Kamu tak sendiri
***
Di depan sebuah rumah kayu yang sederhana, Lucas berdiri bersama para ksatria yang mengawalnya.
Tok ... Tok ... Tok ...
Lucas mengetuk pintu, berharap orang di dalam sana mau menerimanya sebagai tamu.
Orang-orang bangsawan kelas atas terbiasa datang ke tempat ini untuk mendapatkan informasi. Berbeda dengan mereka yang datang secara sembunyi-sembunyi, Lucas bertamu secara terang-terangan. Pria itu tidak peduli dengan martabatnya. Toh, informasi yang ingin ia dapatkan tidak ada kaitannya dengan kejahatan. Lucas hanya ingin mencari informasi tentang posisi Jeffrey dan Naira.
Konon di Neozone, tempat yang sekarang ia kunjungi adalah titik dari berbagai sumber informasi. Rumah kecil ini juga ditinggali oleh sesosok penyihir yang memiliki kekuatan seperti anjing pelacak. Maka tak heran informan atau mata-mata yang bekerja di tempat ini patut diacungi jempol.
Namun sayangnya, tidak hanya kesan baik yang melekat dengan Neozone. Pemilik rumah juga menjadikan kediamannya sebagai tempat perjudian.
Oleh sebab itu, tidak hanya tatapan mengesankan yang dipikirkan oleh masyarakat sekitar. Ada pula beberapa orang yang memandang Lucas dengan perasaan tidak suka.
Cklek.
Pria tua berambut putih menyembulkan kepalanya dari sela pintu yang sedikit terbuka. Matanya menyelidik ke sekeliling, ia terlihat keberatan sebab Lucas datang tanpa pemberitahuan.
"Kenapa kau datang siang hari tanpa menyamar, Yang Mulia? Apa kau tidak takut orang-orang salah menilaimu karena datang ke sini?"
"Aku tahu. Tapi aku datang ke tempat ini bukan untuk berjudi, aku ingin menggali informasi. Tolong izinkan aku masuk. Jika tidak mau, akan kubakar tempat ini." Lucas menaikan sebelah alisnya.
Kakek tua menghela napas pendek. Memang paling malas jika sudah berhadapan dengan anggota kerajaan, mereka lebih rumit daripada sekedar para bangsawan.
"Aku hanya mengizinkanmu masuk, tidak dengan yang lain."
Lucas memberikan isyarat kepada dua ksatrianya agar menunggu saja di depan. Ia harus memenuhi permintaan sang kakek agar kemauannya bisa terealisasikan.
Brak.
Sang pangeran tak sengaja menutup pintu dengan kasar. Si kakek yang berumur tua pun langsung menatapnya dengan tajam.
"Kau pikir ini pintu istana sampai kau membantingnya sekeras itu?" sarkas kakek.
Pangeran hanya bisa nyengir dan menampilkan gigi putihnya yang tersusun rapi. "Maafkan aku," cicit Lucas.
Kakek tua tak mengindahkan perkataan Lucas, mereka mulai berjalan menyusuri lorong bawah tanah di Neozone.
Pangeran tidak menyangka jikalau bangunan yang terlihat kecil dari depan itu nyatanya memiliki ruang tersembunyi yang sangat luas di bawah tanah.
"Waw, seharusnya aku tertarik dengan tempat ini sedari dulu. Bangunannya sangat keren. Kupikir kau hanya pria tua miskin yang hanya bisa mencari uang dengan mengandalkan perjudian, ternyata kau sekaya ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeffrey Mon Prince ✓
FantasiaTAMAT Kehidupan Naira menjadi lebih berwarna sejak ia bertemu dengan seorang nenek tua yang membawanya ke dunia novel. ❝ Bagiku, mencintai sosok yang fana itu lebih menyakitkan dari sekedar cinta dalam diam. Aku terlalu mencintaimu sampai aku benci...