[ 10 ]

374 70 16
                                    

In author's eyes..

_______

Menghabiskan waktu hampir dua minggu di Seoul, Saka mendapat sobat baru. Dia adalah anak dari bibi Joan yang kini tinggal di Aussie, namanya Jake Shim. Sepupu sekaligus teman kecil Joandra dahulu, ketika Jake masih tinggal di Indonesia.

Pertemuan pertamanya dengan Jake yaitu ketika Joan datang menjenguknya di apartemen. Sahabatnya bilang bahwa sepupunya itu memaksa ikut karena bosan dirumah kakeknya seharian. Maka, sejak hari itu pula Jake menyambanginya tanpa absen.

Menurut Saka, Jake itu ekspresif sekali, bicaranya juga blak-blakan. Berbeda jauh dengan dirinya. Meski begitu, keduanya cepat akrab karena kebetulan mbti mereka sama.

Jake bilang, bahasa Indonesia-nya sudah karatan karena sudah jarang digunakan, namun dia tetap berusaha mendekatkan diri pada Saka meskipun dengan gaya bahasa yang cukup kaku.

Baru beberapa hari mengenal Jake, Arsaka sudah tahu banyak tentang anak itu. Dia itu murni, polos dan lucu, tipe yang mudah dibohongi dan tidak bisa berbohong.

Jake juga banyak berceloteh seperti Joan, bedanya karena Jake super imut, jadi Arsaka tidak bosan mendengarkannya. Hehe.

Berkat Jake, Arsaka jadi tahu banyak tentang Joandra saat kecil. Sahabatnya itu jarang sekali membahas masa kecilnya. Dia bilang alasannya karena kenangan indah bersama sang Bunda membuatnya sedih, jadi dia memilih untuk tidak menceritakannya.

Dari Jake pula Saka tahu bahwa Bunda Joandra itu kembar identik dengan Ibunya Jake. Dia bercerita bahwa sejak dulu, setiap liburan akhir tahun keluarga besar Ibunya di Korea pasti berkumpul di rumah sang Kakek.

Tetapi, Joandra tidak pernah datang lagi semenjak kepergian Bundanya dua tahun lalu. Baru tahun ini Joan tidak menolak saat diminta ke Korea lagi.

Arsaka jadi penasaran alasan Joandra dibalik semua itu.

.

Ngomong - ngomong saat ini, tiga pemuda seumuran itu sedang asik duduk di sofa panjang sambil menonton TV.

Suasana cukup damai mengingat biasanya dua saudara sepupu itu senang sekali meributkan hal - hal sepele. Bahkan tidak jarang keduanya memperebutkan perhatian Arsaka layaknya anak kecil.

Kadang Saka sampai pusing dibuatnya.

"Saka, menurut kamu dia bohong atau tidak?" tanya Jake merujuk pada dialog drama yang sedang mereka tonton.

"Mana aku tahu, Jake. Aku nggak ngerti mereka ngomong apa, pernah nonton drakor aja enggak, apalagi tanpa subtitle kayak gini."

Sudah dibilang 'kan Jake itu anaknya soft, Arsaka jadi ikut terbawa pakai aku-kamu saat mengobrol.

"In case you forgot, he's pure Indonesian, Jakey," sahut Joan.

"Oh, benar juga."

Mendengar itu, sesuatu melintas di benak Arsaka.

"Kalo dipikir - pikir, kalian 'kan masih punya darah Korea, ya. Kalian punya nama Korea nggak?" tanyanya.

"Tentu saja punya, aku Shim Jaeyun dan dia Park Jongseong. Biasanya saat dirumah kakek, kita saling panggil pakai nama itu," jawab Jake.

Joan mendengus kemudian menepuk paha sepupunya iseng, "Itu cuma berlaku kalo pas kita ribut, saling neriakin nama Korea satu sama lain biar puas."

"Oh ya? Aku juga mau punya nama Korea. Ayo buatin aku satu, Jake," pinta Arsaka.

Mendengar itu Jake mengangguk bersemangat, "Boleh, pertama - tama pilih marga yang ingin kamu pakai dulu, Saka."

"Marga? Hmm, aku nggak tahu mau pake marga apa. Tapi ngomong - ngomong, kok marga kalian beda sih?"

"Karena marga gue ikut Kakek, sedangkan punya dia ikut bapaknya," kali ini Joan yang menyahut.

"Kenapa?" Arsaka terlihat belum puas dengan jawaban itu.

"Bukankah sudah jelas? Itu karena ibuku menikah dengan orang Korea, jadi aku mewarisi marga dari Ayah. Sedangkan Ayah Joandra itu orang Indonesia, jadi dia memakai nama belakang Pradipta," jelas Jake.

Oh tidak.

Arsaka sadar ia sudah salah bertanya karena dilihatnya sekarang ekspresi Joan kurang mengenakkan setelah penjelasan dari Jake terlontar. Ia tahu topik 'Ayah' cukup sensitif bagi telinga sahabatnya itu.

Joan hanya bisa menghela napas kemudian memilih untuk fokus pada tayangan drama di televisi. Merasa bahwa pembicaraan ini mulai mengusiknya.

Jake tidak menyadari perubahan mood sepupunya itu. Sekarang anak itu malah memasang pose berpikir, lucu sekali.
"Hmmm.. Soal nama Korea kamu.. Sung-hoon, um, iya Sunghoon saja, gimana? Suka tidak? Marganya kamu pilih sendiri, mau pakai marga Kim, Lee, Choi, Kang, atau-"

"Park," potong Saka, "Aku mau pakai marga Park aja, kedengarannya bagus."

Tangannya bergerak mencolek pipi kanan sahabatnya supaya atensinya teralihkan dari TV. Joandra menoleh, menatap Arsaka sedikit tidak mengerti.

"Park Sunghoon. Cakep nggak Jo, nama Korea gue?" tanya Saka.

"Park Sunghoon, Park Jongseong," telunjuk Arsaka bergiliran menunjuk dirinya sendiri kemudian Joan.

Tanpa diduga, senyum Joandra terbit, "Bagus. Cocok sama lo."

_______

'Say hi to our happy little Aussie Boy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Say hi to our happy little Aussie Boy.'

• author's corner :

Spesial 02'z buat chapter ini sama chapter depan. Nantinya bakal dijabarin pandangan Jake tentang hubungan Saka sama Joan.

Anyways, gimana sejauh ini ceritanya? Absurd banget ya T.T jujur menurut aku sendiri aja ini alurnya berantakan banget sih :( Tapi gak papa, selagi bisa dilanjutin kenapa enggak yakan. Fighting!

See you.

niskala - jayhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang