In author's eyes..
_______
Esok paginya, Joandra terbangun dari tidur lelapnya dan mendapati selimut tebal membalut tubuhnya di sofa. Ah, rupanya semalam dia mengobrol banyak hal sampai larut dengan Saka hingga tak sadar jatuh tertidur.
Joan mendengus geli ketika mengingat betapa clingy sosok dirinya tadi malam. Yang terus menerus meminta afeksi terhadap Arsaka. Mau bagaimana lagi, sentuhan penuh kasih sayang sahabatnya itu benar - benar menjadi obat dikala kekalutan mendera hati beserta pikiran Joandra.
Prangg!!
Suara benda terjatuh menarik kembali kesadarannya, dengan tergesa Joandra berlari menuju dapur-tempat suara gaduh itu berasal.
Sampai disana, dilihatnya Arsaka tengah berjongkok hendak memunguti pecahan mangkuk porselen tanpa pelindung tangan yang langsung dicegat olehnya, refleks.
Grep.
Ditariknya pergelangan tangan yang lebih muda, "Jangan dipegang langsung, bego. Ntar tangan lo luka," cercanya.
Mata Arsaka membola kaget, bagaimana tidak? Joandra dengan muka bangun tidurnya tiba - tiba sudah ada di hadapannya dengan alis menukik.
Tanpa mengatakan apapun lagi Joan memakai glove di sisi wastafel kemudian membereskan kekacauan yang telah Saka perbuat.
"Maaf bikin lo kaget. Gue refleks," setelah membuang pecahan - pecahan itu, Joan inisiatif untuk mencuci piring. Mencegah hal seperti tadi terjadi lagi.
"Itu biar gue aj-"
"Diem, Sak. Mending lo masak aja sana, ini gue yang urus. Tenang, gaakan pecah kok, gue udah melek, nih," Joandra membuka lebar sebelah matanya menggunakan telunjuk, meledek sahabatnya yang kini bermuka masam.
Saka menjauh dari wastafel dan membuka lemari es, "ish, apa - apaan. Lo kira gue masih merem? Itu tadi karna tangan gue licin aja," kilahnya, kini tangan Arsaka sibuk memilah bahan masakan.
Menu sarapan pagi ini adalah nasi goreng abalone kesukaan Joandra. Sengaja, niatnya sedikit menghibur sahabatnya itu pasca kejadian semalam. Arsaka sudah tahu semuanya. Tak dipungkiri, hatinya turut terluka mendengar apa yang dialami Joan. Namun di sisi lain Saka cukup lega, sahabatnya itu tak ragu bercerita tentang masalahnya.
Itu berarti Joandra mempercayai Arsaka untuk dijadikan sandaran, bukan? Entah mengapa hatinya berdebar, senang akan hal itu.
"Oh ya, Jo. Sorry ya semalem gue ngebiarin lo tidur di sofa, habisnya lo nyenyak banget, nggak tega gue mau bangunin buat nyuruh pindah. Tadinya mau gendong lo ke kamar tamu tapi mana kuat gue," terangnya panjang lebar.
Joandra tertawa lepas, "Yaelah gitu doang pake minta maaf segala lo, Sak. Santai aja, lagian sofa lo empuk kok."
"Hm. Oh ya, btw barang - barang di koper lo udah gue beresin semalem, pokoknya udah tertata rapi. Lo periksa aja kamar tamu."
"Hah? Barang apaan anjir? Semalem kan gue nggak bawa apa - apa kesini?" Joan total dibuat bingung. Maka setelah kegiatan mencuci piringnya selesai, dia menghampiri Arsaka yang sedang berkutat dengan pisau dan talenan. Mengambil posisi tepat di samping pemuda itu.
Arsaka berdecak, "Ck! Pikun banget jadi orang. Lo nggak inget barang bawaan lo dari Korea? Kemaren siang lo titipin disini bego."
Menepuk dahi pelan, Joan baru ingat akan hal itu. Sebelum pergi ke rumah utama, kemarin dia memutuskan untuk meninggalkan kopernya di apartemen Saka. Malas ditanyai macam - macam oleh sang Ayah.
Tapi tunggu dulu, buat apa Arsaka menata barangnya di kamar tamu?
"Baru inget gue. Terus ngapain lo tatain, Sak? Gue 'kan cuma semalem nginep."
Gerakan Arsaka yang tengah memotong bawang terhenti sejenak, "Lah? Emang lo mau tinggal dimana? Gue pikir lo kesini karena emang gaada tujuan lain, Jo."
Joandra total bungkam.
Benar juga. Dirinya sudah diusir dari rumah sendiri. Tidak memiliki akses atau fasilitas apapun. Jadi mungkin untuk beberapa waktu ke depan dia akan merepotkan Arsaka dengan tinggal disini.
Sebenarnya bisa saja Joan meminta kakek Park untuk mencarikannya tempat tinggal sementara, beliau pasti takkan keberatan membantu cucunya. Tapi sepertinya kali ini ia belum terlalu membutuhkan bantuan semacam itu.
Toh, tak lama lagi sang kakek akan mendapatkan kabar cucu kesayangannya baru saja diusir dari rumahnya sendiri melalui anak buah kepercayaan beliau yang ditempatkan di rumah utama.
Lagipula, tinggal berdua dengan orang yang disayanginya bukanlah opsi buruk, bahkan ini merupakan kesempatan bagus baginya supaya lebih dekat dengan Saka.
Diam - diam, Joandra mengulum senyum sembari menatap punggung Arsaka.
Oh, hanya dengan membayangkannya saja Joandra sudah kelewat bahagia.
_______
KAMU SEDANG MEMBACA
niskala - jayhoon
Fanfiction(adj.) abstrak; tidak berwujud. Sepenggal kisah tentang Arsaka dan Joandra. Dua pemuda yang rekat lebih dari selayaknya sahabat. Bagi Saka, cinta itu niskala. Abstrak dan tidak berwujud, namun nyata adanya. [ #성젱 ; drabble ] start : 20210612 ...