selama masa pengurungan ia akan menghabiskan waktunya untuk belajar atau sekedar membaca novel sendirian, meski bandel ia tak mau mempunyai otak yang bodoh. Na dikenal sebagai orang yang cukup cerdas, teman sekelasnya merasa takjub dengan dirinya yang selalu mendapatkan nilai ujian tertinggi meski kelihatannya tidak pernah tertarik dengan pelajaran.

Seorang adik dari ayah angkat yang setahun lebih muda darinya menempuh ilmu di tempat yang serupa dengannya, bahkan mereka berada di satu kelas yang sama. Anak itu biasa dipanggil Ale, sosok ambisius yang tidak mau terkalahkan.

Ale dikenal sebagai anak pintar karena aktif setiap mengikuti pelajaran, ia juga menempati posisi pertama pada rangking pararel pertama di sekolah. Selain itu ia juga aktif mengikuti organisasi dan menjabat sebagai ketua OSIS. Dengan kemampuannya yang serba menakjubkan, ia senantiasa dijadikan bahan perbandingan dengan Na yang sering berbuat ulah. Walaupun demikian, jika Na menunjukkan kejeniusannya ia bisa saja mengalahkan Ale dari segi manapun. Namun ia terlalu malas untuk melakukannya sebab Ale yang tidak pernah suka andaikata orang lain lebih unggul daripada dirinya. Ale terkenal licik, ia akan berusaha membuat Na berada dalam masalah dan menceritakan semua kebohongan pada orangtuanya bahwa Na adalah orang yang tidak berkompeten. Contoh kecilnya seperti nilai ujian, Ale selalu mengatakan jikalau Na mendapat nilai tinggi karena mencontek. Walaupun fakta menyebutkan bahwa ia tidak mampu membuktikan kebenarannya.

Jeffrey Mon Prince ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang