"Gadis itu adalah ksatria dari keluarga Marquess Son?"
Kalimat itu menjadi kalimat pertama yang aku dengar setelah Yonghoon dan calon tunangannya duduk di meja makan. Kebetulan, aku tidak bisa meninggalkan Yonghoon, jadi aku masih tetap setia berdiri di sisinya, menemaninya untuk makan siang. Aku sebenarnya tidak berniat mendengarkan percakapan mereka dari tadi, tapi pertanyaan Patricia setelah duduk di ruang makan malah berhubungan denganku, membuatku mau tidak mau jadi memusatkan perhatian kepada mereka.
"Benar. Ia adalah pemilik pedang suci itu."
"Menakjubkan. Ia adalah satu-satunya ksatria perempuan dari keluarga bangsawan di kerajaan ini, benar?"
"Benar," jawab Yonghoon sekenanya.
"Mengapa ia tidak ikut kita makan siang saja?" tawar Patricia. "Maksudku, ia adalah bangsawan juga. Sama seperti kita semua dan ia berhak untuk duduk di meja ini."
Tawaran Patricia membuatku benar-benar terkejut. Ia adalah calon Putri Mahkota, bagaimana bisa malah mengundangku untuk makan siang? Aku mana mungkin bisa duduk dengan mereka lalu menyantap makan siang sambil bermain peran menjadi bangsawan. Bisa-bisa Marquess Son menghukumku jika sampai tahu mengenai ini. Aku pun akan merasa sangat tidak tahu malu jika melakukan itu.
"Jangan mengganggu seseorang yang sedang bekerja, Lady."
Aku sedikit lega saat mendengar ucapan Yonghoon. Untungnya ia tidak setuju dengan ide itu, jadi aku tidak perlu menghadapi kesulitan. Lagi pula ada-ada saja malah mengundang seorang ksatria untuk duduk makan bersama. Tidak enak juga dilihat oleh para ksatria lain. Aku tidak ingin diperlakukan berbeda hanya karena dari mana keluargaku berasal. Karena aku hanya merasa semakin tidak enak saja karena menipu semua orang.
"Pat, kau sudah datang."
Tiba-tiba saja datang seorang ksatria dengan seragam yang menunjukkan bahwa ia berada di atas kami semua. Jubahnya tampak berkibar dimainkan angin saat ia melangkah masuk ke ruang makan. Lelaki itu membuat para ksatria yang ada langsung berlutut memberi hormat. Tidak terkecuali, aku juga langsung berlutut melihat kedatangannya.
Berbanding terbalik dengan respon para ksatria, ekspresi Yonghoon tampak terganggu. Aku tidak mengerti mengapa pertemuan dengan kakak dari calon tunangannya malah membuat lelaki itu berekspresi masam. Tapi kalau mengingat banyak gosip bahwa Seoho lebih cocok menjadi penerus tahta, wajar ekspresi Yonghoon menjadi masam. Mungkin lelaki itu menganggap lelaki yang lain sebagai saingan atau sejenisnya.
Seoho tampak menunduk begitu melihat Putra Mahkota. Sepertinya ia tidak mengetahui bahwa Putra Mahkota sudah hadir bersama adiknya. Mungkin itu menjadi alasan Seoho langsung menghampiri Patricia tanpa pikir panjang. Walaupun pada akhirnya kedatangannya membuat seseorang merasa terganggu.
"Maaf, Yang Mulia. Aku tidak melihat kehadiranmu. Aku sudah lancang dengan masuk seenaknya ke mari," ujar Seoho.
Ternyata walaupun ia adalah penerus keluarga Duke dan memiliki jabatan sebagai ketua pasukan tidak membuatnya merasa berada di atas Yonghoon. Sepertinya Seoho adalah lelaki baik yang hanya berusaha melakukan tugasnya dengan baik. Mungkin ia tidak begitu tertarik dengan tahta Yonghoon, tidak seperti yang digosipkan oleh orang lain. Seoho memang lelaki baik.
"Tidak apa-apa, Lord. Silakan duduk dan ikut makan siang," ucap Yonghoon berbasa-basi.
"Yang Mulia, jangan mengganggu seseorang yang sedang bekerja. Kembalilah bekerja, Seoho," Patricia langsung memotong percakapan mereka dan memberikan jawaban atas basa-basi Yonghoon.
Seoho menyetujui ucapan Patricia lalu berpamitan dengan Yonghoon. Begitu Sang Putra Mahkota mengizinkannya pergi, ia pun berlalu. Sejujurnya aku bertanya-tanya akan hubungan di antara ketiganya, namun tampaknya itu bukan urusanku. Saat ini urusanku adalah menjaga keselamatan Putra Mahkota ketika aku sedang bertugas.
![](https://img.wattpad.com/cover/240595168-288-k712843.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARYLLIS (ONEUS & ONEWE)
FanficNamaku Amaryllis. Aku adalah anak yang diadopsi oleh keluarga bangsawan yang terobsesi untuk menguasai kerajaan. Dengan berkat menjadi pemilik pedang suci, aku dilatih menjadi seorang ksatria. Dan keluargaku berniat menjadikanku ksatria yang akan me...