Tali yang terputus
***
Pada hari yang sangat cerah, tepat berlokasi di istana kepunyaan Johnny. Bukan istana yang sebenarnya melainkan sekedar mansion mewah di dekat danau Hujan, pria itu sudah menganggap kediamannya sebagai istana miliknya sendiri. Pagi ini Johnny kedapatan seorang tamu yang senantiasa datang seenaknya, tak pernah mengetuk pintu saat datang ke ruang kerjanya. Tamu itu tak lain adalah Lucas, sahabat lamanya.
Lucas merebahkan diri di salah satu kursi berbusa, memperhatikan temannya yang sesekali menyeruput teh hangat yang telah disiapkan oleh pelayan. Seiring dengan aroma teh yang terus meresap ke dalam Indra penciuman, akhirnya Lucas bangun. "Lama tidak berjumpa," katanya.
Johnny menyimpan cangkir teh miliknya, melirik Lucas dengan tatapan tajamnya. "Ada keperluan apa kau datang ke sini?" tanyanya. Ekspresinya begitu serius, seakan-akan Lucas adalah sekawanan penjahat yang harus dibasmi.
Lucas menghela napas, ia merasa tidak nyaman karena sahabatnya yang satu ini selalu memperlakukannya demikian. "Ayolah, tenang sedikit saja. Aku ingin bermain-main denganmu, lalu mengatakan sebuah informasi penting untukmu."
Lelaki dengan yang dijuluki dewa kematian lantas bangkit dari kursinya, berjalan santai dan duduk di kursi yang berada di sebrang Lucas. "Katakan secepatnya, jangan membuatku menunggu. Aku tidak suka bermain-main lagi denganmu."
"Ck. Ini soal pemberontakan, ada satu informasi penting yang mungkin bisa semakin menguatkan kekuatanmu untuk menjatuhkan ayahmu." Lucas menaruh kedua lengannya di balik sandaran kursi, menopang kepalanya yang menyender.
Ayah, satu kata yang sangat tidak ingin Johnny dengar. Pria tua yang sekarang menjabat sebagai kaisar di wilayahnya adalah ayah kandung yang tak jahat. Tak ayal, Johnny selama ini berpura-pura baik dan setia hanya untuk mendapatkan sesuatu yang ia inginkan.
"Jangan panggil dia sebagai ayahku, dia adalah musuh terbesarku sekarang. Aku hanya ingin kau cepat katakan tujuanmu, jika tidak aku akan mengusirmu atau bahkan membunuhmu." Johnny tidak main-main dengan ucapannya.
Lucas menenangkan Johnny yang telah dibuat kesal. "Santai dulu, aku akan menjelaskan semuanya padamu. Kau tidak berhak untuk membunuhku, aku juga berperan penting karena telah membantumu dari belakang selama ini."
"Katakan!" titahnya.
Lucas mengedarkan lensanya, ia mengambil ancang-ancang untuk menjelaskan semuanya pada Johnny. Sebab Lucas sendiri sudah tidak sabar menunggu kehancuran kaisar. Sejujurnya lelaki yang satu ini juga menaruh dendam terhadap Simon, beliau pernah menganggapnya sebagai lelaki murahan di acara pesta dansa. Walaupun memang sikapnya bejat, tak seharusnya pemimpin menghina di depan ruang publik. Dari kejadian itu Lucas tidak terima dan sama-sama memilih untuk memusnahkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeffrey Mon Prince ✓
FantasiTAMAT Kehidupan Naira menjadi lebih berwarna sejak ia bertemu dengan seorang nenek tua yang membawanya ke dunia novel. ❝ Bagiku, mencintai sosok yang fana itu lebih menyakitkan dari sekedar cinta dalam diam. Aku terlalu mencintaimu sampai aku benci...