Risya Pov
Malam hari ini aku sedang bersiap untuk pergi ke suatu tempat yang sering aku kunjungi bersama teman2 ku semasa SMA. Tempat yang akan aku kunjungi nanti adalah salah satu tempat tongkrongan favorit kami. Karena selain suasananya nyaman, tempat tersebut juga menghibur seseorang yang datang mengunjunginya.
Ya, tempat yang akan aku kunjungi nanti adalah tempat kuliner Sate Taichan 87 Bang Ocit yang berada di kawasan Senayan, Jakarta Selatan. *Kalo lagi Covid gini gue gak tau ya tempatnya masih disana apa udah pindah. Dan kalo lagi PSBB, udah pasti bukanya gak sampai malem banget.
Aku sudah siap untuk segera pergi kesana dan aku berjalan kearah teras rumahku untuk menunggu seseorang yang akan menjemputku. Aku sedang malas membawa kendaraan. Dan, aku sedang pusing juga.
Kemarin saat Pram datang kerumah Keyra, Pram dengan sengaja mengungkit-ungkit kejadian saat dirinya dan Keyra sedang berada di kampus mereka.
Dia bercerita tentang betapa seringnya ia dan Keyra pulang bersama, makan bersama, dan lain sebagainya yang membuatku makin emosi mendengarnya.
Pram kelihatan sangat senang saat melihat ekspresi wajahku yang marah dan cemburu saat dirinya dengan bangga menceritakan hal itu.
Untung saja, sebelum itu aku tidak jadi menonjok Pram karena Keyra sudah keburu muncul dari arah dapur. Dia tidak suka kalau aku kasar dengan seseorang. Jadinya aku menahan diriku untuk tidak melakukan itu walaupun aku sangat ingin melakukannya.
Emosiku saat itu sudah tidak bisa ditahan lagi. Aku marah karena ia yang menyalahkanku untuk memutuskan LDR dengan Keyra. Dan ditambah dirinya menceritakan kegiatannya bersama Keyra di kampusnya.
Akhirnya karena sudah termakan emosi, aku lebih memilih pulang ke rumahku. Tentu saja aku pulang sehabis Pram pulang dari rumah Keyra. Masa iya aku ninggalin mereka berduaan di rumah Keyra.
Keyra melarangku saat aku ingin pulang ke rumah kemarin. Tetapi karena aku sudah terpancing emosi, jadi aku tetap pulang dan meninggalkan Keyra yang sedang sakit sendirian karena orang tuanya belum juga pulang dari klinik.
Aku memang tega. Tapi aku sedang marah. Aku tidak mau menyakiti Keyra karena aku yang sedang cemburu dan juga marah. Jadi aku lebih baik pergi dan menenangkan diriku sendiri.
Lebih baik kan seperti itu, dari pada aku mengeluarkan kalimat2 yang nantinya akan menyakiti hatinya.
Tiba2 saat aku sedang asik melamun, terdengar suara klakson motor di depan gerbang rumahku. Aku langsung menghampiri seseorang yang kini sudah datang menjemputku.
"Lama banget sih lu!" Protesku pada laki2 yang kini sedang bercermin di spion motornya. Dia adalah Andre, Sepupuku.
"Macet tadi" Katanya.
"Tai!" Umpatku. Pasalnya, rumah dia dan rumahku jaraknya tidak terlalu jauh. Dan lagipula tidak melewati jalan raya yang sering macet. Alasan aja dia!
"Yang nyetir lu apa gue nih?" Tanyanya sambil melihat kearah ku.
"Ya elu lah!" Sewotku padanya.
Bisa2nya dia bertanya seperti itu padaku. Aku masih perempuan ya. Tentu saja yang mengendarai motor tersebut ya dia lah! Kan dia laki2. Ogah banget aku boncengin cowok naik motor.
Akhirnya kami berdua pun langsung pergi menuju tempat yang akan kami kunjungi. Aku sih berharap tempat tersebut tidak ramai ya. Karena aku takut tidak kebagian tempat duduk. Pasalnya sekarang sudah jam 8 malam.
Sesampainya kami di Sate Taichan tersebut, aku dan Andre langsung bergegas untuk mencari tempat duduk yang sekiranya nyaman untuk kami tempati.
Kami tidak berdua saja disini. Karena nanti ada Alex yang akan menyusul untuk makan bersama kami. Ya, hanya dan cukup bertiga saja. Aku tidak mau repot untuk mengajak yang lainnya.