Keyra Pov
Aku berdiri di sebuah ruangan sambil menghadap kearah dinding yang terpajang berbagai macam foto dengan objek yang sama. Mulai dari sepasang laki2 dan perempuan yang berfoto hanya berdua saja, sampai mereka sudah mempunyai seorang anak.
Aku hanya terdiam sambil terus memandangi foto tersebut. Sesekali aku tersenyum saat menemukan salah satu foto mereka yang tertawa sangat bahagia.
Apalagi saat aku melihat foto seorang bayi laki2 yang juga terpajang dari dirinya masih bayi, sampai sudah remaja.
Mereka adalah keluarga kecil yang sempurna. Saling melengkapi, dan selalu bahagia. Itu menurut pandanganku saat aku melihat foto2 mereka. Aku tidak tau apakah kenyataannya mereka bahagia atau tidak. Pasalnya, ini kali pertama aku menginjakkan kaki di ruangan ini. Lebih tepatnya di rumah ini.
Ya, aku sedang berada di rumah Papaku. Papaku sudah lama memintaku untuk datang ke rumahnya. Ia ingin memperkenalkanku dengan Isterinya dan juga Anak laki2 nya.
Hanya saja, aku selalu mikir dua kali saat Papa memintaku untuk datang ke rumahnya karena Mama tidak mengizinkanku. Selain itu, aku pun juga belum siap. Ya, belum siap menerima kenyataan bahwa aku memiliki seorang Adik.
Dan akhirnya hari ini aku menuruti permintaannya. Aku penasaran dengan wajah2 baru yang tiba2 datang di kehidupanku. Wajah yang kupikir tidak akan pernah melihatnya seumur hidupku.
Aku memeriksa handphoneku disaat ada pertanda pesan masuk. Dan saat kulihat, ternyata itu dari Mama yang sedang bertanya apa yang sedang aku lakukan di rumah seorang lelaki yang sampai saat ini masih sangat dibencinya.
Untung saja saat aku akhirnya memutuskan untuk datang ke rumah Papa, Mommy membantuku agar aku mendapat izin dar Mama. Dan alhasil, akhirnya aku diizinkan walaupun kelihatannya Mama sangat berat memberikan izin.
Aku pun langsung membalas pesannya. Aku bilang padanya agar tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Dan aku percaya kalau Papaku sebenarnya orang yang baik, untuk saat ini.
"Dari Mama kamu ya?"
Aku langsung menengok kearah sumber suara yang tiba2 sudah berdiri tepat di sampingku. Ia adalah Papaku.
"Iya Pa" Jawabku. Aku buru2 langsung mematikan layar handphoneku agar Papa tidak membaca pesan dari Mama.
"Papa gak peduli kalo Mama kamu masih benci sama Papa. Yang penting, Papa udah ketemu sama anak perempuan Papa" Katanya.
Aku tidak tau harus menjawab bagaimana. Alhasil aku hanya tersenyum kearah nya. Senyum yang dipaksakan lebih tepatnya. Aku sekarang bingung harus berada di posisi mana. Papaku memang salah. Tapi bagaimanapun juga, ia adalah Papaku.
"Gimana Mama kamu?" Tanya Papa tiba2.
"Kayanya masih kesel Pa" Jawabku.
"Bukan Mama yang itu" Katanya.
Aku mengerutkan keningku saat mendengar perkataannya. Aku bingung siapa yang dimaksud oleh Papaku ini.
"Maksudnya?" Tanyaku dengan wajah yang keheranan.
"Mama yang disini" Jawabnya sambil melihat kearah ku. Karena memang tadi Papa sedang memandang foto2 yang tadi kulihat.
Mendengar jawaban Papa, aku sepertinya tau siapa yang ia maksud. Papa pasti sedang membicarakan seorang perempuan yang tadi sudah bertemu denganku. Ya, Isterinya.
"Baik kok" Jawabku. Ya, kesan pertama saat aku bertemu dengannya, ya orangnya sih baik. Dan, cantik.
"Mirip Mama kamu ya" Katanya sambil melihat salah satu foto. Foto pernikahannya.