Aku ditarik Yonghoon memasuki pasar malam yang terlihat semarak. Saat kecil dulu aku tidak tinggal di kota dan tumbuh di sebuah wilayah kecil kekuasaan Viscount yang miskin. Tidak ada apa-apa di wilayah tersebut dan rakyatnya kebanyakan hidup susah, tidak terkecuali aku sendiri. Saat itu, semua orang sering terdengar membicarakan bagaimana semaraknya pasar di ibukota. Jadi aku dulu sempat penasaran dan menantikan untuk pergi ke tempat yang diceritakan ketika aku beranjak dewasa. Tanpa disangka ternyata waktunya adalah sekarang.
Dari dulu, aku menghabiskan nyaris seluruh hidupku dengan hanya belajar dan bekerja, jadi pemandangan pasar yang semarak seperti ini benar-benar terasa baru untukku. Di sini ramai oleh penduduk dan terlihat ada beberapa bangsawan juga yang berjalan-jalan. Semuanya terlihat bersenang-senang dan bahagia. Tapi melihat ramainya tempat ini membuatku sedikit ragu dengan pakaian yang kami gunakan. Bukankah risiko identitas yang ketahuan itu tinggi di tempat semacam ini?
Di saat aku sedang mengamati sekeliling, Yonghoon yang berada di sisiku terlihat tengah memakai jubah. Ia pun memberikan sebuah untukku yang langsung aku pakai dan tudungnya aku kenakan. Tampaknya ia menyadari ada beberapa orang yang mungkin mengenalnya makanya pada akhirnya memakai sedikit penyamaran, walaupun aku tidak tahu dari mana ia mendapatkannya.
"Ini untuk berjaga-jaga. Aku tidak ingin ada yang memergoki kita dan mengadu kepada Yang Mulia Raja tentang aku yang pergi diam-diam ke ibukota bersama ksatriaku. Daripada diriku yang terkena masalah, aku lebih khawatir kau akan terkena masalah karena hal ini. Ingat ya, Ryl. Panggil aku Yonghoon dan jangan menyebutku Yang Mulia Putra Mahkota selama berada di sini. Satu lagi, bicara dengan santai saja, seolah kita adalah pasangan kencan," ucap Yonghoon serius.
"Pasangan kencan?" ulangku terkejut dengan apa yang baru saja dikatakannya.
"Lelaki dan perempuan yang bukan bersahabat pergi berdua bukankah itu namanya kencan?" tanyanya balik dan masih tampak serius.
Ucapannya memang tidak salah. Tapi, kencan? Dengan seorang Putra Mahkota? Yang akan dijodohkan dengan perempuan lain di masa mendatang? Yonghoon benar-benar membuat posisiku menjadi sulit. Aku sama sekali tidak pernah ingin berada di posisi ini. Bahkan berdekatan dengan Putra Mahkota saja sudah membuat situasiku menjadi sangat sulit.
Dulu, aku memang diharuskan untuk berada di sisinya atas dasar perintah ayah angkatku. Namun, semakin berdekatan dengannya semakin membuatku khawatir akan melukainya. Saat ini aku hanya ingin menjadi sekadar teman untuknya, tidak lebih. Saat ini pun aku hanya ingin melindunginya bahkan walaupun itu akan mempertaruhkan nyawaku.
"Sudahlah, nikmati saja pasar malam ini! Mari kita berkeliling dan bermain sampai matahari terbit. Aku yakin ada banyak barang menarik yang bisa kita beli. Dan mungkin ada beberapa permainan juga yang layak dicoba," lanjut Yonghoon mengajakku dengan semangat.
Tanganku yang bebas kembali diambilnya dan ia menarikku semakin memasuki pasar malam. Banyak pedagang yang menjajakan barang serta jasanya. Sejujurnya, dalam hari biasa saja, aku jarang ke pasar. Tapi sekarang aku malah pergi ke pasar malam yang ramainya luar biasa, dengan suasana festival musim panas. Sejujurnya aku tidak terlalu terbiasa dengan suasana seperti ini. Tapi karena Yonghoon tampak sangat antusias, mau tidak mau aku tetap berada di sini.
"Tuan dan Nona di sana! Mari singgah ke mari. Ada banyak barang pasangan yang bisa kalian temukan di sini sebagai simbol cinta sejati!"
"Apakah mereka memanggil kita?" tanya Yonghoon sambil menoleh atas seruan dari seorang penjual barusan.
"Benar, Tuan yang Tampan dan Gagah! Mari ke mari!"
Senyuman lebar Yonghoon langsung tercetak kala mendengar panggilan dari penjual itu. Tanpa pikir panjang ia langsung mengajakku mendekati penjual tersebut, "Ayo, Ryl!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARYLLIS (ONEUS & ONEWE)
FanfictionNamaku Amaryllis. Aku adalah anak yang diadopsi oleh keluarga bangsawan yang terobsesi untuk menguasai kerajaan. Dengan berkat menjadi pemilik pedang suci, aku dilatih menjadi seorang ksatria. Dan keluargaku berniat menjadikanku ksatria yang akan me...