Risya Pov
Sore hari ini aku sedang berada di perjalanan menuju rumah kekasihku. Aku ingin menjemput dirinya karena kami akan pergi ke salah satu Mall terdekat yang biasa kami kunjungi.
Ini adalah permintaan Keyra sebenarnya. Ya, dia mengajakku untuk pergi ke Mall tersebut karena katanya ia ingin membelikan sesuatu untukku. Sesuatu yang akan kugunakan nanti saat aku sudah berada di Bandung untuk melanjutkan kuliahku, katanya.
Karena jangka waktu untuk aku kembali ke Bandung sekitar kurang lebih 10 hari lagi, lebih cepat dari yang aku kira. Hal tersebut karena ada beberapa hal yang harus aku urus di kampusku sebelum masa kuliah di semester selanjutnya dimulai.
Maka dari itu, Keyra ingin membelikanku sesuatu untuk kupakai saat aku sudah berada di Bandung. Dan aku tidak tau sesuatu apa yang akan ia beli untukku nanti.
Hanya butuh waktu 5 menit saja akhirnya aku sampai di depan rumah Keyra. Karena masih ingatkah kalian jika jarak rumah kami itu berdekatan. Maka dari itu, tidak perlu waktu yang lama agar aku sampai di depan rumahnya.
Tak lama setelah kukirim pesan pada Keyra, Keyra pun keluar dari rumahnya. Ia menggunakan celana levis panjang dan sweater pemberian dari Niniku. Sangat cantik.
Ia pun langsung memasuki mobilku karena memang hari ini aku membawa mobil. Tidak ada senyuman yang ia berikan padaku seperti biasanya. Ia hanya memasang wajah datarnya saja saat ini.
Aku mengerti mengapa ia seperti itu. Mungkin saja ia masih marah karena kejadian kemarin lusa saat Monica terang2an akan merebutku dari Keyra.
Hanya saja, kemarahannya kali ini tidak ia luapkan padaku. Keyra hanya diam dan sepertinya lebih memilih untuk memendam semuanya.
Bukannya merasa lega, justru aku merasa aneh melihatnya yang hanya diam. Aku sudah terbiasa dengan kemarahan kekasihku. Tetapi saat melihatnya yang hanya diam seperti ini, hatiku merasa sedih.
Apalagi saat kejadian kemarin lusa, aku melihatnya dengan mataku sendiri. Ya, melihat ia yang menangis dan memohon pada Monica agar Monica tidak merebutku darinya.
Apa sebegitunya kah dia tidak ingin kehilanganku?
Kalau iya, aku pun sama.
"Udah makan?" Tanyaku padanya.
"Udah" Singkatnya.
Kami sudah berada di setengah perjalanan untuk menuju ke tempat yang akan kita datangi. Dan selama setengah perjalanan tersebut, Keyra pun masih diam dan sibuk memainkan handphonenya. Bahkan ia tidak bertanya balik padaku mengenai apa yang barusan kutanya padanya.
Apa sekarang memang sudah waktunya hubungan kami memasuki fase saling diam disaat ada permasalahan yang datang?
Sebenarnya hal tersebut aku yang mulai. Ya, aku yang lebih dulu diam saat kejadian Pram mendatangi rumah Keyra, terlebih lagi saat mendengar kenyataan bahwa Keyra dan Pram akan dijodohkan oleh Papanya Keyra.
Karena menurutku marah juga tidak ada gunanya. Permasalahan tersebut datang juga bukan kemauan Keyra. Tetapi, memang sudah waktunya saja untuk datang. Dan aku sudah siap menyambut permasalahan tersebut.
Akhirnya kami pun sampai di depan Mall yang akan kami datangi. Terlebih dahulu tentu saja aku pergi ke Basement Mall tersebut untuk memarkir mobilku.
Setelah memarkir mobil, aku dan Keyra berjalan beriringan untuk memasuki Mall tersebut.
Tatapanku refleks melihat kearah tangan kananku yang tiba2 digenggam oleh Keyra. Setelah itu aku melihat kearah dirinya yang sampai saat ini masih fokus memainkan handphonenya.