Pesta dansa di musim semi kala itu terasa seperti mimpi. Karena begitu keesokan harinya, aku kembali ke istana dan mulai bekerja. Aku kembali menjadi Ksatria Putra Mahkota dan seluruh orang memperlakukanku sebagai ksatria. Seolah, sosok Lady Amaryllis hanyalah sosok khayalanku.
Satu-satunya yang menjadi saksi bisu adalah kalung dari Yonghoon. Ia memintaku untuk tetap memakainya, jadi aku kenakan di bawah seragamku. Hanya ketika latihan pada malam hari saja kalung itu terlihat jelas, tepat terpantul oleh sinar rembulan.
Benar, latihan malam masih berlangsung dan hidupku kembali berjalan seperti biasa. Makanya, aku merasa sosok Lady dalam diriku hanyalah sosok khayalan semata. Secepat aku berperan menjadi seorang Nona bangsawan, secepat itu pula aku kembali ke kehidupanku, menjadi Ksatria Amaryllis.
Nama Amaryllis sebenarnya sudah melekat dalam diriku seperti itu adalah nama asliku sejak lahir. Aku bahkan nyaris melupakan nama kecilku, sama seperti aku yang melupakan kenangan masa kecilku yang suram. Meskipun masa depan dipenuhi ketidakpastian, aku hanya ingin tetap hidup, setidaknya dengan bahagia.
Ngomong-ngomong, aku tiba-tiba teringat dengan Leedo. Pertemuanku dengannya berlangsung semakin jarang. Semakin aku hidup di tengah-tengah bangsawan, semakin aku menjauh darinya. Bukannya aku merasa lupa diri, tapi aku hanya merasa kesulitan untuk mendekatinya kembali. Ia pun sudah mulai sibuk dengan tugas dan teman-teman barunya. Ia pun mulai sibuk mencari kekasih meski aku sempat mendengar ia masih menyimpan rasa pada Patricia.
Bahkan di saat waktu telah berlalu dan mencapai pertengahan musim panas tahun ini, saat aku dan Leedo tidak sengaja berpapasan di lapangan latihan, kami lanjut berjalan dan tidak saling menyapa. Layaknya tidak pernah ada bagian dari hidup kami yang saling bersinggungan. Padahal Leedo adalah sahabatku satu-satunya, sahabat yang berharga bagiku dan menjadi alasan aku bisa menguasai pedang suci. Ia yang menjadi tempatku berkeluh kesah saat tidak ada orang di sisiku. Tapi sekarang, kami seolah tidak saling mengenal.
Aku rasa hal ini tidak bisa dibiarkan lebih lama lagi. Aku berbalik dan berlari menyusul Leedo. Aku menahan lengannya untuk menghentikan langkahnya. Ditanggapi olehnya dengan tatapan aneh.
"Bagaimana kalau sekarang kita duel?" tanyaku cepat, tanpa berbasa-basi. Ini adalah caraku untuk mendekatinya kembali. Karena kalau hanya mengajaknya basa-basi pasti tidak akan diacuhkan seperti biasa.
"Lady, aku mohon maaf. Tapi aku memiliki kesibukan dengan pekerjaanku. Aku yakin kau bisa berlatih sendirian atau duel dengan Lord bangsawan lain yang lebih pantas. Bukankah kau sangat hebat?"
"Lady? Kenapa kau memanggilku begitu?" tanyaku tidak habis pikir.
"Bukankah sejak pesta dansa di musim semi itu kau dikenal dengan panggilan itu, Lady Amaryllis? Maaf jika aku lancang, tapi aku buru-buru."
Aku semakin tidak habis pikir, terutama dengan Leedo yang melepaskan genggamanku darinya dan ia berjalan menjauh. Apakah Leedo marah padaku? Aku tahu semenjak menjadi ksatria, alias selama tepat setahun ini, aku banyak mengabaikannya. Tapi bukankah berlebihan jika ia sampai marah seperti ini padaku yang tidak tahu apa-apa? Bukankah berlebihan jika ia menjauhiku begitu saja?
Aku belum sempat mengatakan apa-apa dan ia sudah berlalu pergi. Bagus sekali, sekarang aku membuat seseorang yang berharga bagiku memusuhiku. Aku baru saja membuat satu-satunya orang yang mendukungku menjadi tidak mengacuhkanku lagi. Kini aku benar-benar sendirian dan tidak memiliki apa pun di hidupku lagi.
Aku melanjutkan langkah ke lapangan latihan dengan muram. Bahkan hingga saat aku menyantap makan malam di kamar, aku masih tidak terlalu bersemangat. Apakah aku salah jika menyibukkan diri dengan kehidupan yang penuh kepura-puraan ini karena kehidupan ini adalah impianku sehingga aku mengabaikan Leedo? Bukannya Leedo yang terlalu berlebihan menanggapi hal itu dan bersikap bermusuhan denganku? Masa hanya karena aku memilih sesuatu yang aku suka langsung membuatnya menjauhiku?
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARYLLIS (ONEUS & ONEWE)
FanfictionNamaku Amaryllis. Aku adalah anak yang diadopsi oleh keluarga bangsawan yang terobsesi untuk menguasai kerajaan. Dengan berkat menjadi pemilik pedang suci, aku dilatih menjadi seorang ksatria. Dan keluargaku berniat menjadikanku ksatria yang akan me...