Aku kira tiga tahun akan memberikan perubahan atas perasaanku pada Yonghoon. Aku kira setelah tiga tahun tidak akan ada lagi yang tersisa selain perasaan kasihan. Tapi ternyata, menghabiskan waktu kembali dengan lebih intens malah mengembalikan perasaanku padanya.
Usahaku selama tiga tahun ini seolah sia-sia. Aku yang mati-matian menjauhinya demi menghapus perasaanku seolah tidak ada artinya. Aku memandang laut yang berwarna biru dengan miris.
Bukannya aku tidak menikmati liburan ini. Hanya saja, ini benar-benar membebaniku. Aku pergi dengan tugas mengawal Putra Mahkota. Tapi yang aku lakukan malah berlibur dengan lelaki yang sudah memiliki tunangan. Memang ada Ravn di sini, tapi bukan berarti hal itu menjadi dibenarkan, bukan?
"Kenapa memandang laut dengan tatapan seperti itu? Cuaca sedang sangat bagus, lautnya juga indah. Mana senyumanmu?"
Suara Yonghoon terdengar di antara suara angin laut yang berderu. Sekarang sudah cukup larut, tapi karena ini musim panas, matahari masih setia tampak di langit. Bahkan walaupun matahari hampir terbenam, laut tetap terlihat sama indahnya seperti tadi pagi saat matahari terbit.
"Aku hanya kepikiran dengan keberangkatan minggu depan, Yang Mulia."
"Ayolah, Ryl! Kita sudah jauh-jauh ke mari, ke tempat yang sunyi dan indah ini. Mau sampai kapan kau terus memikirkan hal yang pada akhirnya akan terjadi juga? Lagi pula, kau sudah lima kali ikut ekspedisi musim dingin, dan hasilnya tidak pernah mengecewakan. Hal seperti ini pun pasti akan kau lakukan dengan sempurna juga, tanpa hambatan sama sekali. Rileks sedikit dan biarkan beban itu sirna dibawa pergi oleh ombak."
"Aku minta maaf, Yang Mulia. Aku akan berusaha menikmati liburan ini."
Aku mengalah, sehingga aku berusaha untuk melupakan tentang fakta akan ada perang tak lama lagi. Perang antara istana dan Marquess Son, dengan aku yang masih belum menentukan akan memihak ke mana. Yonghoon sudah bertambah kuat memang, tapi apakah akan cukup kuat menghadapi rencana licik Marquess Son? Aku saja sudah terperangkap dengan sempurna di tengah-tengahnya.
Pria itu memanfaatkan perasaanku pada Yonghoon. Ia seolah sudah menebak dan yakin bahwa aku akan jatuh cinta pada Yonghoon dengan banyaknya waktu yang dihabiskan bersama, dan ia juga yakin Yonghoon akan mencintaiku. Putra Mahkota memang hanya memiliki satu ksatria perempuan, yaitu aku, dan tidak dijodohkan dengan siapa-siapa sampai beberapa tahun yang lalu akhirnya dijodohkan dengan Patricia. Dan aku yang selalu belajar sehingga tidak pernah berkencan ini pada akhirnya tidak bisa menahan pesona Yonghoon. Kedua orang yang menyedihkan ini malah jatuh cinta. Bahkan, saat ini aku telah menganggap Yonghoon sebagai duniaku, mengingat aku tidak memiliki siapa-siapa selain dirinya di hidupku.
"Ryl," Yonghoon memanggil dengan lembut, membuatku akhirnya menoleh padanya. Lelaki itu meraih bahuku lalu ia memelukku erat. "Aku merindukanmu. Bahkan saat kau selalu berada di sisiku, aku tetap merindukanmu karena kau membentang jarak di antara kita. Tidak bisakah kita kembali seperti bagaimana hubungan kita dulu?"
"Yang Mulia, ini salah!" ucapku cepat dan langsung refleks berniat mendorongnya yang kini memelukku erat.
"Tidak ada yang salah di tempat ini, Ryl. Jangan lihat aku sebagai Putra Mahkota. Lihat aku sebagai Yonghoon, sebagaimana kau melihatku saat kencan kita di festival kala itu. Di kencan pertama kita kala itu, saat kita berpura-pura menjadi sepasang kekasih, walau dalam hati aku memang mengharapkan hal itu," Yonghoon kembali bersuara dan ia memelukku semakin erat, menahan segala gerakan yang akan aku lakukan.
"Tapi saat itu posisinya berbeda, Yang Mulia. Kini Anda memiliki tunangan, tidak seperti saat itu. Aku tidak mungkin memperlakukan seseorang yang memiliki tunangan layaknya kekasihku sendiri. Itu sangat salah," ujarku berusaha memberikan alasan kenapa hal ini adalah sebuah kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARYLLIS (ONEUS & ONEWE)
FanfictionNamaku Amaryllis. Aku adalah anak yang diadopsi oleh keluarga bangsawan yang terobsesi untuk menguasai kerajaan. Dengan berkat menjadi pemilik pedang suci, aku dilatih menjadi seorang ksatria. Dan keluargaku berniat menjadikanku ksatria yang akan me...