Mimpi yang terulang kembali
***
Setiap malam. Entah sudah yang keberapa kalinya, wanita itu seringkali memimpikan Jepri. Mimpi yang mungkin bisa dibilang sebagai mimpi buruk karena tidak pernah lepas dari pikirannya. Sebuah mimpi yang tidak sengaja muncul karena peristiwa nyata di masa lalu, terus-menerus bergentayangan di alam bawah sadar.
Di halaman kampus yang begitu luas, Naira duduk termanggu di sebuah kursi berbahan dasar batu. Suasana hati yang mulanya bergembira, lantas sirna karena kedatangan dua orang manusia yang nampak sengaja menghancurkan perasaannya.
"Ra, kenalin dia Alma. Pacar baru gue."
Serangkaian kalimat yang enteng diucapkan, tapi sangat berarti besar bagi Naira. Ia tidak terima sahabat terbaiknya dimiliki oleh orang lain.
Di waktu yang bersamaan, gambaran dari mimpi kali ini sedikit berbeda.
Ketika Naira bersedih, sesosok nenek tua yang mengirimkannya ke dunia novel tiba-tiba muncul dan membisikan sesuatu di telinganya. "Kamu hanya perlu menemukan apa yang kamu inginkan. Itu adalah kunci agar kamu bisa kembali."
Naira sedikit merinding memperhatikan si nenek melalui ujung mata, ia khawatir dengan rencana busuk yang mungkin telah disiapkan sebelumnya.
Lebih tepatnya, bagaimana jika sebenarnya nenek itu telah menumbalkan dirinya untuk kejahatan sehingga jiwanya tersesat di dunia ini?
"Nikmati saja, kamu bisa berbuat sesuka hatimu di tempat ini. Tapi aku juga perlu mengingatkanmu satu hal ..."
"Apa?" tanya Naira.
"... jangan mati."
Tubuh si perempuan muda seketika membeku, ia tidak yakin bisa bertahan hidup di dunia yang cukup hitam ini. Naira menyesal karena sempat-sempatnya menulis cerita dengan latar belakang di mana perbudakan, pembunuhan, perampokan, dan peperangan masih sering terjadi.
Melihat Naira yang ketakutan, si nenek tua tertawa keras. "Hahahaha. Jika jiwamu tersesat di tempat ini, kamu tidak akan pernah terbangun dari tidurmu di dunia nyata. Kamu tidak akan pernah kembali."
"Penyihir gak tau diri emang lo ya, gue udah kasih makanan kenapa di bales pake cara ginian? Gue bisa mati kena dehidrasi kalau nggak bangun. Plis atuh lah, jangan macem-macem begini. Gak lucu tau bercandanya, Nek!"
"Aku hanya ingin mewujudkan keinginanmu, bukankah kamu menginginkan ini?"
"Ya, tapi nggak gini juga. Kan cerita yang gue tulis ada banyak, kenapa masuknya di cerita ini sih!" mengutuk.
"Aku tidak peduli itu, karena hanya cerita inilah yang kulihat terus berada dalam pikiranmu."
Naira berdecak sebal. Tidak heran Pangeran Dari Selatan adalah novel yang paling membekas dalam hati. Selain tokoh utamanya yang digambarkan dengan sosok Jepri, novel ini juga paling laris di pasaran sampai memberinya banyak keuntungan.
"Di dunia nyata sekarang gue dimana? Apakah gue tertidur di tengah jalan, tempat terakhir kali kita ketemu? Terus sekarang jam berapa di sana?"
"Jangan khawatirkan itu, aku sudah membawamu pulang. Kamu sedang tertidur lelap di atas kasur. Dan pertanyaan soal waktu, sekarang di dunia nyata langit masih terang ...," menghembuskan napas pendek. "... menghabiskan aktivitas selama satu bulan dunia novel sama dengan satu jam di dunia nyata," lanjutnya.
Tak lama dari itu, tubuh si nenek tua menghilang diiringi dengan kepulan asap. Naira yang sendirian dalam kegelapan berusaha untuk mencari jalan keluar, "jangan tinggalin gue sendirian!!!" ia berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeffrey Mon Prince ✓
FantasiTAMAT Kehidupan Naira menjadi lebih berwarna sejak ia bertemu dengan seorang nenek tua yang membawanya ke dunia novel. ❝ Bagiku, mencintai sosok yang fana itu lebih menyakitkan dari sekedar cinta dalam diam. Aku terlalu mencintaimu sampai aku benci...