11

5.1K 86 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

"Vi yang kamu bilang ke Arian tadi....."

"Itu semua benar, please Rin terima Dio"

"Kamu tau kan kita musuhan? Tiap kali ngumpul pasti berantem? Lagian sebenernya cewek yang Dio suka itu bukan aku tapi...."

"Persetan sama cewek yang di sukai Dio, lihat dirimu aku yakin kamu lebih cantik dari dia" nada bicara Ovi meningkat membuat Arini kesel mendengar kata kata Ovi, seenaknya saja Ovi menjodohkannya.

Selama ini mereka sudah nyaman dengan kehidupan mereka sebagai wanita jomblo. Semua ini gara gara reuni pembawa petaka ini. Harusnya Arini tidak pernah kesini. Dia tidak perlu menjadi tunangan pura pura Dio dan dan terjebak dengannya. Mungkinkah sahabatnya ini salah paham mengenai ciuman yang kemarin.

"Ternyata selain bodoh kamu juga egois ya Vi?

"Apa maksudmu bilang aku bodoh dan egois, aku ngelakuin semua ini demi kebahagiaan mu tau?

"Gak perlu repot repot Vi... Kamu fikir saja dulu kebahagiaan mu sendiri aku bisa kok cari cowok sendiri"

"Mau berapa cowok brengsek lagi yang kamu pelihara?"

"Kamu kok ngomongnya gitu sih?" Arini mulai memanas

"Kalau aku gak ngomong mana mungkin kamu bisa sadar, jauhi Arian kalau kamu masih ingin aku jadi sahabatmu" ancam Ovi yang tidak kalah garangnya dari Arini

"Oke aku akan jauhi Arian tapi aku gak bisa terima Dio Vi.... "

"Kenapa? Dio baik, mapan gak kalah ganteng dari Arian"

"Dia gak cinta sama aku Vi... Aku juga gak cinta sama dia dan kamu gak bisa maksain perasaannya orang Vi" Arini semakin prustasi di buatnya

"Kalian bisa mencobanya Rin, percaya sama aku Dio itu cowok yang baik...."

Beginilah Ovi jika dia merasa benar maka dia akan terus memaksa sampai lawan bicaranya menyerah dan menurut padanya.

"Aku gak mau berhubungan dengan cowok yang udah menjadi bekas dari sahabatku sendiri"

"Ngomong apa kamu barusan? Barang bekas ?? ... Dio itu bukan barang" Ovi kesal krena Arini sangat keras kepala, gampang menyerah sebelum mencoba.

"Kamu yang nganggap dia barang di oper ke sana ke mari, kamu egois Vi" Arini kemudian pergi meninggalkan Ovi. Sekian lama persahabatan mereka inilah kali pertama mereka berantem. Semua gara gara cowok.

Seakur akurnya cewek kalau udah menyangkut cowok pasti akan berseteru juga. Bedanya Ovi malah merelakan orang yang dia cintai demi kebahagiaan sahabatnya.

Tepat jam 10 pagi Arini dan teman temannya kumpul di tempat parkir. Bima melakukan sedikit brifing sebelum mereka mulai mendaki.

Mata Arini memincing, ia melihat memar dan sedikit luka sobek di ujung bibir Arian, bukan cuma di bibir Arian tapi bibir Dio juga.

'Ada apa dengan bibir mereka? Apa mereka berkelahi?' timbul rasa cemas di hati Arini ingin ia segera menghampiri Ovi dan memberitahunya. Tapi kemudian Arini teringat dengan pertengkaran mereka barusan. Gengsinya membuat ia urung menghampiri sahabatnya itu.

"Sebelum kita naik kita akan melakukan sebuah game, aku dan beberapa teman sudah mengecek lokasi dan tingkat kesulitan medan di atas, jalannya udah bagus, ada tangga sepanjang perjalanan. Lokasi air terjun dari sini juga dekat. Jadi permainan ini benar benar aman."

"Permainan apa sih? Tanya Reva penasaran. Bima kemudian mengeluarkan borgol dan toples plastik berisi kertas kecil yang sudah di gulung gulung. Seperti kertas arisan ibu ibu PKK.

ARINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang