In author's eyes..
_______
Arsaka sedang asik membaca novel diatas ranjang kala Jake datang menggebrak pintu lalu tanpa permisi langsung ikut berbaring disampingnya.
Ia tidak lagi terkejut dengan tingkah si pemuda Aussie, sudah biasa. Jake memang selalu bersemangat kapanpun dan dimanapun. Seolah tenaganya tak pernah habis.
Jake mendusel sampai Arsaka hampir oleng dari posisi tengkurapnya, “Baca apa?”
“Ini, novel terjemahan. Koleksi Mas Cakra,” sahutnya tanpa mengalihkan atensi dari bacaannya.
Jake cemberut, sama halnya Joandra ketika diabaikan. Lucu.
—
Sekitar setengah jam kedua pemuda manis itu tak melakukan hal berarti.
Saka menguap bosan, menutup novel tebalnya kemudian mengubah posisi menjadi duduk.
Ia memutuskan untuk pergi ke ruang tamu, diikuti Jake di belakangnya.
“Oh iya, Joandra mana Jake?”
Jake mengedikkan bahu, “Entah, aku memang kesini sama dia, tapi tadi setelah sampai basement dia pamit pergi sebentar. Tidak tahu kemana.”
Arsaka merengut kesal, jangan bilang Joandra lupa dengan rencana hari ini.
Karena lusa Joan dan Saka akan pulang ke Jakarta. Atas usulan Jake, mereka bertiga akan menghabiskan waktu bersama di luar.
Destinasi tepatnya Lotte World. Arsaka tidak sabar untuk bermain di gelanggang es disana. Sudah lama ia tak bermain ice skating, Saka rindu.
Tak lama kemudian, Joandra datang dengan cukup banyak makanan. Rupanya dia pergi karena itu.
Dengan cekatan, Joan menata seluruh makanan yang dibelinya dibantu Saka. Jake hanya diam memerhatikan keduanya sambil sesekali tersenyum geli.
Dipikir - pikir lagi, hubungan Joan dan Arsaka terlalu rekat jika dibilang hanya bersahabat. Bagi Jake, sahabat tidak saling memandang dengan tatapan penuh arti seperti mereka berdua.
Beberapa kali Jake mendapati Joan tengah menatap Arsaka diam - diam, begitu pula sebaliknya. Ia jadi gemas pada keduanya. Jadi seringkali Jake sengaja menempel pada Saka agar Joan cemburu dan menyadari perasaannya.
Namun sepertinya dorongan seperti itu tidaklah cukup.
Ngomong - ngomong, di mata Jake saat ini mereka berdua terlihat seperti pasangan lalu dirinya sebagai anak satu - satunya. Hehe.
Sedang asik berhayal, pundak Jake ditepuk oleh Joan, “Ngapain lo cengengesan, Jake? Ayo makan. Habis ini kita siap - siap sebentar terus langsung berangkat.”
Jake memasang pose hormat, “Aye aye, captain.”
—
Tebak sampai disana, siapa yang paling excited?
Ya benar, Jake. Arsaka sampai kewalahan mengikuti kemanapun dia pergi. Terlebih Joan yang sudah lelah sedari tadi melarang Jake menyentuh apapun yang dilihatnya.
Pemuda menggemaskan itu berlarian kesana kemari, menunjuk ini dan itu. Persis seperti anak TK, dan Arsaka babysitter-nya.
Joandra memijat dahi frustrasi, Jake mendadak menjelma menjadi bocah lima tahun dan sifat hiperaktifnya itu benar - benar merepotkan. Beruntung Arsaka cukup sabar menghadapi tingkahnya.
Joan memerhatikan keduanya dalam diam, ada perasaan membuncah dalam dadanya. Hangat.
“Jake! Arsaka! Udahan yuk, sekarang kita ke ice rink.”
Arsaka tersenyum lebar disusul Jake yang bersorak kesenangan. Ketiganya pun pergi ke gelanggang es dimana telah banyak orang bermain ice skating disana.
Setelah mengurus sewa sepatu dan lain - lain. Ketiganya langsung terjun ke gelanggang es.
Kali ini, yang terlihat paling bahagia adalah Saka. Terlihat pemuda manis itu bersiap memperlihatkan skill-nya disini.
“Arsakaaa fighting!!” teriak Jake saat Arsaka akan memulai aksinya.
Mula - mula Saka melakukan pemanasan dengan hanya meluncur mengitari area seluncur. Sesekali menghindar saat ada pengunjung lain yang hampir menabraknya. Gerakannya lincah sekali.
Sampai ketika Saka mulai melakukan gerakan - gerakan seperti spinning, double jump, dan gerakan sulit lainnya. Pengunjung lain spontan memberikan space untuknya, demi menonton aksi yang dilakukan Arsaka. Begitu pula Jake dan Joan yang kini menatap Arsaka kagum.
Tepuk tangan dan sorakan dari para pengunjung memenuhi udara tatkala Saka menyelesaikan gerakan terakhir dengan pose menunduk, memberi hormat. Nafasnya terengah - engah, namun ia tersenyum puas. Rasa rindunya terobati.
Akibat terlalu fokus, Saka terkejut mendapati orang - orang disana telah merapat ke pinggiran gelanggang es. Pantas saja ia leluasa saat berseluncur tadi, pikirnya.
Tak lama Jake beserta Joan menghampirinya.
“Sumpah, Sak. Lo keren banget!” seru Joan bangga.
Jake mengangguk dengan semangat, “Kamu harus ajari aku gerakan berputar seperti tadi, Saka. Itu sangat keren,” tak lupa ia mengacungkan dua ibu jarinya.
Arsaka menggaruk belakang kepala yang tidak gatal, tersenyum malu.
Sisa hari itu mereka habiskan untuk bersenang - senang, melupakan sejenak beban pikiran yang senantiasa bersarang di kepala. Tertawa lepas tanpa harus memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi ke depannya. Untuk saat ini, biarkan mereka berbahagia meski hanya semu belaka.
_______
• author's corner :
Maaf gais baru bisa update, akhir - akhir ini susah mau nyusun draf. Terlanjur insecure sama tulisan sendiri :( berasa monoton banget. Tapi aku udah bertekad buat lanjutin cerita ini sampai tamat kok. Hehe.
Aku usahain chapter selanjutnya bisa up lebih cepet.
See you.
KAMU SEDANG MEMBACA
niskala - jayhoon
Fanfiction(adj.) abstrak; tidak berwujud. Sepenggal kisah tentang Arsaka dan Joandra. Dua pemuda yang rekat lebih dari selayaknya sahabat. Bagi Saka, cinta itu niskala. Abstrak dan tidak berwujud, namun nyata adanya. [ #성젱 ; drabble ] start : 20210612 ...