In author's eyes..
_______
Pukul empat dini hari, Arsaka dan Joandra sampai di Jakarta. Udara dingin begitu menusuk, apalagi menjelang pergantian tahun.
Setelah memesan taksi online, keduanya memutuskan untuk mengistirahatkan diri sebelum tiba di apartemen milik Arsaka.
Sepuluh menit taksi berjalan, Saka telah jatuh tertidur dengan posisi yang kurang mengenakkan. Kepalanya terantuk jendela beberapa kali.
Menyadari hal itu, Joan dengan hati - hati mengarahkan tubuh Saka agar bersandar nyaman di pundak miliknya.
Tidak berniat menyusul Saka ke alam mimpi, Joan memilih untuk mengaktifkan jaringan smartphone-nya yang semula di mode pesawat. Mengabari Jake bahwa dirinya dan Arsaka telah tiba di Jakarta dengan selamat, kemudian meletakkannya kembali.
Tak lama bunyi notifikasi terdengar, Joandra pikir itu balasan dari Jake. Namun ternyata ia salah.
Ada satu pesan dari pelayan setia-nya yang seketika membuat mood-nya hancur.
Wira
Tuan muda, maaf mengganggu waktu anda. Tuan besar akan pulang dari Seattle siang nanti, beliau meminta agar anda bersedia makan malam dirumah utama.-
Dentingan sendok bertemu piring porselen memenuhi ruang makan keluarga Pradipta. Meja maha luas itu hanya diisi oleh dua laki - laki berstatus Ayah - Anak yang sangat jarang memiliki momen kebersamaan semenjak kepergian wanita yang berperan penting dalam keluarga tersebut.
Suasana yang melingkupi keduanya begitu dingin. Bahkan para pelayan yang berjajar tak jauh darisana bisa merasakan aura tidak mengenakkan dari tuan besar serta tuan muda mereka.
"Ayah berencana mengenalkanmu pada seseorang malam ini, pastikan kamu tidak kabur lagi, Joan. Setelah ini bersiaplah, kita berangkat satu jam lagi," suara berat itu menitah dengan mutlak.
Yang lebih muda tidak menyahut apapun, masih fokus menyantap makan malam yang tersaji dengan apik di atas piringnya.
Merasa diabaikan, tuan Pradipta naik pitam, "Kalo masih bebal dan tidak mendengarkan Ayah, kamu akan menyesal," ancamnya. Laki - laki empat puluhan itu menatap tajam putra semata wayangnya.
Joandra membalas tatapan itu tak kalah tajam, pemuda itu tersenyum remeh, "Kali ini perempuan mana lagi yang Ayah kencani? Mantan istri pejabat? Model? Atau-perempuan yang menemani Ayah tidur?"
BRAK!
"JAGA MULUT KAMU, JOANDRA!"
Alat makan dibanting dengan kasar, sehingga Joandra menahan nafas sepersekian detik dibuatnya.
"Ayah perhatikan semakin hari kelakuan kamu semakin kurangajar, bergaul dengan siapa kamu sampai jadi berengsek begini, hah?!" amarah tuan besar membuat beberapa pelayan disana gemetar. Berbeda dengan putranya yang masih menatapnya dengan berani.
"Berengsek? Lucu, padahal aku begini juga karena sikap Ayah ke aku," mata elangnya menatap sang Ayah nyalang.
"Bisa nggak, Ayah berhenti main perempuan? Apa kematian Bunda nggak cukup buat Ayah sadar?! Bunda sakit - sakitan sampai akhirnya meninggal karena Ayah selingkuh!!"
PLAKK!
Tuan Pradipta menampar pipi putranya sampai wajah anak itu berpaling, telak. Rasanya telapak tangannya terasa kebas karena tenaga yang tidak main - main.
"Kamu menyalahkan Ayah?! Dasar anak tidak tau terimakasih!! Angkat kaki kamu dari rumah ini!!" sentaknya dengan emosi yang menggebu.
Joandra tertawa miris, "Ya, dengan senang hati. Karna itu emang rencana aku dari awal. Keluar dari rumah memuakkan ini," nadanya terdengar menusuk.
Srak!
Dengan kasar Joandra memakai jaketnya lalu pergi mengendarai motor hitamnya tanpa membawa apapun. Ia tahu diri untuk tidak membawa apapun dari rumah itu, karena semua fasilitas yang ia miliki adalah pemberian sang Ayah. Kecuali motor hitam kesayangannya ini, yang mana merupakan hadiah dari kakek di ulang tahunnya yang ke delapan belas.
Tujuannya saat ini hanya satu. Arsaka. Berharap menemui sahabatnya itu bisa menenangkan suasana hatinya yang kacau malam ini.
_______
• author's corner :
Mau double up nggak?
Tinggalin komentar sama jangan lupa buat vote ^.^ Aku tunggu sampai sore, ya.
See you.
KAMU SEDANG MEMBACA
niskala - jayhoon
Fanfiction(adj.) abstrak; tidak berwujud. Sepenggal kisah tentang Arsaka dan Joandra. Dua pemuda yang rekat lebih dari selayaknya sahabat. Bagi Saka, cinta itu niskala. Abstrak dan tidak berwujud, namun nyata adanya. [ #성젱 ; drabble ] start : 20210612 ...