02

8.7K 163 7
                                    

Arini dan Ovi keluar dari ruang kerjanya memasuki lif dan berjalan anggun menuju loby kantornya.

Sepanjang perjalanan mereka banyak pasang mata yang mengamatinya. Banyak yang kagum tak sedikit pula yang iri dan diam diam membenci mereka terutama Arini.

Arini terkenal sebagai karyawan genius. Walaupun gak pinter pinter amat tapi setiap ada masalah besar atau kecil maka semua akan beres di tangannya.

Selain itu dia punya bakat menghibur. Tiap ada acara di kantor dia pasti terlibat mulai dari drama, menyanyi, dance dan dia juga bisa menari tradisional. Padahal Arini yang dulu boro boro menyanyi dan menari tiap naik ke panggung saja kakinya sudah langsung gemetar.

Satu rahasia Arini yang tidak di ketahui oleh siapapun termasuk Ovi sahabat dekatnya sendiri. Sebenarnya Arini adalah penulis konten dewasa. Polowernya cukup banyak. Beberapa karyanya juga sangat di minati pembaca. Arini memakai nama samaran tiap menulis. Dulu dia tidak pede jika harus memakai nama aslinya tanpa ia sangka ternyata karyanya lumayan bagus juga 😁

"Hay Rin..... " di tengah perjalanan ada cowok yang menghentikan langkah mereka.

Lumayan ganteng, mapan, jomblo, baik manager keuangan pula. Suami ideal menurut penilaian Ovi

"Hay Ton"

"Malming nanti jalan yuk!!!"

"Hehe... Maaf ya ga bisa soalnya aku udah ada janji ma Ovi" memasang tampang pura pura sedih  padahal Arini memang tidak niat jalan sama Anton

"Kalau hari minggu gimana?" masih usaha siapa tau Arini mau

"Sorry gak bisa juga hari minggu aku mau ke mall soalnya sama Ovi "

Anton melirik Ovi dengan dengan wajah putus asanya ini kali ke ratusan Kalinya Arini menolak Anton.

Sebenarnya bukan cuma Anton, Arini juga sering menolak peria peria lain yang mendekatinya. Bukannya sombong cuma dia benar benar tidak siap menjalin hubungan lagi dengan peria.

"Maaf ya Ton" ucap Arini tulus sambil memegang ke dua tangan Anton

"Ya... Gak apa apa kok" Anton pun mengerti jika memang dirinya sudah di tolak secara halus oleh Arini

"Kenapa gak pergi sama Dira aja? Kebetulan hari minggu dia ultah Ton. Walaupun Dira gak mau ngerayain tapi dia pasti senang kalau temannya ingat hari ulang tahunnya"

Anton dan Dira sudah berteman baik dari SMU. Arini tau jika Dira sebenarnya diam diam menyukai Anton. Tapi Anton  terlalu bodoh dan tidak peka pada perasaan teman baiknya itu.

"Oke. Trims ya Rin dah ngasi tau aku" Tuh kan kayaknya Anton lupa sama ultahnya Dira. Dasar cowok..... Emang gak pernah peka

"Ya"

"Mau pulang bareng?"

Ovi diam mematung melihat interaksi dua orang di depannya kejadian sperti ini sudah biasa baginya.

Diabaikan.

Tapi selalu di jadikan alasan dan kambing hitam oleh Arini. Bahkan dulu sampai pernah di gosipkan lesbi karena kedekatan mereka.

Untuk meredam gosip itu Ovi sampai harus mau menjadi pacar pura pura bosnya. Bos mesum yang selalu memanggil Ovi dikala turn on. Belum sampai jebol perawan sih tapi tetep aja Ovi harus telanjang dan melakukan blow job sampai bosnya muncrat.

Sialan.... Ovi mengutuk nasibnya. Bersahabat dengan arini kadang kadang membuatnya buntung

"Gak... Aku pulang bareng Ovi. Trims tawarannya Ton"

"Oke aku pulang duluan ya!!!"

"Eeemmm... Hati hati di jalan" Arini melambaikan tangannya

Anton pun pergi

"Sampai kapan kamu akan menjadikan ku alasan terus?? Umurmu udah hampir kepala tiga kamu gak kepengen punya pacar apa?" Omel Ovi

"Ngaca buk!!!" sarkas Arini

"Ye... Aku jomblo kan emang karena belum laku. Beda sama kamu. Banyak yang ngejar tapi semua di tolak"

"Males"

"Suatu saat mereka bakalan bosen ngejar kamu. Jadi perawan tua tau rasa kamu"

"Gak peduli. Kamu lupa kalau aku udah gak perawan lagi?" kata Arini sambil terus melanjutkan jalannya dan meninggalkan Ovi dengan wajah kagetnya. Bagaimana bisa Arini bicara sesantai itu tentag keperawanannya

"Huuff... Susah ngomong sama kepala batu" gumam Ovi sambil mengekori Arini.

Sebelum pulang mereka singgah di dagang bakso langganan mereka. Dua mangkok bakso sapi dan ayam sudah tersaji di meja. Ovi langsung melahap baksonya tanpa campuran kecap saos ataupun sambel karena penyakit maag yang di derita Ovi sudah lumayan parah jadi dia harus menjaga makanannya

Lain halnya dengan Arini dia selalu identik dengan makanan pedasi. Lihat saja sekarang entah berapa sendok cabe yang dia campurkan ke baksonya sehingga peluhnya sudah bercucuran. Ovi sampai tergidik ngeri   menatap Arini.

"Kamu makan bakso apa makan cabe sih??? Gak gosong emangnya tuh perut?" omel Ovi

"Kalau ada perut yang gosong karena makan cabe, gak mungkinlah ada cabe yang busuk di makan ulet. Uletnya kecil2 pula"

"Aduh ada aja jawaban mu Rin... Inget dokter udah membatasi kamu makan makanan pedes... Tar kalau maag mu kumat tau rasa kamu"

"Udah ah.. Jangan cerewet.. Sekali doang gak bakalan kumat kok"

"Susah ngurusin kepala batu"

"Hehehe"

"Rin"

"Eemmm"

"Si Dika nomernya masih kamu blok ya"

"Ya... Dia ngadu sama kamu?"

"Kenapa gak kamu terima aja sih rin? Udah 10 tahun dia deketin kamu. Tanpa ketemu, dia tulus kayaknya Rin ma kamu. Buktinya dia belum tau penampilan mu yang sekarang kan?"

"Tapi dia mesum. Paling cuma terobsesi pengen ena ena doang. Lagian aku gak suka ma dia"

"Kalau gak suka kenapa dulu kamu mau pacaran dan jadi partner sex by pone nya?"

"Aku nerima dia dan yang lainnya cuma sebagai pelarian. Hingga aku sadar semakin banyak punya pelarian semakin banyak pula rasa sakit hatiku. Bener kata kamu dia emang baik, tapi dia cuma terobsesi merasakan sensasi ml ma aku kayak apa. Itu bukan cinta Vi. Aku gak mau coba2 lagi dan berujung sakit hati"

"Heeeemmmm. Kalau gak bisa jadi pacar kan masih bisa temenan. Buka blok nya trus kalian omongin semua baik2"

"Kamu di tombok apa sih sama dia buat bujuk aku?"

"Gak ada kok!!!" sorry Rin dia udah bantuin aku ngeyakinin temen temen di grup tadi. Saat ini hanya dika yang mendukungku. Aku ngelakuin ini juga demi kebaikanmu Rin

"Pulang yuk.... "

"Langsung pulang apa mau mampir mampir lagi?" sebagai supir Ovi harus menanyakannya pada Srini takut entar udah sampai apartemen baru Arini minta ini itu.

"Pulang aja. Aku lagi males sampai apartemen aku mau langsung tidur"

"Rin...malam ini Aku gak tidur di apartemen ya"

"Kok gitu?

"Ya... Soalnya.....

"Pak Dio? Heran aku masih aja kamu ngeladenin dia. Pacar pura2... Umur udah tua cari pacar beneran napa?"

"Ehhh... Semua ini juga gara gara kamu tau! Coba kamu gak nempelin aku terus gak mungkin kita di gosipin lesbi. Dan aku gak mungkin nerima tawaran pak Dio buat nerima dia jadi pacar pura puraku"

"Hanya gosip gitu aja di pusingin..biarin aja kenapa?"

"Enak aja... Rugi dong aku entar gak ada cowok yang mau deketin aku gimana"

"Dari pada kayak gini...beneran di jebol kamu baru tau rasa"

"Biarin anggap aja test drive"

"Dasar sinting" umpat Arini

ARINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang