[ 08 ]

373 74 10
                                    

In author's eyes..

______

Arsaka hanya terdiam menatap langit langit bangsal tempat dirinya dirawat. Sibuk memikirkan kalimat dokter yang disampaikan melalui Joan.

Kelelahan dan stres. Itulah penyebab ia pingsan tadi malam, akibatnya kini ia perlu perawatan intensif selama dua hari ke depan.

Mengalihkan pandangan, Saka mengamati Joandra yang sedang duduk di kursi sebelah ranjangnya. Kepala dan punggungnya menempel pada sandaran kursi.

"Mending sekarang lo tidur, Jo. Liat tuh mata lo bengkak banget, muka lo jadi keliatan banget jeleknya kalo gini," rasanya ingin sekali ia menertawai muka berantakan Joan jika saja ia tidak sedang lemas seperti sekarang.

"Sialan, malah ngatain. Gue kayak gini juga gara - gara lo tau nggak," gerutunya.

Arsaka meringis hingga gigi taringnya mengintip-merasa bersalah, "Iya maaf deh. Tapi 'kan lo nggak harus melek semalem suntuk cuma buat njagain gue, harusnya lo ikut tidur juga."

"Mana bisa gitu, gue udah diamanatin Mas Cakra buat jagain lo, Sak. Oh iya, tadi pagi pas lo masih tidur dia kesini, terus tiba - tiba ada panggilan mendadak dari kantornya."

Joandra melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, "Mungkin nanti pas jam makan siang kakak lo kesini lagi."

"Ck, sibuk banget pasti dia. Sebel, Mas Cakra emang kalo udah nyangkut kerjaan, adeknya dilupain."

"Nggak gitu, Sak. Lo tau sendiri Korea itu terkenal banget 'disiplin waktu' nya. Dedikasi mereka buat kerjaan tuh gak main main, jadi Mas Cakra ya mau nggak mau nyesuaiin sama lingkungannya disini."

Saka hanya balas menggumam karena mendadak kepalanya terasa pening dan pandangannya agak mengabur.

Melihat itu Joan inisiatif memijat kening sahabatnya dengan lembut.

Terus begitu selama beberapa menit hingga perlahan rasa sakitnya menghilang.

"Makasih, Joan. Maaf juga, gara - gara gue, semalem kita batal ke Namsan."

"Hm, nggak papa. Lain kali kalo sakit, bilang. Gue panik banget waktu liat lo pingsan tau nggak, lagian lo mikirin apa sih sampe stres gini? cerita ke gue," titahnya.

Yang ditanya gelagapan, refleks mengalihkan matanya ke arah lain, "Mmm, bukan apa - apa kok. Cuma pusing aja, habis liburan ini kita bakal masuk masa ujian 'kan. Jadi-ya gitu. Kepikiran dikit," Saka membuat gestur 'sedikit' menggunakan ibu jari dan telunjuknya.

Joandra mengangkat mengerutkan alis, "Yaampun, Sak. Jadi lo stres gara - gara itu? Tapi 'kan otak lo encer, Arsaka. Kenapa harus pusing?"

Benar, Arsaka itu termasuk jajaran murid berprestasi tinggi. Tentu saja aneh jika dia bilang stres karena akan masuk masa ujian. Tetapi Joandra tetap mencoba percaya pada sahabatnya itu.

Saka hanya balas mengangkat bahu. Yah, jelas sekali itu hanya alasan. Pasti ada hal lain yang pemuda itu sembunyikan.



Arsaka, sebenarnya ada apa denganmu?

_______

Bonus Joandra dan mata bengkaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus Joandra dan mata bengkaknya.

niskala - jayhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang